Love You More © Kelompok 1
Ending
Written by ialn26_ pena_samudra
Pemakaman Rena dilaksanakan hari ini, tapi Alvin tak ada tanda-tanda keberadaannya. Malvin dan Femi sudah berusaha menghubungi putranya tapi tak ada jawaban. Kabar yang ia dapat terakhir bahwa Liana akan menjalani operasi transplantasi kornea mata. Gadis itu mendapat donor kemarin.
Kematian Rena adalah kejutan bagi semua orang. Kejutan yang mengerikan. Femi sempat jatuh pingsan saat mendengar kabar itu.
Belva terisak-isak dalam pelukan Rivan. Sebentar lagi sahabatnya itu akan di timbun oleh tanah dan selamanya ia tak akan pernah kembali melihatnya.
Papa Rena sendiri memegang bingkai berisi potret putrinya. Baru saja kemarin ia merasakan kehangatan bersama putrinya tapi seolah Tuhan menghukumnya. Dengan cepat Tuhan merenggut kebahagiaannya, meminta paksa putrinya kembali ke sisi-Nya.
Megan berdiri dengan tatapan kosong. Tak ada air mata yang keluar tapi itu nampak lebih menyiksa.
Jerit tangis terdengar saat jasad Rena Kamania mulai di turunkan ke liang lahat. Adhi, Melvin, Megan dan Orlando berada di dalam liang menerima jasad Rena. Rivan sendiri tengah membopong Belva yang tak sadarkan diri melihat sahabatnya dimakamkan.
Bukan hal yang mudah hal ini dilakukan oleh Megan. Tapi setidaknya ia memberikan penghormatan terakhir bagi Rena.
Setelah menempatkan jasad Rena di liang, Megan dan yang lainnya naik. Perlahan jasad Rena ditimbun oleh tanah.
Kala itu suara teriakan histeris mengalihkan atensi semua orang. Ranita, Mama Rena tengah berlari ke arah pemakaman Rena.
Kala wanita paruh baya itu sudah dekat, tangisnya kembali pecah mendapati tubuh putrinya di timbun tanah.
"RENAA! ITU ANAK SAYA KENAPA KALIAN KUBUR, HA?!" teriak Ranita murka.
"Rena sayang, ayo bangun, Nak! Mama bantu. Ayo, sayang, mereka semua jahat. Rena dengerin Mama, kan?"
Adhi menarik mantan istrinya itu ke dalam dekapannya. Ranita meronta memukul-mukul Adhi.
"KENAPA ANAK AKU, KAMU KUBUR?! KALO KAMU GAK MAU NGURUS DIA, KASIH KE AKU!"
"SADAR RANITA! Rena sudah menemukan kebahagiaannya di sana. Kita jangan menghalangi langkah dia. Kita tidak bisa membahagiakan dia semasa hidupnya tapi jangan juga kita menyusahkan jalannya menuju alam baka," ucap Adhi berusaha menyadarkan Ranita.
Tubuh Ranita sontak merosot ke bawah, bersimpuh di samping pusara milik putri semata wayangnya itu.
"Rena maafin, Mama. Mama bener-bener nyesel udah ninggalin kamu dulu. Maafin Mama, sayang," ucap Ranita diiringi isak tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...