Berubah (28)

819 52 1
                                    

Pagi ini Zara tak di jemput oleh Davin
Ia sudah menunggu Davin dari pagi sampai pukul 06.56
Ia menghela nafas berat,ia celingukan mencari mobil Davin
Ia duduk di post satpam depan mansion nya
Sambil menunggu Davin,ia memainkan kakinya yang ia ayung ke belakang dan depan
"Loh non gak berangkat? Kok masih disini non?" Tanya pak Ujang satpam
"Nunggu den Davin kayaknya pak" sahut Gebril bodyguard kepercayaan Zara
"Aduh,bapak keinget masa muda dulu,dulu tuh bapak sering anter jembut mbok Inah,tapi dulu gak ada motor,jadinya bapak jemput sama sepeda onthel bapak dulu" cerita pak Ujang di samping Zara seakan mengingat masa nya dulu bersama mbok Inah salah satu maid di mansion Zara yang memang istri dari pak Ujang
"Beda atuh sama sekarang pak,gak ada motor ya gak sekolah" balas Gebril
"Nona gak berangkat aja,udah jam tujuh Loh?" Tanya Gebril
"Ya udah ,saya berangkat" fine Zara seraya melangkahkan kakinya menuju mobil sport pink miliknya
Ia memasang wajah sedu
"Tumben Davin gak jemput? Apa sibuk ? Kok gak ngabarin gue ?"
Mobil Zara melesat dengan kecepatan tinggi
Memburu waktu agar tak terlambat
Ia tak pernah membuang waktu untuk hal tak berguna seperti menunggu
Menunggu adalah suatu hal yang sangat amat membosankan
Bak seperti pepatah
Waktu adalah uang, Jangan sia-sia kan waktu untuk hal yang tak berguna

Sampainya di depan sekolah gerbang sudah ditutup
Banyak murid yang berbaris rapi di lapangan akan hari ini hari Senin yang wajib upacara
"Maaf saya terlambat" ujar Zara saat melewati guru-guru yang berbaris rapi di depan para siswa
Upacara tetap berlangsung, Zara berbaris di belakang
Di depannya vino dan disampingnya Davin
Davin seperti orang tak bersalah akan tak menjemput Zara ataupun mengabari Zara ,Davin menatap lurus tanpa melirik Zara
Di depan Davin ,Nisa tersenyum sinis
"Liat aja ,gue bakal bales Lo,gimana rasanya diacuhkan sama orang yang kita sayangi?"
Nisa dengan polosnya melirik Zara yang menatap lurus bendera merah putih dikibarkan
Zara merasa kepalanya sangat pusing
Sakit,Zara meringis kesakitan, bak seperti tertusuk paku, kepalanya sangat sakit, pandangannya mengabur
Zara menggeleng kecil menghilangkan rasa pening melanda
Namun kepalanya tak bisa di ajak kompromi, bukannya membaik malah sebaliknya
Ia seperti terhenyung kebelakang
Dan pandangannya hitam
Sontak Davin di samping Zara pun panik
Tak terkecuali Lala,Evi,dan Vina
Vino di depan Zara terkaget saat mendengar orang jatuh
Ia melihat Zara tergeletak tak berdaya di atas lapangan
Davin menepuk pipi Zara ,namun tak ada respon
"Za! Za! Bangun"cemas Davin
Nisa melihat itu menggeram kesal
"Dasar dari dulu suka cari perhatian! Awas aja Lo!"
Nisa yang melihat Davin ingin menggendong Zara menuju UKS pun tak terima
Ia berpura-pura pingsan juga
Bruk
Nisa terjatuh membuat siswa siswi mengalihkan pandangannya ke arah belakang
"Nisa!" Panik Davin
Ia langsung menggendong Nisa ,tanpa memikirkan Zara
"Vin,tolong bawa Zara ke UKS" titah Davin membuat teman-temannya heran
"Lo gendong Zara aja,biar Nisa sama petugas PMR" ujar Lala sinis
"Udah cepet! Kasihan Zara" bentak Vina dengan mata berkaca-kaca
Ia memangku kepala Zara di pahanya
Vino tak mau ambil pusing sekarang
Sekarang bukan waktunya untuk berdebat
Dengan cepat vino menggendong Zara menuju UKS. Di ikuti oleh Lala serta yang lain.
Walau upacara sedikit berantakan, mereka tetap melaksanakan upacara
Vino membaringkan tubuh Zara di samping Nisa
Petugas PMR langsung memeriksa keduanya
"Kondisi Nisa tidak apa-apa, mungkin ia hanya kurang istirahat saja" jelas petugas PMR membuat Davin lega , ia takut akan sesuatu terjadi terhadap Nisa karena ia berjanji kepada orang tua Nisa untuk menjaga Nisa dengan baik
Namun ia juga cemas akan Zara yang terbaring lemah di atas ranjang
Wajah Zara pucat dan mata bengkak, ia merasa bersalah atas kejadian semalam
Tamparan keras dari Zara selalu teringat dalam benaknya
Petugas PMR langsung memeriksa Zara
Teman-teman Zara terlihat cemas saat petugas PMR memeriksa Zara
"Keadaan Zara gimana?" Panik Lala
Mereka merangkul Lala agar tenang
Petugas PMR itu memasukkan alat medis pada laci
"Dia hanya kecapean saja,dan seperti dia akhir-akhir ini banyak tekanan,dan kurang menjaga pola makan,jadi saya harap kalian menjaga dia dengan baik, dan tolong belikan makanan untuk Zara, sepertinya Zara belum sarapan"jelas petugas PMR
Mereka sedikit lega mendengar jika Zara baik-baik saja
Petugas PMR itu langsung pamit dan undur diri
"Za,bangun dong" parau Davin
Lala langsung memberikan minyak kayu putih dan mengusapkan pada bawah hidung Zara
Nisa yang masih berpura-pura pingsan mendengar penjelasan PMR bersorak gembira dalam hati , balas dendam kepada Zara sedikit demi sedikit pun berjalan lancar
"Dav,Lo beliin Zara bubur di kantin gih" kata Dani
Nisa tak terima jika harus Davin yang membelikan makanan untuk Zara pun berpura-pura terbangun dan kesakitan
"Sstttt,awww,sakit" drama Nisa seraya memegangi kepalanya,ia melirik ke arah Davin dkk yang menatap datar Nisa
"Nisa,Lo udah sadar? Jangan banyak gerak dulu Lo masih sakit" cemas Davin
"Awwww" pekik Nisa saat Davin mendekati nya
Ia berpura-pura kesakitan
Davin terlihat panik
"Lo gak papa?"
"Aku gak papa kok" balas bisa dengan senyum manis nya
"Alah! Alesan kan Lo! Dasar caper!" Bentak Lala
"Yang" peringat vino menggeleng kecil mengode Lala agar tak mencari keributan
Zara perlahan membuka matanya
Kepalanya sudah tak terlalu pening
"Gue dimana?" Ucap Zara membuat teman-temannya mengalihkan pandangannya
"Nih minum dulu" Lala menyerahkan air mineral ukuran sedang pada Zara
Zara hanya meminum sedikit, lalu ia melihat Nisa berbaring juga di sampingnya
Dan Davin memberikan semangkuk bubur dan segelas air putih pada Nisa
"Makasih" ujar Nisa pada Davin dan menerima mapan berisi bubur
"Habisin" balas Davin ,lalu Davin pergi menuju Zara
"Dav,Lo gimana sih? Tadi gue suruh Lo beliin bubur buat Zara bukan buat nisa!" Geram Lala menatap sinis Nisa yang tertunduk diam di atas ranjang
"Dav,ini kasih Zara aja,aku gak papa kok" ucap Nisa menyerahkan semangkuk bubur yang belum ia makan pada Davin
"Gak usah,gue aja yang beli baru,buat Lo aja" ucap Davin
"Gak usah" sahut Zara dingin
"Tapi kamu sa--"
"Gak usah sok perduli" potong Zara ketus
"Za,kamu kenapa sih? Kok berubah? Zara yang aku kenal bukan kayak gini" kata Davin
Teman-temannya hanya diam dan melihat . Mencerna semuanya
"Bukan aku. Tapi kamu." Ucap Zara penuh penekanan
Zara turun dari ranjang lalu berjalan keluar
Tangan kekar Davin menghalang langkahnya
"Lepas!" Bentak Zara dan menghempas tangan Davin
Teman-temannya tak mau ikut campur
Vino,Dani dan Niko masih di dalam UKS bersama Davin dan Nisa
Nisa tersenyum remeh pada Zara
Nisa fikir membalas dendam kepada Zara sangat sulit,namun nyatanya,ini sangat mudah
Lala,Evi dan Vina mengejar Zara yang berjalan menuju rooftop
"Za,Lo ada masalah sama Davin?" Tanya Evi setelah menjajarkan langkah kakinya dengan Zara
Zara diam menatap lurus acuh pada teman-temannya

PSIKOPAT GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang