Love You More © Kelompok 1
Chapter 36
Written by ismimd_
Rena pulang bersama Megan, terpaksa.
Garis bawahi, TERPAKSA.
Megan memaksa Rena untuk pulang bersama, karena hanya ingin lebih dekat dengan gadis berpipi chubby di boncengannya itu. Megan menepikan motornya ketika Rena menepuk bahunya berkali-kali. Ia bertanya pada Rena begitu gadis itu turun dari motor.
"Gue laper, pengen makan sempol, haha." Rena tertawa, merasa lucu dengan kalimatnya. Kening Megan sampai bergelombang heran, tetapi tersenyum kemudian.
"Ah, anjim susah." Rena mendengus ketika tali helm susah ia buka, padahal sempol tak jauh darinya sangat menggiurkan. Rena ingin makan, astaga.
"Sini gue bantu," tawar Megan membuka tali helm Rena.
Rena yang merasa jarak wajah Megan terlalu dekat dengannya membuat Rena menahan napas. Bahkan napas hangat Megan terasa mengembus ke pipinya. Rena mengerjap pelan memerhatikan wajah Megan di dekatnya. Oh, sial, Rena sampai menarik sudut bibir hanya karena Megan.
"Kenapa? Helmnya udah lepas, tuh. Katanya mau makan, sana." Megan menyimpan helm yang dikenakan Rena di jok belakang.
Rena mengernyit mendengar ucapan Megan yang seperti mengusir. "Temenin gue, lah. Eh, nggak, nggak, bayarin gue aja sekalian." Rena tersenyum lebar hingga gigi rapinya menyilaukan mata Megan yang memerhatikan Rena.
Megan mendengus, "Lah, enak aja lo."
Rena memasang wajah memelas dan memohon layaknya anak kecil yang meminta dibelikan sempol untuk stok makan satu tahun hidup. "Yah, gue 'kan orang miskin yang perlu dikasihani sama lo, Megan. Gue belum makan setahun, nih, laper."
Megan menyunggingkan senyuman sok takjub. "Kuat banget lo, Ren. Kalau gitu ... nggak makan satu hari aja pasti kuat, 'kan? Nggak bikin mati, kok, setahun nggak makan aja lo masih hidup."
"Nggak gitu konsepnya, Megan!" geram Rena gemas ingin menjahit mulut Megan yang senantiasa membalas ucapannya. Menyebalkan, seharusnya dirinya yang seperti itu. Eh?
"Ya udah kalau nggak mau nemenin, gue mau ngehutang aja sama kang sempolnya," terang Rena membalikkan badan dan meninggalkan Megan yang masih di atas kuda besinya.
"Eh? Masih kecil, jangan sok hutang-hutangan lo, Ren," teriak Megan. Cowok itu tak bisa meninggalkan Rena begitu saja, dia membuka helm dan mematikan mesin motornya sebelum mengejar Rena yang saat ini memesan makanan di salah satu pedangan kaki lima.
"Pesanan dia biar saya yang bayar, Pak." Megan mengutarakan hal itu pada Bapak yang tengah menyiapkan pesanan Rena.
"Lo beli berapa porsi?" tanya Megan di sisi Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...