kenyataan yang terungkap dan berakhir dengan terusir(11)

1.2K 64 0
                                    

Mengikuti alur permainan yg dilakukan oleh Della dan Bella bertahun-tahun lamanya
Yang kejam di balas oleh yang lebih kejam
Yang picik dibalas dengan yang lebih picik
Senyum terukir di bibir nya
Zara baru saja mengirim Vidio kepada ayahnya tercinta
Tentu saja ia tak bodoh
Setelah mengirim Vidio itu dengan ponsel baru yang ia sediakan untuk meneror mereka
Zara ingin mengetahui betapa terkejutnya ayahnya membuka isi Vidio itu
"Ah,, mungkin sangat seru bila gue melihat langsung ekspresi wajahnya, setelah melihat vidio itu" serunya dengan santai
Setelah beberapa lama Vidio itu dilihat oleh Dimas
Terlihat dua centang biru tergambar di sisi kiri handphone nya
Senyum terukir lebih lebar
Permainan kedua baru saja ia laksana
Main cantik dan tak harus terburu-buru.
"Kayaknya ada perang dunia sebentar lagi, akhirnya..." Tawa senang keluar dari mulut nya
Membuat ruang kerja itu menggema

*
Pukul enam lebih lima belas menit
Zara sudah siap dengan seragam sekolah nya
Diruang tamu terdapat tamu tak diundang datang dengan santainya
Zara turun menggunakan lift menuju lantai satu
Terlihat sosok lelaki yang santai nya memakan kacang dengan TV menyala
Duduk sendiri di sofa dan beberapa maid yang membersihkan kulit kacang akibat ulah nya membuang sembarangan
Zara melangkah ke arah Davin yang masih sibuk dengan kacang di pangkuannya
"Ck,Lo buat mansion gue kotor " ujarnya setelah duduk di samping cowo itu
"Kan ada maid yang bersihin"
"Emang Lo yang gaji mereka"
"Gitu amat Lo ,Zar"
"Kenapa Lo pagi-pagi udah ke sini?"
"Jemput Lo lah"
"Siapa yang nyuruh?"
"Iya..gak ada sih"
"Udah buruan ,gue ada urusan"
"Sok sibuk Lo"
"Bacod"
Zara berdiri dan melenggang pergi disusul Davin dengan tas ransel coklat yang ia kenakan
Mobil Lamborghini merah milik Davin sudah terparkir di depan pintu masuk
"Paman,saya berangkat bersama Davin" pamit Zara kepada bodyguard bertubuh kekar dengan setelan hitam di pos satpam yang tengah bermain catur bersama satpam
"Baik ,nona,apa nanti di jemput?" Tanya nya dengan posisi yang masih sama
"Tidak,nanti saya pulang sedikit terlambat"
"Baiklah, hati-hati nona"
Zara mengangguk dan pergi menuju mobil di sampingnya
Ia duduk dan meletakkan tas ransel Nya di samping nya
"Yang lain mana?" Tanya Zara
"Udah di sekolah"
Mobil itu melesat dengan kecepatan rata-rata



*
"Cieee.. yang berangkat bareng" goda mereka saat melihat Davin dan Zara berangkat bersama
Hal mustahil bagi mereka namun itu dulu beberapa tahun lalu
Mereka menjadi pusat perhatian siswa siswi SMA Antartika
Zara yang masih geram dan menahan malu di depan umum membuat nya saling sendiri
"Gak usah salting juga lagi" sindir Lala yang membuat mereka tertawa
Kapan lagi menggoda dan menjahili teman nya ini
"Gak ya! Gue gak salting!" Elaknya tak terima
Baru saja datang sudah di'ciee-ciee oleh teman-temannya
Dan semakin menggodanya semakin membuat Zara dongkol
"Ya udah kelas yu" ajak vino dengan memeluk pinggang Lala posesif
Davin dan Zara berjalan di depan menuntun mereka menuju kelas
Pemandangan itu tak luput dari tatapan bingung sekaligus heran akan dua geng yang bermusuhan kini menjadi akrab
Tak perduli dan seakan acuh kepada mereka semua yang memperhatikan gerak gerik Zara dan Davin dkk mereka dengan santai berjalan menuju kelas
Memilih tempat duduk sesuka hati
Toh,gak ada yang berani protes akan perbuatan seenak  jidat mereka
Davin dan Zara duduk di bangku pojok belakang samping kanan . Di depannya vino dan Lala
Tak lupa Evi dan Dani
Niko dan Vina di bangku terdepan
Mereka tengah asik bercanda ria dan tak lama beberapa siswi masuk dan duduk di bangku mereka
Samar-samar Zara dan yang lain mendengar ucapan mereka
"Lo tau gak? Tadi kan gue mau jemput adek sepupu gue yang mau berangkat sekolah bareng, dan rumah sepupu gue tuh gak jauh dari mansion keluarga kak Bella. Gue dengar suara teriakan perempuan gitu, kayaknya lagi berantem deh" ujar salah satu siswi dengan rambut pendek hitam
"Salah dengar kali Lo. Masa keluarga Alexander berantem Sampek segitunya? Mustahil ah" sahut salah satu siswa yang berkacamata
"Ga mungkin kah. Gue tuh denger sendiri , rumah sepupu gue sebelahnya, jelas gue tau ,dan gue yakin deh"
"Jangan asal nuduh Lo".
"Gue gak nuduh ,gue denger suara perempuan nangis gitu dan kayak ada benda jatuh beberapa kali , kayaknya sengaja deh, gue juga denger bentakan pria gitu"
"Ah masa sih? Kalo iya, bakal trending nih topik"
"Ya gitu deh"

Di pojok sana Zara dan yang lain menyimak dengan seksama apa yang dibicarakan oleh beberapa siswi itu
Terukir indah senyum bahagia Zara
"Za,itu perbuatan Lo kan?" Tuding Lala yang membuat mereka menatap Zara yang masih tersenyum
"Gue rasa Lo tau" sahutnya santai
"Gila Lo, baru babak pertama langsung perang dunia,hahaha"
Mereka berkekeh kecil
Mungkin jika Zara disana menyaksikan langsung acara siaran langsung itu mungkin ia lebih bahagia sekarang





******
"Saya sudah gak percaya dengan omong kosong mu itu!" Ujar lelaki dengan murka
Mansion yang megah kini menjadi seperti kapal pecah
Terdapat beberapa serpihan kaca dan pecahan Gucci yang berserakan di lantai
Di depannya terdapat wanita berkepala tiga itu tengah menangis dengan tertunduk lesu
Para maid dan bodyguard hanya menyaksikan perang dunia kedua di hadapan mereka
"Hiks.. itu tidak benar..hiks.."
"Kamu fikir saya bodoh hah?! Jelas-jelas disini kamu sama anak kamu menggoda lelaki di clup ! Mau ngelak apa lagi hah?!" Bentak Dimas , emosi di ujung tanduk
Melihat istri serta anak tirinya hanya memakai bikini saja dan menggoda lelaki berhidung belang di sebuah clup
Jelas-jelas di Vidio itu terlihat sang istri nya dan anaknya tengah meliuk-liukkan tubuhnya dan mabuk-mabukan di tempat itu
"Sekarang angkat kaki dari mansion saya! Bawa anak sialan itu! Saya muak dengan kalian! Seharusnya saya tak percaya kepada jalang seperti mu! Mungkin anak saya masih ada disini menikmati kasih sayang dari saya! Saya mau kamu pergi!!" Ujar Dimas emosi, ia menyeret istri dan anak tirinya keluar dari mansion
"Sekarang fasilitas kamu saya ambil! Kamu datang dengan tangan kosong! Sekarang kamu pergi dengan tangan kosong juga! Saya tak Sudi memberikan sepeserpun kepada wanita ular seperti mu!" Dengan penampilan yang acak-acakan Della dan Bella pergi dengan berat hati meninggalkan mansion milik Dimas
Tangis masih meliputi mereka, sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian, Seorang Della dan Bella Alexander berpenampilan berbeda dengan biasanya yang cantik dan anggun
Sekarang mereka menjadi orang gelandang dengan pakaian kusut dan tangis yang masih menyelimuti mereka
"Aku yakin ini ulah Zara,ma" ujar Bella dengan tangan terkepal erat
"Mama bakal bales perbuatan anak pembawa sial itu!" Ancam Della dengan smirk andalannya
"Gue harus buat anak sialan itu menderita akibat mencari masalah dengan gue" batin Bella dengan percaya diri nya

PSIKOPAT GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang