LYM - 23

111 20 18
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 23

Written by FebrianiWijaya21

Rena mendengus kesal, mata coklatnya mengarah pada cowok yang kini tengah bersandar di samping mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena mendengus kesal, mata coklatnya mengarah pada cowok yang kini tengah bersandar di samping mobilnya.

Megan, cowok dengan cengiran khasnya itu tengah melempar tatapan sok imutnya pada Rena.

"Apa? Ngapain lo pagi-pagi kesini?" Rena memutar bola matanya. Megan tersenyum lebar, Rena terlihat benar-benar menggemaskan sekarang.

"Ayo berangkat bareng gue," ujar Megan. Rena menaikkan sebelah alisnya, cewek itu kesal.

Rena menggeleng seraya berjalan meninggalkan Megan, membuat cowok itu langsung mencekal pergelangan tangannya.

"Apa sih?" Megan tidak terkejut lagi jika mendengar suara Rena yang naik satu oktaf saat berbicara padanya.

"Berangkat bareng gue ya? Oke?" Megan memasang wajah memohon, tangan kekarnya masih setia memegang pergelangan tangan Rena.

Rena menatap intens manik mata Megan, membuat cowok itu jadi gelagapan sendiri.

Rena berdecak pelan, lalu berjalan memasuki mobil Megan. Menurutnya, mau ditolak sebanyak apapun, cowok tengil itu pasti akan tetap memaksa.

Megan terdiam sejenak, Rena kenapa jadi mudah luluh begini?

"Woi, jadi gak?" Rena menyembulkan kepalanya lewat jendela, Megan menoleh lalu berlari kecil menuju pintu kemudi.

Sepanjang perjalanan Megan banyak berceloteh menceritakan semua pengalamannya. Sedangkan Rena, cewek dengan poni menjuntai itu hanya membalas dengan dehaman pelan.

Sampai keduanya tiba di sekolah pun Megan masih berceloteh, Rena menunduk dalam, tangannya mengepal, Megan baru saja membuatnya malu.

Lihatlah, sepanjang koridor memperhatikam mereka, sibuk menahan tawa saat Megan merentangkan tangannya.

"Bisa diem gak? Lo bikin malu tau gak!" Megan terdiam, matanya berkedip lucu saat mendengar suara Rena barusan.

'Ya ampun, kenapa bisa lucu sih ni anak?' batinnya.

••••

Belva menarik lembut tangan Rena, membuat cewek berkuncir kuda itu mendengus kesal. Belva memasang cengiran khasnya saat mendapati Rena yang menatap tajam kearahnya.

"Ngapain, sih?" tanya Rena. Belva memutar bola matanya malas, Rena ini memang tidak mendengar pengumuman barusan atau memang sengaja tidak mau mendengarkan?

Bukannya tidak mendengarkan. Hanya saja, ponselnya lebih penting daripada suara Angga yang memenuhi setiap sudut sekolahan.

Kedua anak manusia dengan paras cantik itu mengambil barisan paling belakang, alasannya karena panas.

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang