"Selamat ya Val.. gue gak nyangka Leon bisa serius aja sama lo" ucap Shela memeluk Valerie.
"Makasih loh, Shel"
"Sumpah lo cantik banget, Val. Keliatan anggun gitu gak urakan" kata Maya kemudian tertawa.
"Ngeselin lo, May. Gue bogem baru tau rasa lo!" Balas Valerie.
"Aww takutnyaa"
"Val.. selamat ya. Akhirnya sahabat gue sebentar lagi sold out" kata Dera tiba - tiba.
"Dera, lo disini? Katanya lagi di Kalimantan" tanya Valerie bingung.
"Hehe iya, Val. Semalem gue dapet kabar dari Maya dan Shela kalo hari ini lo tunangan sama maung lo. Jadi ya malem itu juga gue langsung pulang lah. Masa iya sahabat gue mau sold out gue gak dateng" jawab Dera cengengesan.
"Aa jadi terharu deh... tapi bohong" ucap Valerie kemudian tertawa.
"Ya udah yuk girls kita pulang aja" kata Dera pura - pura kesal.
"Eh jangan dong. Iya deh maaf. Tapi makasih ya girls.." kemudian mereka berpelukan.
--------
Senin, 06:20 a.m
"Nak Leon belum kesini nak?" Tanya Eldar kepada putrinya.
"Enggak, pa. Hari ini Leon akan diangkat jadi CEO diperusahaannya. Jadi ya Vale sekarang berangkat sendiri" jawab Valerie memasukan makanan kedalam mulutnya.
"Begitu.. kenapa kamu gak ikut nemenin? Ijin sehari kan gak papa" kata Vanessa.
"Gak mau lah. Vale sekarang mau rajin, gak mau bolos lagi" jawab Valerie lagi yang membuat Vano tersedak.
"Vano! Kalo makan pelan - pelan!" Peringat Eldar.
"Maaf pa. Val, kakak gak salah denger kan kalo lo mau jadi anak rajin?" Tanya Vano memastikan.
"Ya enggak lah. Telinga kakak rusak kali." jawab Valerie santai.
Kemudian Vano memegang kening Valerie untuk memastikan apakah adiknya itu sehat atau tidak.
"Gak panas.. kesambet apa sih lo?"
"Ish apaan sih kak! Vale gak kesambet. Emang Vale udah niat kok mau berubah. Ya udah Vale berangkat dulu, bay!" Setelahnya Valerie beranjak dari duduknya dan berjalan keluar rumah.
"Buset bener - bener kesambet tuh anak" kata Vano menggelengkan kepalanya.
"Udah lah Vano. Lagian bagus kan Valerie mau berubah? Itu tandanya dia udah sadar kalo yang udah dia lakuin sebelumnya itu gak baik" terang Vanessa lembut.
"Iya sih, ma. Ternyata Leon bawa pengaruh besar ya ke kelakuan Valerie. Salut lah" kata Vano.
"Iya benar. Papa gak pernah menyesal telah memberi restu dan kepercayaan kepada nak Leon" ucap Eldar yang diangguki istri dan putranya.
------
"Heh denger - denger Valerie udah tunangan?"
"Tunangan? Sama siapa ha? Ngebet banget sih pengen nikah"
"Iya, lulus juga belum"
"Katanya sih sama Leon, anak pemilik sekolah ini"
"Idih dasar mata duitan!"
Begitulah suara desas - desus yang Valerie dengar disepanjang koridor.
Valerie yang mulai jengah dengan semua tuduhan yang mereka berikan kepadanya akhirnya kehilangan kendali.
"Heh lo! Mau gue sumpel mulut lo pake bogeman gue!" Marah Valerie.
"Alah emang kenyataannya kan. Lo itu mata duitan!" Ucap salah satu siswi.
"Jaga ya mulut lo, sialan!" Geram Valerie.
"Haha.. iya kan mata duitan? Jangan - jangan lo jual diri lagi"
"Lo...!" Tunjuk Valerie tepat didepan wajahnya.
"Apa? Berani sama gue?" Tantangnya.
Kemudian Valeri menarik kerah siswi tersebut dan ingin melayangkan tinjunya kewajah siswi itu.
