#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok1
•••
Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tring!
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua murid tampak berhamburan keluar kelas. Namun, beda dengan Rena dan Belva yang lebih memilih untuk menunggu kelas sepi.
Setelah keadaan sudah cukup sepi, keduanya pun keluar dari kelas.
"Ren, ntar sore gue kerumah lo, ya?" Belva berkata sambil memakai tas ranselnya.
"Mau ngapain?" tanya Rena.
"Nggak ngapa-ngapain, sih. Gue cuma bosen di rumah, Ren. Nyokap sama Bokap gue pergi keluar negeri soalnya," jelas Belva.
"Hmm ... ya udah, deh. Jam 4-an aja ya. Soalnya gue sama Alvin mau pergi dulu," ucap Rena sambil menyengir.
"Iya."
"Oke, kalau gitu gue duluan ya, Va." Saat Rena hendak melangkah pergi, Belva kembali menahannya.
"Ren, tunggu!" cegah Belva yang menyusul Rena.
"Kenapa?"
"Gue mau nanya. Lo ... suka ya sama Alvin?" tanya Belva yang kini sudah sejajar langkahnya dengan Rena, tanpa basa-basi.
"Pertanyaan yang konyol. Mana mungkin gue suka sama Alvin, kan Alvin sahabat gue," elak Rena.
"Beneran? Tapi kok gue ngerasanya lo sekarang lagi bohong, ya?" Belva memberhentikan omongan nya ketika menyadari bahwa tak lagi di samping dirinya.
Belva memutarkan badannya dan melihat Rena sudah jauh meninggalkannya. Ia pun memutuskan untuk mengikuti temannya itu.
Flashback on
Beberapa menit yang lalu.
'Belva ngoceh apaan, sih? Kenapa dia bisa berpikiran kayak gitu?' batin Rena.
Hahaha!
'Suara ketawa itu kok ... kayak suara Alvin, ya?' kata Rena di dalam hatinya kembali.
Karena penasaran, Rena pun berjalan menuju sumber suara tersebut. Dan langkahnya terhenti di taman yang berada tak jauh dari lokasi parkiran.
