LYM - 22

117 17 24
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 22

Written by ialn26_

Rena merebahkan tubuhnya di sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena merebahkan tubuhnya di sofa. Entah mengapa akhir-akhir ini ia merasa mudah sekali lelah. Tubuhnya kerap kali lemas bahkan kadang pusing hebat tiba-tiba melanda. Mungkin, karena terlalu banyak beban pikiran. Masalah keluarga dan juga broken heart yang di alaminya benar-benar membuatnya hampir depresi.

Rena memegang dadanya yang terasa nyeri. Seperti ada yang menekan, Rena kesusahan bernapas. Gadis itu menghembuskan napasnya pelan-pelan, berharap keadaannya mampu seperti semula.

"Huh ...huh ...."

Rena mencengkram pinggiran sofa kuat menyalurkan rasa sakitnya. Hampir 10 menit, hingga akhirnya Rena bisa bernapas seperti semula.

"Kenapa coba gue, tiba-tiba bengek gini," gumam Rena.

"Apa sakit hati efeknya emang sesek napas gini ya?" tanya gadis itu entah pada siapa.

Rena memejamkan matanya berusaha menyelami alam mimpi. Tapi suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, memaksa matanya terbuka lagi.

Rena langsung duduk tegak saat melihat siapa sosok itu.

"Kalau mau tidur jangan di sofa. Sudah ada kamar jadi pergunakan sebagaimana fungsinya," ujar seorang lelaki paruh baya yang  tak lain adalah papa Rena.

Rena mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia memandang heran papanya.

"Emm, kok tumben jam segini udah pulang, Pa?" tanya Rena sedikit ragu.

Lelaki paruh baya itu menghentikan langkahnya. Ia menatap Rena dengan pandangan tak terbaca.

"Perlu saya jawab?" Bukannya memberi jawaban, tapi lelaki paruh baya itu malah balik bertanya.

Rena meneguk ludahnya susah payah. Dengan gerakan kaku, gadis berpipi chubby itu menggelengkan kepalanya.

Rena memandang sendu punggung papanya yang lenyap di balik pintu ruang kerja.

"Pulang kerja masuk ke rumah langsung ke ruang kerja lagi. Kerja terus, gue kapan?" ujar Rena lirih

Rena berdecak pelan. Lantas, gadis itu berdiri hendak pergi ke kamarnya, tapi suara Bi Imah menghentikannya.

"Non, di luar ada temennya," ujar Bi Imah membuat Rena mengernyit heran.

Malas berpikir, Rena mengangguk. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju pintu. Matanya membelalak mengetahui siapa yang berdiri di depannya.

"Lo ngapain kesini?" semprot Rena garang.

Sosok dihadapan Rena berdecak kesal.

"Orang kalo bertamu itu disuruh masuk, bukan malah ditanya gitu,"

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang