Love You More © Kelompok 1
Chapter 13
Written by ismimd_ pena_samudra
Perempuan berambut sebahu itu memilih menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan yang tersimpan di atas meja. Rena kembali menangis tanpa suara di perpustakaan. Rasanya sesak dan terasa sangat menyakitkan.
Akhir-akhir ini Rena sering menangis hingga matanya sembab. Alasannya tak jauh dari keluarga dan sahabatnya. Rena menjadi sosok cengeng jika sesuatu di dekatnya terasa menyinggung. Rena tak bisa menahan sesak yang kian menumpuk, sehingga ia memilih menangis dalam diam dikesendirian.
Rena rasa, beberapa jam lalu rasa bahagianya kembali, tetapi dalam waktu singkat saja rasa yang sering hinggap di dada kembali mendekapnya. Rena tak bisa mengeluh pada Alvin jika sahabatnya kembali ingkar karena itu hak Alvin ingin dekat dengan siapapun.
Tak ayal, rasa tak rela juga hinggap di dada melihat Alvin bersama orang lain, terlebih dengan Liana Sarasmitha yang menjabat sebagai ketua cheerleaders di SMA Andromeda. Selain populer di kalangan para remaja lelaki, terkadang para perempuan juga iri atas paras nyaris sempurna milik perempuan berbadan ramping itu.
Tak salah 'kan bila Alvin menyukai Liana?
Rena menghela napas lelah memikirkan semua hal yang membuat ia sesak sendiri. Ia mencoba menata hatinya yang berantakan sendirian meski berakhir tak ingin melakukan apa pun di perpustakan. Hanya mencari posisi nyaman di meja agar ia bisa tertidur.
"Lo kenapa, sih, Ren?" tanya Orlando ketika cowok itu kembali dari rak lain. Rena yakin bahwa cowok itu tak membaca buku sama sekali. "Aneh banget lo. Kagak ngejek gue cacing lagi?" Orlando kembali bertanya. Mencoba memancing emosi temannya karena melihat Rena seperti ini, rasanya kurang.
Rena mendelik dan mengubah posisinya untuk tak melihat Orlando. Melihat cowok itu saja ia jadi tak bergairah, apalagi dengan candaan tak bermutu milik cowok itu.
"Heh, lo tuh yang semangat dikit, kek. Lesu banget kayak orang yang nggak dikasih asupan kasih sayang. Haha." Orlando terbahak tak jelas.
Rena mendelik malas mendengar Orlando yang cengegesan ketika ditegur oleh pengurus perpustakaan. Perasaan Rena sedang sensitif, bahkan saat Orlando menyebutnya kurang asupan kasih sayang saja hatinya kembali terluka.
"Heh, Ren. Gue lagi baik, nih, mau gue beliin sempol nggak?" tawar Orlando.
"Di sekolah nggak ada yang jualan sempol," ketus Rena. Cowok yang mengambil tempat di duduk di depannya itu mendengus. Rena tak mau menatap Orlando, kaca transparan di sisi kanannya lebih menarik.
"Gue beliin di luar." Orlando bersikeras. Rena tak tahu alasan Orlando menawarkan makanan favorit dirinya, tetapi ia mendelik, "Sekolah mana izinin."
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...