"Vale! Stop!!!"
Seketika Valerie menghentikan tinjuannya yang hampir mengenai wajah siswi itu yang sudah menutup matanya gemetar.
"Stop, Val! Sadar lo itu mau berubah! Inget!" Peringat Dera.
"Lo selamat. Kalo bukan karena sahabat gue, udah mampus lo ditangan gue, bitch!" Kemudian Valerie melepaskan tangannya dari kerah gadis itu dan mendorongnya hingga terjatuh.
Setelahnya Valerie segera pergi meninggalkan kerumunan itu dengan emosinya.
"Dan lo, stop menilai orang dari yang namanya katanya. Karena itu belum tentu benar!" Kata Dera kepada siswi itu dan pergi menyusul Valerie.
"Gue miris liat lo. Padahal sendirinya yang mata duitan tapi malah ngatain orang. Hiiii" ejek Shela dan mengikuti langkah Dera.
"Tobat deh lo! Minta maaf sama Valerie sebelum lo menyesal. Dan kalian semua. Bubar! Biarin dia berdiri sendiri!" Ucap Maya dan seketika kerumunan itu bubar. "Malu banget ya? Makanya jangan cari gara - gara sama Valerie" kemudian Maya segera pergi menyusul para sahabatnya.
"Awas aja lo, Val! Gara - gara lo gue dipermaluin kaya gini!" Geram siswi tersebut penuh dendam.
----
Valerie berjalan dengan penuh amarahnya. Dia kesal karena perkataan siswi tadi.
"Val.."
"Ngapain lo didepan gue? Awas gue mau lewat!" Ucap Valerie.
"Gue mau ngomong sama lo!" Kata Bryan.
"Gak ada lagi yang perlu diomongin. Kita udah lama selesai! Tolong ngerti dan sekarang minggir!" Kemudian Valerie mendorong Bryan dan berjalan melewatinya. Namun, tangan Valerie berhasil dicekal oleh Bryan.
"Apaan sih lo! Lepasin!"
Bryan tak menjawab dan segera menarik Valerie pergi.
"Lepas!" Teriak Valerie dan berhasil terlepas dari cekalan Bryan.
Sekarang mereka sedang berada ditaman belakang yang sepi.
"Mau lo apa sih!" Marah Valerie.
"Val, apa benar lo udah tunangan sama Leon?!" Tanya Bryan.
"Iya. Gue emang udah tunangan sama Leon" jawab Valerie acuh.
"Gak, Val.. lo bohong kan? Lo bilang ini supaya gue jauhin lo kan? Cepat bilang ini bohong!" Bentak Bryan kepada Valerie.
"Gue gak bohong, Bry! Lihat!" Valerie menunjukan tangan kiri Valerie.
Disana, tersemat cincin indah dijari manis Valerie. Seketika pandangan Bryan sendu. Dia sedih sekaligus tak terima. Valerie adalah miliknya. Selamanya miliknya. Bryan akan melakukan apapun untuk mendapatkan Valerie kembali.
"Gue gak terima semua ini!!"
"Lo harus terima, Bry! Gue udah terikat sama Leon. Lo harus bisa lupain gue. Temuin kebahagiaan lo sendiri, tapi bukan sama gue. Gue pergi." Kata Valerie kemudian meninggalkan Bryan seorang diri ditaman.
"Lo milik gue, Val. Gue bakal ngehancurin siapapun yang berani ngehalangin gue buat memiliki lo kembali! Leon.. tunggu aja gue bakal buat Valerie kembali sama gue" ucap Bryan menyeringai penuh arti.
--------
Tbc...
Apa ya yang bakal Bryan lakuin??
Tunggu next chapter yaa..
Jangan lupa vomment pliessss...
Thxyuuu...
28 September 2020
☕
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive vs Bad Girl [COMPLETED] ✔
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 🔊CERITA MASIH LENGKAP ----------------- Bagaimana jika seorang gadis yang notabennya bad girl mempunyai kekasih yang sangat mencintainya? Dan sialnya dia begitu possessive kepadanya. Akankah dia bertahan dengan sikap posses...