Part 1. Insiden

291K 12.9K 883
                                    

Halo, biar lebih seger cendolnya, jawab pertanyaan ini, kamu tau cerita ini dari mana?

***

"Afni, cepetan siap-siap buat ke rumahnya Dapa." Mendengar teriakan mamanya dari lantai bawah membuat Afni terkejut. Gadis berambut panjang itu langsung mengemas buku pelajaran untuk esok hari dengan cepat.

Setelah selesai dengan acara mengemasnya, Afni langsung berlari ke arah ranjang, mengambil kantung kresek berisi kado pernikahan untuk Dafa, lalu berlari sambil menenteng kado, tangan kirinya berusaha merapikan rambut panjangnya yang berantakan.

Besok merupakan hari istimewa untuk tetangganya, sekaligus teman masa kecilnya-Dafa Khairul Ahmad, cowok itu akan menikahi sang pujaan hati yang telah dipacari selama tiga tahun. Sebenarnya Dafa masih kuliah semester satu, tapi usia tak menghalangi niatnya untuk meminang sang kekasih.

Afni sebagai tetangga harus membantu segala persiapan untuk acara besok, meski sebenarnya hubungan antara Dafa dan Afni tidak sedekat dulu sewaktu masih kecil, tapi gotong royong antar tetangga harus tetap berjalan.

"Haduh, Ma. Afni dateng besok aja, ya. Males ah musti bantuin masak-masak, percuma juga, 'kan anakmu yang mirip marmut kejepit pintu ini nggak bisa masak, orang masak mie instan aja nggak bisa," cerocos Afni setelah sampai di ruang tamu, berusaha membujuk mamanya.

Asna mengernyit, menghela napas sambil mengecek barang-barang yang akan dibawa ke rumah tetangga. "Daripada nyerocos kaya gitu, mending bantu bawain barang-barang mama!"

Afni menurunkan bahu sambil mengerucutkan bibirnya, terpaksa menuruti perintah mamanya. Ada alasannya kenapa Afni malas ke rumah Dafa. Dirinya canggung, sudah lama tak bertemu dengan Dafa, karena cowok itu kuliah di luar kota.

Jarak antara rumah Dafa dan Afni ibarat hanya lima langkah dari rumah, bersisihan, menempel, kalau gosip pasti bisa terdengar. Alamat emak-emak tak bisa bergosip.

Afni menghela napas saat sudah sampai di depan rumah Dafa, banyak tetangga yang sudah berkumpul untuk saling membantu, yang ibu-ibu memasak, yang bapak-bapak menyiapkan kursi, para bocil kebagian menghabiskan makanan.

Kehadiran Afni dan mamanya disambut oleh Ratu-mama Dafa. Asna langsung bergabung dengan ibu-ibu lain, mengerjakan pekerjaan sambil bergosip, sedangkan Afni hanya duduk sambil mendengar para ibu-ibu, menjadi penonton sebab, ia tak tahu harus mengerjakan apa.

"Ngapain Kak Afni ke sini? Pasti mau nyolong bayi kucing aku 'kan?! Ayo ngaku, tuh lubang hidungnya udah gede, ciri-ciri orang mau nyolong!" tuduh Nasa, si bocah tengil yang selalu menjadi musuh Afni. Bocah itu menunjuk dengan jari kecilnya sambil mendongak.

"Fitnah aja lu Bocil! Kucing lo noh yang nyolong ikan asin gue!" Afni berdiri sambil berkacak pinggang, memelototi Nasa, bermaksud agar bocah kecil itu menciut, tapi bukannya takut yang ada Nasa turut memelototi Afni.

Nasa memalingkan muka terlebih dahulu dengan sinis, bersidekap dada sambil memasang muka cemberut yang imut. Sementara itu, Afni mengepalkan tangan ingin menabok bocah tengil itu, tapi takut nanti dirinya yang terkena amukan mamanya. Emak-emak memang begitu, yang salah siapa, yang dimarahi siapa.

"Abaaang! Awas, jangan lewat sini, di sini ada orang kang nyolong kucing!" Nasa berlari menghampiri seorang cowok yang baru saja turun dari tangga, dia Dafa.

Dafa menunduk saat Nasa sudah sampai di hadapannya, mengacak rambut adik laki-lakinya dengan gemas, lalu menegakkan badan kembali. Cowok itu hanya menoleh sekilas pada Afni lalu berjalan menuju pintu depan diikuti oleh Nasa yang tak berhenti mengoceh.

Afni hanya mengedikkan bahu tidak peduli, lalu kembali duduk. Tabiat Dafa memang seperti itu dari dulu, berwajah datar, pelit senyum, dia akan tersenyum jika terpaksa, di hari bahagianya saja ekspresinya masih saja datar.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang