LYM - 18

106 16 3
                                    

Love You More © Kelompok 1

Chapter 18

Written by pena_samudra

Written by pena_samudra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunyi.

Suasana itulah yang menggambarkan keadaan rumah Rena malam ini. Lagi, lagi, dan lagi, Rena harus menikmati malamnya sendirian. Bahkan, kehadiran Alvin yang biasanya meramaikan hari-harinya, kini tak lagi dia harapkan.

Mengingat, perhatian Alvin saat ini bukan hanya padanya saja. Namun, sudah terbagi dengan pacar dari cowok itu—Liana. Rena cukup tau diri untuk sekedar berharap pada sahabatnya itu.

Kaki Rena melangkah menyusuri tiap sudut rumahnya. Mulai dari ruang tamu, hingga sekarang ia memijakkan kaki di kamar milik Adhi—papanya. Rena mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar.

Ruangan itu menyimpan sejuta kenangan di kehidupan masa kecilnya.

Dulu, sebelum keluarganya terpecah belah, hampir tiap malam Rena selalu tidur di kamar itu. Bersama dengan Adhi dan Ranita. Meskipun sejak ia berumur tiga tahun sudah mempunyai kamar tidur sendiri, tapi Rena kecil lebih suka tidur bersama kedua orang tuanya.

"Rena mau di dongengin apa malam ini?" tanya Ranita kala itu.

"Lena mau dongeng tentang putli cantik, Ma," ujar Rena kecil yang masih belum bisa mengucapkan huruf 'R'.

"Putri cantik? Oke, kayaknya Papa punya dongeng tentang putri cantik deh. Iya, kan, Pa?" Ranita melemparkan rutinitas mendongeng kepada Adhi.

"Benelan, Pa? Ayo, Pa! Lena mau dengel," sahut Rena penuh antusias.

"Duh, Papa lupa nih."

"Yah, Papa."

"Coba Rena sama Mama cium pipi Papa dulu. Siapa tau nanti inget."

Rena terkekeh hambar ketika momen-momen kebersamaan keluarganya di masa lalu kembali terputar di kepalanya. Ia mendaratkan pantatnya di atas kasur, lalu membuka laci nakas yang berada di samping tempat tidur. Sebuah pigura kecil tersimpan di dalamnya.

Tangan Rena pun tergerak mengambilnya. Foto sebuah keluarga yang begitu tampak bahagia terpasang di balik kaca pigura.

"Rena kangen," gumam Rena sembari mengusap lembut foto itu. Air matanya menetes, membasahi pipi mulusnya.

Jujur dari lubuk hati Rena yang paling dalam, ia sangat merindukan keluarganya yang dulu begitu harmonis. Tapi, tampaknya hal tersebut mustahil tuk bisa ia dapatkan lagi. Mengingat, kejadian belasan tahun silam, yang berhasil membuatnya kehilangan kebahagiaan terbesar dalam hidupnya.

"Saya talak tiga kamu!" Rena kecil yang tidak tau apa makna yang terkandung dalam kalimat tersebut pun, hanya bisa menangis ketakutan di balik tembok.

01:Love You More✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang