#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part5[Gue Tau Lo Bego! Tapi ngotak dikit, dong bro!"
"Mama, Afni nggak mau hidup kaya gini, Afni nggak mau disakiti kaya gini." Afni bergumam dalam tidurnya, menangis. Tangannya bergetar, meringkuk kedinginan di tengah malam. Dafa belum berbaik hati membukakan pintu. Tega meninggalkan istrinya kedinginan di luar.
Sementara itu, Dafa di dalam kamar berkali-kali membalikkan badan. Meski matanya terpejam, tapi sebenarnya ia tak tidur. Entah, apa yang membuatnya tak tenang. Apakah Afni yang menjadi alasannya?
Dafa berdecak, melemparkan selimutnya ke sembarang arah, beberapa saat hanya terduduk sambil memijat keningnya. Pandangannya beralih pada pintu, cowok itu menghela napas lalu beranjak, berjalan menuju pintu. Setelah sebelumnya mencari selimut dan bantal di lemari, bermaksud memberikannya untuk Afni.
Dafa mengernyit saat kesusahan membuka pintu, seperti ada yang menghalangi di depannya. Cowok itu memaksa mendorong pintu, matanya melebar saat Afni terguling, menggigil. Matanya basah, tapi gadis itu tetap terpejam, menggumam yang tak jelas didengar oleh Dafa.
Cowok itu berjongkok, mengangkat kepala Afni, lalu ia letakkan di pangkuannya, memegang kening Afni, ternyata suhunya tak normal. Panas, tapi kakinya sedingin es. Berdecak, akhirnya Dafa berusaha membangunkan Afni, menepuk pipinya pelan. Namun, gadis itu tetap memejamkan mata.
"Woy, kebo banget! Cepetan bangun, pindah sana ke kamar!" ketus Dafa sambil kembali menepuk pipi Afni.
Karena Afni tak kunjung bangun, sedangkan kakinya sudah pegal, akhirnya Dafa kembali meletakkan kepala Afni di ubin. "Gue bilang cepetan bangun! Nggak usah manja, jangan ngarep lo bakalan gue gendong. Kalau lo nggak bangun sekarang juga. Terserah!"
Tak ada sahutan dari Afni, geregetan akhirnya Dafa kembali memasuki kamar, tapi selimutnya yang ia bawa dilemparkannya ke Afni yang tertidur. Alhasil tubuh gadis itu tenggelam di balik selimut. Kalau ada orang yang melihat, pasti akan mengira cucian yang terjatuh dan bukan seonggok manusia.
Dafa tak mau ambil pusing lagi, toh ia sudah berusaha berbaik hati membantu Afni. Namun, gadis itu malah tetap saja tertidur, berarti Afni lebih suka tidur di lantai. Jika besok gadis itu jatuh sakit, berarti bukan salahnya.
***
Afni melenguh, mengerjapkan mata, menghirup wangi yang tak familiar, gadis itu langsung terduduk, memijat keningnya saat pandangannya serasa berputar. Setelah pening di kepalanya mereda, gadis itu mencoba berdiri, tapi ternyata dirinya terlalu lemas. Akhirnya yang bisa dilakukannya hanya terduduk sambil menyelimuti seluruh tubuh. Gadis itu tak ambil pusing memikirkan dari mana datangnya selimut itu.
Perutnya berbunyi, gadis itu meringis merasakan lapar, tapi tak tahu harus mencari makanan di mana. Lagipula ini masih pagi buta, belum ada yang bangun. Menghela napas, gadis itu mengedarkan pandang. Ternyata ada sofa di pojokkan tak jauh dari tempatnya duduk.
"Sial, kenapa tadi malem gue nggak tidur di sana aja," gumam Afni sambil menepuk keningnya. Karena terlalu sedih dan kecapaian tadi malam dirinya tak melihat kalau ada sofa yang bisa dijadikan tempat tidur. Akibat tidur di langaj sekarang badannya lemas, kepala pening, sepertinya masuk angin.
Mengumpulkan kekuatan, Afni mencoba berdiri, berjalan pelan, sempoyongan, menuju sofa itu. Tubuhnya masih terselimuti selimut tebal. Gadis itu merasakan lega yang luar biasa saat bisa mendudukkan diri, bersandar di sofa. Memejamkan mata, menikmati sofa empuknya, tertidur kembali.
Setelah beberapa jam, akhirnya mulai terdengar keributan dari lantai bawah, sebagian penghuni kos sudah terbangun. Sebenarnya yang di lantai atas juga sudah turun, tapi tak sempat melihat keberadaan Afni, karena harus buru-buru turun, berebut kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️
Novela JuvenilIni tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi istri dari seorang Dafa. Bagaimana bisa? Padahal, Dafa esok hari harus menikah dengan kekasihnya. Se...