#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part39[Foto]
"Ayo ke depan! Atau lo mau gue tambahin bekas di leher lo aja?!" Dafa membalikkan badan, tersenyum misterius sambil menatap Afni. Tangannya masih mencengkeram lengan gadis di depannya itu.
Seperti biasa, jurus utama Dafa adalah mengancam Afni, membuat gadis kecil itu mau tak mau menurut. Padahal, sebenarnya Dafa juga tak akan berbuat hal mesum di saat ada keramaian seperti ini, dirinya masih tahu etika. Tadi malam ia hanya tak bisa menahan diri, membuat 'stampel'. Semalam Afni tak terusik, hanya bergerak kecil lalu kembali tertidur, kebo.
Afni mengusap hidungnya dengan tangan satunya, lalu menggeleng sambil mencebikkan bibir membuat Dafa geram ingin menarik bibir gadis itu. Ketika Afni mencebikkan bibir membuat gadis itu seperti anak kecil. "Nggak mau, Afni ke depan aja. Lepasin tangan Afni dulu, nggak mau gandengan. Emangnya lagi nyebrang."
Dafa melepaskan tangan Afni membuat gadis itu bernapas lega lalu hendak berjalan melewati Dafa, tapi pundaknya kembali ditarik mundur oleh cowok itu. "Cuci muka sana! Jangan ke depan kalau muka lo masih kaya orang habis diperkosa gitu! Bawa hp-nya."
Setelah mengatakan kalimat frontal itu, Dafa membalikkan badan dan berjalan meninggalkan Afni yang langsung mengusap wajahnya. Kemudian memutuskan mencuci muka di wastafel. Suara musik dangdut telah berhenti, tergantikan dengan suara mc yang terdengar ceria, menyuruh para anak-anak berkumpul.
Afni langsung mengelap muka dengan jilbab segi empatnya lalu bergegas ke depan. Tempat meniup lilin sudah dikerumuni oleh para anak-anak dan ibu-ibu yang mengabadikan momen ini dengan merekam video dan mengambil foto.
Karena Afni datang paling terakhir membuatnya tak bisa melihat Nassa, badannya pendek jadi tak bisa melihat karena terhalangi para ibu-ibu. Gadis itu meloncat-loncat, penasaran dengan keadaan di depannya. Gadis itu menurunkan bahu, kecewa.
"Afni! Sini, sama mama!" Teriakan mamanya dan tarikan di tangannya membuat gadis itu menoleh, gadis itu mengikuti langkah mamanya membelah kerumunan, menuju paling depan.
Dafa sudah ada di depan meja kue, menggendong Nassa sedangkan di sisi kanan dan kirinya ada mama dan papanya. Satu keluarga itu terlihat bahagia, terutama Nassa. Bocah itu terus bertepuk tangan sambil tertawa, mengikuti alunan lagu ulang tahun.
Temen-temen Nassa turut bertepuk tangan sambil bernyanyi dengan keras, termasuk Afni. Gadis itu tersenyum sambil bertepuk tangan. Meski Nassa sering mengajaknya baku hantam dan memanggilnya dengan sebutan tukang maling kucing karena dulu Afni mengadopsi anak kucing milik Nassa alhasil bocah itu menuduhnya maling.
Biar bagaimanapun Nassa tetap teman Afni. Bocah itu dulu sering main ke rumahnya, menemaninya ketika ditinggal mamanya sendirian. Hanya karena ia menikah dengan Dafa ini sikap Nassa sedikit berbeda, menganggapnya musuh. Mungkin karena bocah itu mengira Afni juga akan mencuri abangnya.
"Nassa ayo tiup lilinnya, satu dua tiga!" Suara mc terlihat antusias, mengintruksikan Nassa untuk meniup lilin. A
Dafa membungkukkan badan agar Nassa bisa meniup lilin. Setelah meniup lilin, Nassa menyengir menampakkan giginya, berteriak sambil bertepuk tangan membuat tamu undangan tertawa gemas.
Sementara itu, Dafa tersenyum, mengecup pipi adiknya meski Nassa langsung mengusap pipinya. Kemudian cowok itu mengacak rambut rapi adiknya. Cowok itu terlihat bahagia, pipinya sampai pegal karena terus tersenyum. Bukan sejenis senyum lebar, tapi tetap saja ia merasa lelah tersenyum.
Acara potong kue sudah selesai tinggal pembagian kue ke anak-anak. Afni memilih untuk pergi dari kerumunan, mengedarkan pandangan mencari papanya, bermaksud mengajak pulang. Namun, tak ada bapak-bapak yang ada dalam ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️
Ficção AdolescenteIni tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi istri dari seorang Dafa. Bagaimana bisa? Padahal, Dafa esok hari harus menikah dengan kekasihnya. Se...