Part 4. Gimana Malam Pertama Sama Dafa?

103K 8.3K 587
                                    

#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part4

[Gimana Malam Pertamanya Sama Dafa?]

"Gue nggak mau ke mana-mana, gue cuma mau di sini. Sama mama papa!" Afni menolak berkemas-kemas, dengan berani menatap tajam Dafa, mengepalkan tangan, menantang.

Daffa berdecak sambil mengepalkan tangan, sebenarnya ia tak mau berurusan dengan Afni, masa bodoh gadis itu mau ikut dengannya apa tidak. Namun, ada sedikit belas kasihan di hatinya untuk Afni ketika melihat gadis itu meraung meminta maaf pada kedua orang tuanya, tapi tak dihiraukan.

Papa Afni berdiri, berjalan menuju tempat Daffa dan anaknya. Pria itu terlihat berwibawa meski usianya tak lagi muda. "Jangan ribut di rumah saya! Dan bawa Afni pergi!"

Afni menoleh tak percaya, semudah itukah papanya melepas kepergian anaknya, apa tak ada sedikit saja pintu maaf untuknya. Apa hanya dirinya saja di sini yang berdosa, apa ia sehina itu. Afni kembali mengeluarkan isakan yang memilukan berjalan pelan menuju tempat papanya, memeluknya erat menenggelamkan wajahnya di dada papanya.

"Pa, Afni nggak mau pergi dari sini. Afni mau sekolah lagi, Afni mau buat Papa sama mama bangga. Afni, nggak bakalan bikin Papa kecewa lagi, tolong maafin Afni, Pa." Gadis itu terus meminta maaf, berkali-kali terbatuk.

Papa Afni mengetatkan rahangnya, giginya bergemelatuk, tangannya mengepal kuat. Sementara itu, Asna terduduk di sofa dengan tangis, cukup sudah. Pertahanannya runtuh, tak mampu lagi melihat anaknya menangis terluka. Akan tetapi, yang bisa dilakukannya hanya menangis.

Afni terus meminta maaf sambil menangis, memeluk erat papanya. Meski sang papa berusaha melepaskan Afni darinya, tapi gadis itu semakin mengeratkan genggamannya pada baju sang ayah. Daffa yang melihatnya hanya berdiri menjadi penonton, tak tahu harus berbuat apa. Terjebak di antara tangisan yang akward.

"Jangan jadi anak cengeng! Pergi ke kamarmu sana!" bentak papa Afni, akhirnya bisa melepaskan pelukan anaknya, pria itu menatap tajam anaknya, mengempaskan tubuh anaknya hingga terjatuh. Diperlakukan dengan kasar seperti ini baru pertama kali bagi Afni, tak menyangka papanya akan seperti ini.

Mengusap air mata, akhirnya Afni berdiri, berlari menaiki tangga menuju kamarnya, saat sudah sampai di atas, gadis itu langsung membanting pintu dengan keras, mengempaskan tubuhnya di ranjang. Menangis dengan keras.

Dulu sewaktu kecil, Afni dan Daffa selalu bermain nikah-nikahan, bahkan pernah merencanakan nama anak mereka kelak. Sekarang, dirinya betulan menjadi istri Daffa.

Namun, bukan pernikahan seperti ini yang diharapkannya. Di imajinasinya, ia akan diperlakukan layaknya ratu, bukan sebagai pembantu seperti ini. Lagipula, yang ia harapkan dulu hanya angan-angan anak kecil. Sial, menikah ternyata tak seindah cerita di novel.

Setelah puas menangis, akhirnya Afni beranjak dari posisinya, membuka laci meja belajarnya mencari ponsel kesayangannya. Setelah menemukan apa yang ia cari, gadis itu langsung terduduk di tepi ranjang. Menyalakan paket data di ponselnya.

Hal pertama yang dilihatnya adalah, aplikasi WhatsApp, air mata kembali mengalir saat melihat ternyata dirinya sudah dikeluarkan dari grup kelas, bahkan grup gibah dengan sahabatnya. Tak ada notif apa pun dari para sahabatnya. Biasanya akan ada spam  chaf sampai ratusan. Kini semuanya terasa sepi, dirinya serasa hidup seorang diri.

"Ma, Pa, apa Afni pantas untuk mati aja? Tapi, kalau Afni mati, apa Tuhan akan berbaik hati, mengampuni semua dosa yang Afni buat?" gumam Afni diiringi dengan air mata. Merenungi nasibnya yang terjungkir balik. Merenungi kesalahan yang dirinya saja tak yakin melakukannya.

***

"Astaga! Ngangkat segitu aja nggak kuat! Kamu itu bisanya apa, sih! Selain makan sama tidur. Makannya, jangan jadi anak manja!" omel Ratu sambil mengambil alih koper milik Dafa dengan kasar.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang