Love You More © Kelompok 1
Chapter 06
Written by ismimd_
Mbok Imah diliburkan ketika hari libur, maka dari itu Alvin harus ke rumah Rena memastikan bahwa rumah tetangganya itu tidak berantakan. Namun, dapurnya cukup berantakan dengan beberapa peralatan dapur dibiarkan tergeletak di sembarang tempat, bumbu masak yang tak diletakkan kembali pada tempatnya, wastafel yang diisi alat makan, dan lemari pendingin yang terbuka kecil.
Alvin menghela napas, hari ini ia harus membereskan kekacauan yang dibuat Rena. Perempuan itu punya keinginan memasak, tetapi tak ada keinginan untuk membersihkan. Sosok pemalas yang terkadang membuat Alvin jengkel.
Cowok yang saat ini mengenakan kemeja biru itu membersihkan dapur Rena hingga bersih, tak lupa menyiapkan sarapan yang sudah tersaji di meja. Tadi, Alvin menghangatkan makanan yang berada di lemari pendingin dan masakan Rena memang lezat. Setidaknya, Rena masih memiliki kelebihan.
Alvin menaiki anak tangga setelah urusan di dapur selesai, ia mengetuk pintu milik Rena, tetapi tak ada sahutan. Kemudian, ia masuk dan netranya menangkap sosok yang masih bergelut dengan selimut. Alvin hanya mengulas senyum maklum.
Cowok itu menggoyangkan bahu Rena beberapa kali. "Bangun, Rena. Udah pagi," katanya.
Tak berhasil, ia menekan-nekan pipi Rena beberapa kali. "Renaa, bangun," katanya berbisik. Ia terkekeh melihat Rena menggerang dan menyingkirkan tangannya. Alvin kembali menekan pipi gembul Rena sekali lagi.
"Rena Kamania, udah pagi."
"Berisik, gue masih ngantuk, _hoam._" Rena kembali menyingkirkan tangan Alvin. Pemuda itu cengegesan dan semakin sengaja menjahili Rena hingga selimut tebal menutupi seluruh tubuh Rena. "Pergi lo!" usir Rena tak mau diganggu. Padahal, ia baru saja tertidur dua jam yang lalu.
Malvino Mahanipuna menyerah dan membiarkan sahabatnya tertidur, sedangkan dirinya membereskan kamar Rena bak kapal pecah dengan bungkus makanan di mana-mana. Ia mengambil keresek sampah dan memungutinya, lalu menyapukan serta mengepel kamar Rena hingga layaknya kamar perempuan.
Begitu jendela kamar dibuka dan cahaya matahari berlomba-lomba masuk ke ruangan, Rena di tempat tidur semakin menggerang dan mencoba menutupi wajahnya dengan boneka beruang cokelat pemberian Alvin.
Cowok itu tersenyum mengingat hari ulang tahun Rena ke–8 dan kado darinya masih disimpan. Masa itu masih tak ada boneka beruang sebesar manusia. Mungkin ulang tahun ke–17 Rena, Alvin bisa membelikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...