Extra Part

384 22 19
                                    

Love You More © Kelompok 1

Extra Part

Written by ialn26_


Hari berlalu dan waktu terus berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari berlalu dan waktu terus berjalan. Sudah sebulan lebih setelah kepergian Rena tapi Alvin seolah belum bisa menerima. Rasa kehilangan mendominasi diri.

Bukan tak ingin mengikhlaskan tapi Alvin tengah terjebak dalam kubangan penyesalan. Andai ia bisa memutar waktu, ia ingin sekali mengucap kata maaf pada Rena. Namun semua hanya pengandaian yang mustahil mewujudkannya.

Kini yang Alvin bisa lakukan hanya menangis dan menggumam menyampaikan permintaan maaf di atas nisan Rena. Tapi apakah hal itu berguna? Apakah timbunan tanah dan batu nisan akan menjawabnya maafnya? Tentu saja tidak. Hanya orang gila yang akan berpikir hal serupa.

Alvin menatap selembar kertas yang belum berani ia buka. Selembar kertas nan begitu berharga. Benda ini adalah titipan terakhir dari Rena Kamania.

Alvin menghembuskan napasnya pelan. Ia tengah berusaha mengumpulkan keberanian dan keyakinan untuk melihat apa yang tertulis di dalam kertas ini.

Dengan bergetar tangannya mulai membuka lipatan kertas itu. Dilihatnya lukisan tinta yang berjajar rapi. Tulisan tangan Rena Kamania. Alvin sangat mengenalnya.

Meski dengan pandangan yang buram akibat air mata yang menumpuk di pelupuk, Alvin sebisa mungkin untuk dapat membaca jelas deret aksara itu.

Ku tulis sebuah bait-bait kata tentang isi hati dari seorang gadis tak berguna bernama Rena Kamania pada dia yang bercahaya bak baskara, Malvino Mahanipuna.

Alvin,
Ku sampaikan pengibaratan antara kita.
Seperti ombak dan pantai, seperti itu pula kita.
Kita selalu bersama bak ombak yang tak pernah terpisahkan dari pantainya.
Sang ombak yang  menjadikan pantai sebagai muara.
Seperti aku yang selalu menjadikan dirimu sandaran kala aku terluka.
Kamu yang selalu bersamaku, menemaniku, mendukung, dan menggenggamku kala aku suka maupun duka.
Tapi aku terlalu bahagia akan kebersamaan kita hingga terbawa euforia.
Aku melupakan fakta bahwa pantai akan lebih indah tanpa ombaknya.
Mataku mulai terbuka dan memahami bahwa ombak hanya menghancurkan pantai dan panoramanya.
Aku lalai bahwa ada satu hal lain yang lebih serasi bersama pantai, yaitu sang senja.
Filosofi  pantai dan senja memang begitu romantis dan mempesona.
Dua hal tersebut bila disatukan memang serasi dan menuai pujian romansa.
Seperti itu pula dirimu dan Liana.
Dan aku pun menyadarinya.

Perihal perasaanku yang tak ku sangka ternyata membawa bencana.
Aku tak pernah memaksa atau menuntutmu untuk membalasnya.
Tentang hubunganmu bersama Liana aku mungkin merasa kecewa, tapi aku tak pernah berniat menghancurkannya.
Sudah berkali-kali ku jelaskan bahwa tak pernah ada dendam atau tak suka.
Kebahagiaan seorang Alvin adalah kebahagiaan Rena.
Jika aku bisa mengendalikan perasaanku aku juga tak ingin menaruh hati pada dirimu yang bagi Rena memilikimu adalah sebuah hal fana.
Sekali lagi, aku tegaskan. Hatiku bukan saklar buatan manusia yang sekenanya siapapun bisa mematikan atau menghidupkannya.
Lagi pula siapa yang ingin mencintai seseorang tapi tak mustahil untuk mendapat balasannya?

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang