Tunggu pembalasan (34)

823 37 9
                                    

Zara duduk termenung menunggu Davin datang ,pukul setengah tujuh Zara sudah sampai di resto siput yang Zara janjikan
Hampir pukul tujuh namun Davin belum datang
Zara telpon pun tidak aktif handphone Davin
Zara meminum jus yang tadi ia pesan sambil menunggu Davin datang

Setengah jam berlalu

Zara menghela nafas berat
Ia celingukan mencari Davin , takutnya Davin sudah datang dan sedang mencari Zara
Namun keberadaan Davin tak terlihat oleh Zara
Baiklah mungkin Davin dilanda mancet
"Mbak,mau pesen lagi" ujar pelayan menaruh menu di hadapan Zara
Zara yang tak ingin malu dari tadi hanya duduk satu jam dan memesan satu jus pun mengiyakan saja
"Chocolate crime,cumi bakar " pesan Zara dan menyerahkan buku menu kepada pelayan yang sedang menulis pesanan Zara
"Tunggu sebentar ya" Zara mengangguk dan pelayan itu pergi melenggang

Setengah jam kemudian

Baik Zara bosan dan kesal
Zara tak ingin menunggu Davin lagi
Sudah satu setengah jam Zara disini dan tak jarang banyak yang menatap Zara malas hanya duduk dan hanya pesan beberapa menu saja
Zara membayar pesanannya dan mengambil tasnya dan pergi meninggalkan resto
Terlihat banyak orang lalu lalang di pantai
Walau hari semakin malam namun tak mengurangi banyaknya pengunjung
Terlihat lampu warna-warni di sekeliling pantai dan banyak pedagang dan pengunjung di pantai
Suasana ricuh akan pengunjung yang takjub akan pantai
Malam tak membuat mereka mengurungkan niatnya untuk bermain di pantai
Zara merasa ingin merasakan sensasi nyaman dan mencari ketenangan
Ia berjalan menuju bibir pantai
"Zara!" Teriak seseorang dari belakang membuat Zara refleks menoleh dan menatap dua sosok yang berlari dan berpegangan tangan bersama
Mereka berhenti tepat di depan Zara yang menatap tangan mereka yang bergenggaman
"Maaf kita telat" ucap Nisa
"Kita? Gue cuma suruh Davin bukan hama kayak Lo" sinis zara menatap tajam Nisa
"Udah-udah,jangan ribut. Tadi aku harus jagain Nisa ,mamanya gak ada,dari pada aku ingkar aku ajak aja Nisa,kasihan Nisa sendirian" jelas Davin membuat Zara ingin menebas leher mereka berdua
"Kasihan? Nisa? Jadi kamu gak kasihan sama aku? Nunggu dua jam! Telpon gak aktif!" Bentak Zara tepat di depan muka Davin
"Zara,malu banyak orang" ingat Davin merasa tidak enak akan tatapan dari beberapa orang
Davin mengajak Zara dan Nisa ketempat yang lumayan jauh dari sana
"Aku minta maaf,aku telat,tapi aku gak ingkar kan"

"Basi, urusin aja tuh cabe"

"Zar,kamu kenapa sih? Mau apa ? Jangan kayak gini!"

"Mau aku apa? Mau aku kamu kayak dulu lagi Davin! Selalu kumpul kita lagi! Disamping aku! Kamu sekarang gak pernah ada waktu buat aku! Karena apa? Karena jalang sialan itu!"

Plak

Zara merasakan nyeri pada sudut bibirnya dan panas di pipinya
Davin memandangi tangan nya yang refleks menampar Zara saat Zara menunjuk Nisa saat mengatakan 'jalang sialan' membuat Davin kesal ,dan Davin bingung sekarang
Nisa melihat itu menaikan alisnya tinggi bersorak gembira dalam hati
Nisa berpura-pura menangis dan menghampiri Davin
"Davin! Kamu gak boleh kayak gitu sama Zara" rengek Nisa menggelayut manja pada lengan Davin
"Why? Bukannya Lo seneng bitch" sinis Zara membelai pipi Nisa lembut dan memandang Davin yang juga memandang Zara intensif
"Tunggu pembalasan gua jalang" bisik Zara lemah lembut pada telinga Nisa membuat bulu kuduk nya berdiri akan hembusan nafas Zara yang panas hangat
Zara melangkahkan kakinya pergi dengan rasa kecewa akan Davin yang telat karena Nisa yang ingin selalu dengan Davin walau seribu cara
"Laper" tanya Davin kepada Nisa yang mati-matian berusaha memendam rasa kesal
"Iya..Nisa laper nih" adu Nisa pada Davin dan bergelayut di lengan Davin dengan wajah yang di imut-imutkan
"Ya udah ayo makan dulu" ujar Davin seraya mengacak-acak rambut Nisa dengan gemas dan merangkul Nisa menuju resto siput
Semua itu tak luput akan pandangan Zara di dalam mobilnya
Setetes air turun dari mata Zara
Ia mengusap kasar ,menancap gas kencang tak perduli akan beberapa kendaraan yang hampir ia tabrak
Yang hanya di rasakan Zara
Cuma kecewa,marah,dan muak
Hatinya terliputi akan rasa kecewa membuat otak Zara tak berfungsi baik

Brak
Cit

Zara mengerem laju mobilnya mendadak
Irama jantung Zara berdegup kencang
Bukan melihat hantu maupun Davin
Namun ia menabrak seseorang
Untung jalanan sepi,tapi Zara kini takut
"Duh..Zara bego! Kalo mati gimana?" Kesal Zara memukul stir mobil
Terdengar suara erangan dari belakang
Zara tak ingin di cap akan pengecut yang lari akan tanggung jawabnya
Ia turun dari mobil dengan langkah gemetar serta was-was akan jebakan begal
Terlihat seseorang yang terbaring lemah dengan erangan kesakitan memegangi perutnya akan perutnya yang terkena mobil Zara
Zara tak dapat melihat orang itu akan karena masker hitam yang di pakainya
Namun Zara bisa menyimpulkan bahwa ia menabrak lelaki
"Lo..gak papa.." takut zara ikut berjongkok
Tak ada jawaban selain erangan kesakitan
Zara kalang kabut sekarang
Ia ingin membantu,namun takut akan jebakan begal yang berpura-pura tertabrak
Namun jika tidak bertanggung jawab atas kejadian ini Zara akan menjadi pengecut

Uhuk..Uhuk..

Darah segar keluar dari mulut lelaki itu
Zara langsung membantu lelaki itu ke mobil dan membawa ke mansion nya ,tak mungkin akan kerumah sakit,akan jarak yang jauh
Ia takut akan terlambat membawa lelaki itu
Zara membaringkan tubuh lelaki itu ke jok mobil belakang
Zara kalang kabut langsung menancap gas kencang
Zara mengambil ponsel dengan cepat , untuk menghilangi orang mansion
"Paman! Tolong panggil dokter sekarang!"

"Non tidak apa-apa? Ada apa non?"

"Cepat Paman! Nanti saya jelaskan!"

"Ba-baik nona"

PSIKOPAT GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang