Love You More © Kelompok 1
Chapter 49
Written by Imah224
Setelah beberapa hari pulang dari rumah sakit, Rena lebih banyak mengurung diri di dalam kamar. Ia hanya keluar kamar saat Megan datang mengantar makanan untuknya atau saat Mbok Imah memintanya untuk makan. Itupun harus dipaksa. Rena sama sekali tak berselera saat melihat makanan.
Jam di kamarnya menunjukkan pukul tujuh malam. Seperti biasanya, Rena hanya berbaring di kasurnya. Handphonenya tergeletak begitu saja di sampingnya.
Mata sayu dengan wajah yang pucat. Ditambah lagi dengan sering melamun, agaknya membuat kondisinya semakin parah.
Pintu kamarnya diketuk, Rena menoleh sebentar. "Masuk aja, Mbok. Pintunya gak Rena kunci, kok," sahut Rena dari dalam.
Wanita paruh baya itu masuk dan menghampiri Rena. Ia duduk di samping tubuh Rena dan kemudian menyentuh kepala Rena.
"Badan Non Rena masih agak panas. Wajah Non juga pucat banget. Non Rena sakit apa, sih? Kok udah beberapa hari ini gak sembuh-sembuh?" tanya Mbok Imah beruntun.
"Rena gak apa-apa, Mbok. Sebentar lagi juga sembuh."
"Gak mau ke rumah sakit aja, Non? Biar dirawat sama dokter. Siapa tau Non bisa cepat sembuh," saran Mbok Imah.
Rena menggeleng. Ia tak mau di rumah sakit dan mencium bau obat-obatan. Di sana ia hanya berbaring. Karena itulah rumah menjadi tempat ternyaman buat Rena.
"Tadi Den Megan telpon Mbok, katanya gak bisa ke sini. Dia juga udah nelpon Non Rena, tapi gak diangkat."
"Handphone Rena sengaja Rena matiin, Mbok. Biar aja lah, Megan pasti capek, tiap hari kesini ngurusin Rena. Dia juga perlu istirahat," sahut Rena.
"Temen Non itu perhatian banget lo. Dia baik banget sama Non," ucap Mbok Imah memuji Megan.
Megan memang baik dan bahkan sangat baik. Cowok itu yang selama ini menemani Rena. Megan juga satu-satunya orang yang tau tentang penyakitnya selain dokter yang merawatnya.
"Dia bilang makanan Non harus dijaga biar cepet sembuh. Tadi Mbok udah bikin bubur buat Non. Sama Mbok juga udah beliin jeruk. Nanti Non makan ya," ucap Mbok Imah.
Lagi-lagi Rena harus makan bubur. Ia bosan. Beberapa hari ini makanannya hanya bubur. Ia tak boleh memakan makanan lain. Ia ingin seperti dulu, bisa makan apa saja.
"Obatnya masih ada kan, Non? Sesudah makan jangan lupa minum obat ya," tanya Mbok Imah.
"Mbok mau pulang dulu," sambungnya.
"Iya, Mbok. Hati-hati, ya."
Baru saja Mbok Imah membalikkan badannya, ia teringat sesuatu. "Oh iya, Non. Papa Non Rena kapan pulang? Udah hampir sebulan pergi?" Wanita itu tiba-tiba teringat pada Adhi yang sudah pergi tiga minggu lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...