#LavenderWritersSeason4
#TemaMemperjuangkan
#Kelompok1
•••
Bukankah bahagia jika kita bisa bersama dengan orang yang kita sayangi? Hal yang paling membahagiakan adalah saat kita berhasil membuatnya tertawa. Apalagi kalau kita bisa jadi bagian pentin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini, Rena terlihat murung dan tak bersemangat sama sekali. Rasanya, ia sangat malas untuk berangkat ke sekolah. Ia teringat akan ucapan Alvin yang ingin menyatakan cintanya kepada sang pujaan hati—Liana, hari ini.
Berat sekali dirasa oleh Rena.
Ketika Alvin dan Liana belum pacaran saja, Rena sudah sering terabaikan. Bagaimana jika sudah berpacaran, mungkin Rena akan dihapus dari ingatan dan kehidupan Alvin. Tetapi, Rena juga tidak bisa melarang Alvin untuk dekat dengan yang lain.
Saat ini Rena sedang berada di ruang tamu.
"Ren," panggil seseorang.
"Ren!"
"Rena!"
"Rena Kamania!"
Rena mengedarkan pandangannya dan akhirnya menemukan sosok Alvin yang berdiri bersandar pada tembok dengan cengiran lebar.
"Paan sih, Vin. Ngapain lo ke sini?" tanya Rena judes
"Galak amat lo. Gue 'kan mau ngajakin lo berangkat bareng." Alvin mendudukkan dirinya di sofa samping Rena.
"Tumben lo. Lo kan udah lama gak pernah nebengin gue, ada angin apa?" tanya Rena yang lebih ke sebuah sindiran.
"Ya lo 'kan tau Ren, gue lagi pdkt. Masa gue pdkt lo mau ngekorin gue. Ganggu dong malahan," ucap Alvin seringan kapas tanpa sadar kalimat terakhirnya menyakiti Rena.
'Ganggu?' tanya Rena dalam hati tertawa getir.
"Rena sayang, jangan melamun. Mending kita cepet berangkat karena gue harus mampir ke suatu tempat dulu."
"Tapi—"
"Nggak usah pake tapi-tapian. Buruan ambil tas dan pake sepatu," potong Alvin cepat tak ingin dibantah.
Rena mendengus kesal pada Alvin yang seenaknya memotong ucapannya.
"Iya-iya." Rena berjalan ke kamar sambil menghentak-hentakan kakinya.
Tidak membutuhkan waktu lama, Rena sudah siap dengan tas yang tersampir di kedua pundaknya juga sepatu converse hitam.
