LYM - 04

168 33 9
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 04

Written by ialn26_

Femi mengelus sayang surai milik Rena, gadis itu sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Femi mengelus sayang surai milik Rena, gadis itu sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri. Ia menyayangi Rena seperti ia menyayangi Alvin.

"Tadi katanya keluar mau beli sempol, sekarang makan sempol lagi, emang gak bosen?" tanya Femi heran.

Pasalnya tadi Alvin pamit keluar untuk mengajak Rena makan sempol, dan sekarang, setibanya di rumah, mereka kembali makan sempol yang dibeli oleh Ayahnya Alvin sepulang kerja tadi.

"Enggak," jawab Alvin dan Rena serentak membuat wanita paruh baya itu tersenyum.

"Ngaca coba, muka kalian udah kaya sempol," suara bariton itu berasal dari sosok Melviano Mahanipuna.

Di usianya yang sudah tak muda namun masih terlihat gagah dan ketampanannya tak termakan usia.

"AYAH!" Melvin terkekeh mendengar teriakan bak paduan suara yang kompak dari istri, dan putra putrinya. Iya, Rena juga putrinya. Ia selalu mengganggap Rena putri kandungnya, apalagi Melvin tidak memiliki anak perempuan padahal sangat menginginkan seorang putri.

Namun, memiliki dua putra bukan hal yang mengecewakan apalagi juga ada Rena yang sudah melengkapi.

"Alvin itu anak ayah. Hasil dari usaha ayah, dan terbentuk karena pembuatan adonan ayah. Jadi kalo Alvin kaya sempol ayah juga sempol dong!" Alvin menatap sengit ayahnya.

Mereka berdua ini selalu berdebat setiap saat, meski begitu bukan debat hal serius hanya sebuah bercandaan yang merekatkan keluarga.

"Heh, kamu kalo ngomong sama orang tua yang bener," tegur Melvin.

Alvin nampaknya tak menghiraukan, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamarnya.

"Dah, ah. Mau charger hp dulu," pamit Alvin berlalu.

"Yuk, Yah, kita duel. Aku udah gak sabar nyobain raket baru," ajak Rena pada Melvin.

"Ntar, ya? Ayah masih capek," tolak Melvin halus.

"Ih, Ayah! Tadi capek, sekarang capek, terus kapan gak capeknya?" Rena menatap kesal pada Melvin yang malah memejamkan mata dan bersandar pada sofa.

"Kapan-kapan," jawab Melvin dengan mata terpejam.

"Ayah gak asik!"

"Emang."

"Nyebelin!"

"Biarin."

Rena benar-benar frustasi kalo begini. Ah, iya! Ia teringat masih ada satu jurus pamungkas.

"Bunda, masa ayah gak mau main sama aku. Sebentar doang loh padahal, cuma mau nyoba raket baru aja, Bun. Bujukin Ayah dong Bun, mau ya? Please," rengek Rena dengan raut wajah yang dibuat semanis mungkin.

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang