LYM - 27

112 16 25
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 27

Written by ismimd_

Tatapan Alvin amat sulit untuk Rena definisikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan Alvin amat sulit untuk Rena definisikan. Namun, Rena merasakan kekecewaan pada diri Alvin. Rena tak mengerti, tetapi Alvin menyalahkannya atas Liana yang saat ini masih tak sadarkan diri.

Hati Rena teriris, luka di dadanya seakan semakin menganga lebar mendapatkan luka dari orang yang sama. Rena tak bisa melakukan apa ketika Alvin semakin mendekat dan mendorong bahunya pelan.

"Seharusnya dari awal gue nggak perlu minta bantuan lo buat jagain pacar gue, karena lo memang nggak becus untuk hal itu. Lo selalu lalai dan ceroboh Rena. Sikap kekanak-kanakan lo itu bisa merugikan orang lain," jelas Alvin dengan nada yang naik satu oktaf. Cowok itu menekan bahu Rena menggunakan telunjuknya dengan jengkel. Tak habis pikir dengan tingkah sahabatnya.

"Ubah dong kebiasaan buruk lo!" Alvin mendorong bahu Rena sekali lagi hingga perempuan yang menunduk itu mundur selangkah. "Demi gue, Ren. Demi semua. Lo bisa, 'kan? Itu cuma pengorbanan kecil, lho."

'Cuma perngorban kecil, ya?' batin Rena tertawa miris. Netra yang berembun miliknya melirik Alvin sekilas sebelum kembali menunduk meremas jari-jarinya. Rena tak ingin seperti ini—tak melakukan apa pun.

Namun, melihat Alvin yang mencoba meredam emosinya membuat Rena enggan berbicara. Takut membuat Alvin sensitif dan lebih emosi. Ia tak ingin menjadi pelampiasan rasa marahnya Alvin.

"Ren, tolong, lah. Kalau gue minta satu hal, lo lakuin dengan bener. Memangnya susah?" Alvin kembali berbicara dengan jengkel. "Padahal gue nggak pernah minta apa pun dari lo, tapi kenapa ketika gue minta jagain cewek gue aja, lo nggak bisa?" Alvin nyaris berteriak jika saja netranya tak melihat Rena yang semakin menunduk dalam.

Alvin berdecak ketus.

"Maaf kalau gue nggak bisa diandelin buat jaga Liana, tapi gue udah usahain yang terbaik, Alvin." Rena menahan isak tangisnya yang mungkin bisa ke luar saat itu juga. Dia tak mau menangis di depan Alvin saat ini.

Hatinya mungkin terluka, tetapi ia harus baik-baik saja.

"Yang terbaik apanya, sih, Ren?" tanya Alvin jengkel. Keningnya bergelombang mempertanyakan satu kalimat yang diutarakan Rena. "Liana aja masih nggak sadar karena ulah lo. Lo kekanak-kanakan Rena, lo nggak pernah dewasa. Sekali-kali lo harus ngerti keadaan sekitar lo. Jangan jadi beban doang."

"Gue bukan beban Alvin!" balas Rena tak rela dicela seperti itu. Ia tahu dirinya ceroboh dan seenaknya, tetapi dia juga tahu porsinya.

Apanya yang harus dewasa jika dituntut fokus untuk satu orang? Apanya yang kekanak-kanakan jika Rena membantu Liana? Apanya yang menjadi beban jika Rena sama sekali tak berusan dengan Alvin? Apa yang harus Rena lakukan jika Alvin terus menyalahkannya? Apa takdir memang tak merestui kisahnya?

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang