Love You More © Kelompok 1
Chapter 51
Written by ialn26_
Alvin tengah berdiri di depan ruangan Liana. Cowok itu sedari tadi berjalan ke sana ke mari dengan raut gelisah.
Saat ini rasanya Alvin ingin memecah tubuhnya. Pikirannya terus terbagi pada Liana dan Rena yang tengah sama-sama berjuang untuk hidup.
Alvin masih menganggap ini adalah mimpi. Belum hilang keterkejutannya akan kondisi Rena yang tiba-tiba pingsan, ia kembali mendapatkan kejutan yang luar biasa mengerikan. Kabar bahwa kekasihnya mengalami kecelakaan dalam perjalanan pulang dikarenakan hujan begitu deras, dan taksi yang ditumpangi Liana hilang kendali sehingga menabrak pembatas jalan. Rasanya Alvin ingin sekali berteriak meminta tolong untuk segera dibangunkan dari mimpi yang amat menakutkan ini. Tapi lagi-lagi keadaan menamparnya bahwa ini semua nyata, bukan hanya mimpi atau delusi semata.
Setelah mendengar kabar bahwa Liana kecelakaan tadi Alvin segera bergegas ke rumah sakit sekaligus mengantarkan Rena yang tadi tidak sadarkan diri.
Ia memilih menunggui Liana karena Rena sudah bersama dengan papanya.
Alvin segera mendekat ke pintu ruangan kala seorang dokter pria keluar.
"Bagaimana keadaan anak saya Dok?" tanya mama Liana menuntut.
"Kondisi tubuhnya stabil. Tidak ada cidera atau luka dalam, hanya lecet dan lebam saja. Tapi mohon maaf sekali kami menyatakan Saudari Liana mengalami kebutaan. Pada saat kecelakaan ada pecahan kaca yang masuk ke dalam mata dan merusak fungsi kornea," jelas Dokter tersebut membuat Alvin lemas seketika. Sedangkan mama Liana sudah menangis dalam pelukan suaminya. Tak lama wanita paruh baya itu hilang kesadarannya. Dengan segera Papa Liana membopong istrinya dan di arahkan oleh salah seorang perawat untuk dibawa ke UGD.
Rivan dan Orlando yang berada di samping Alvin segera menahan tubuh sahabatnya itu.
"Vin, lo kudu tabah," ucap Orlando pelan.
"Apa itu bersifat permanen Dok?" tanya Rivan mewakili Alvin yang seolah tak memiliki tenaga.
"Dengan berat hati saya nyatakan iya. Tapi ada jalan agar Saudari Liana bisa melihat kembali. Yaitu melalui transplantasi kornea. Jadi bila ada pendonor dan cocok, Saudari Liana bisa mendapat penglihatannya kembali," jawab Dokter tersebut.
"Pasien sudah bisa dijenguk, hanya saja mungkin dia belum bisa menerima keadaannya saat ini. Untuk itu tolong keluarga dan kerabat harus sabar dan selalu memberi dukungan. Kalo begitu saya permisi dulu," sambung Dokter tersebut kemudian berlalu pergi.
Alvin menatap kosong ke depan membuat Rivan dan Orlando menatap iba sahabatnya itu.
"Harusnya tadi gue gak suruh Liana pulang. Harusnya tadi gue minta dia main ke rumah gue aja. Atau kalau enggak gue yang nganterin dia, bukannya malah biarin dia pulang naik taksi. Salah gue. Ini semua salah gue," ucap Alvin penuh penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...