Love You More © Kelompok 1
Chapter 05
Written by ismimd_
Rena Kamania tak mengharapkan setiap ia melangkah melewati pintu utama rumahnya, keadaan sepi nan sunyi begitu mendominasi dan dirinya benar-benar kesepian setelah pulang dari rumah kediaman Mahanipuna yang ramai. Rena iri, tetapi ia harus bisa mensyukuri keadaan yang membuat ia patah berulang kali.
Gadis berambut sebahu itu menyalakan semua lampu rumahnya yang semula gelap. Waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam, selagi menunggu orang yang masih menghuni rumah ini, Rena memasak makanan kesukaan sang Papa dan sangat berharap Papa bisa mencicipi masakan yang dimasaknya.
Gadis bermata cokelat terang itu tak pernah menyerah meski pria yang pulang larut setiap malam itu tak memakan masakannya, hingga pagi hari sampai Rena yang harus memakannya sendiri. Miris, sebab setiap Papa pergi kerja, Rena selalu tak mengetahuinya. Hanya deru mesin mobil yang perlahan lenyap akan udara.
"Selesai," terang Rena senang melihat makanan yang sudah siap disantap. Untuk meyakinkan rasanya enak, Rena mencicipi masakan lain yang ada di dalam mangkuk kecil. Senyumnya mengembang, rasanya pas.
"Tinggal nunggu Papa pulang,"
Setelah mengucapkan hal tersebut, perempuan itu menatap pintu tak jauh dari dapur. Ia mengembuskan napas berat setelah memasukkan makanan ke dalam lemari pendingin agar ketika dimasak, ia hanya perlu menghangatkannya.
Rena hanya bisa menunggu dan ia menuju kamar lantai dua. Menyalakan laptop di tempat tidur dan memgambil boneka pemberian Alvin agar ia simpan sebagai bantalan ketika tengkurap mencari posisi ternyaman. Drama dari negeri Gingseng terpampang di layar dan sosok tampan membuat Rena mengembangkan senyumannya.
"Suami gue emang selalu tampan!" serunya girang. Dalam seperkian menit, suasana hati yang sendu bisa berubah menjadi senang. Rena memang sosok moody. Disuguhi drama korea atau sempol, dia merasa baik-baik saja. Ia memang harus baik-baik saja.
"Ih, pelakor gadungan emang. Main labrak aja tuh cewek. Belum kenal suami gue kalau marah." Rena mendengkus kasar. Kemudian, ia tertawa tanpa tahu apa pun. "Haha, suami gue. Bwahaha, suami gue kata si Rena," Rena terbahak merasa lucu dengan pola pikirnya yang abstrak.
Rena kembali menonton ketika film yang ditontonnya terjeda. Lalu, mendengus kesal, "Wah, makin jadi-jadian, nih, cewek. Bales, dong, jangan baik banget jadi orang!" Rena geram dengan tokoh utama yang hanya diam ketika disalahkan. Jelas bahwa kejadian yang Rena teriaki itu bukan salah tokoh utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
01:Love You More✔
Teen Fiction#LavenderWritersSeason4 #TemaMemperjuangkan #Kelompok1 ••• Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...