LYM - 12

113 21 4
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 12

Written by ialn26_

Pelajaran sosiologi tengah berlangsung di kelas Rena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelajaran sosiologi tengah berlangsung di kelas Rena. Tapi gadis berpipi chubby itu sama sekali tak menyimak materi yang diterangkan oleh guru. Rena sibuk meletakkan pensil di antara jepitan bibir yang dimanyunkan dengan hidung mungilnya.

Pikirannya terus berkelana mengingat kejadian tadi pagi yang sukses membuat mood down. Kedatangan mamanya benar-benar menghancurkan sarapan indahnya bersama sang papa.

Membahas tentang Adhi, Rena tiba-tiba tersenyum. Ia mengingat di mana saat mamanya hendak melayangkan tamparan kepada dirinya, papanya mencegah. Meski dengan alasan hanya tak suka melihat kekerasan di depannya, tapi Rena bahagia. Setidaknya ia tahu papanya masih peduli.

Belva mengernyit menatap heran pada teman sebangkunya. Ia heran bagaimana gadis itu memasang wajah cemberut kemudian tersenyum. Tatapan mata Rena juga terlihat kosong.

'Kesambet penunggu mana nih anak?' tanya Belva dalam hati.

Belva mengambil pensil yang diletakkan di atas bibir Rena. Ia mengernyit heran saat Rena tak bereaksi sama sekali.

"Pssst ... Ren," panggil Belva pelan.

Jangankan menanggapi, Rena bahkan sama sekali tidak menoleh. Seolah gadis itu sedang hanyut dalam dunia yang ia ciptakan sendiri.

"Rena! Oi, Ren,"panggil Belva lagi sambil mencolek lengannya.

"Hm." Hanya deheman yang didapat Belva. Rena sama sekali tidak memutar kepalanya Menatap Belva. Gadis itu masih asyik menatap entah kemana dengan pandangan kosong.

Belva mendengus kesal. Ia kemudian mencubit pipi Rena membuat sang empunya memekik kesakitan.

"AWSHHHH ... SAKIT BELVA!" pekik Rena dengan suara keras membuat semua penghuni kelas termasuk guru mengalihkan perhatiannya pada Rena.

Belva merutuk dalam hati. Kenapa ia lupa bila mulut sahabatnya itu susah untuk dikendalikan. Tamat sudah riwayatnya setelah ini.

"Rena Kamania, kenapa kamu teriak-teriak? Kamu pikir ini hutan, ha?!" tanya guru lelaki paruh baya itu sambil membenarkan letak kacamatanya.

Rena menatap Pak Anhar dengan raut kesal.

"Belva nih, Pak," ucap Rena sukses membuat mata Belva membola.

"Masa saya lagi enak-enak ngalamun bayangin di kelonin sama Ji Chang Wook, terus tiba-tiba buyar gara-gara pipi saya dicubit sama Belva. Bayangkan, Pak ... bayangkan! Gimana saya gak sakit hati, Pak?! Sudah merusak kebersamaan saya dengan selingkuhan saya, terus Belva juga melakukan kekerasan kepada saya. Jika Bapak yang ada di posisi saya gimana, Pak?" sambung Rena membuat seluruh kelas menahan tawanya. Benar-benar ajaib tingkah gadis ini.

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang