#Terpaksa Menikah Dengan Tetangga
#Part42[Drama Testpack]
Dafa menunduk memerhatikan Afni yang masih merengek mengeluhkan hal yang sama. Tangancowok itu bergerak pelan mendongakkan kepala Afni membuat pandangan mereka bertemu, Dafa menghela napas memejam mengendalikan diri beberapa saat lalu kembali membukanya lalu berkata, “Ke dokter, ya.”
“Haa! Tukang maling kucing, nakal! Jangan rebut abangku!” teriak Nassa sambil berlari memisahka npelukan Afni dan abangnya. Bocah itu langsung memeluk kaki abangnya dengan erat, sambil menatap Afni dengan sengit.
Afni menghela napas lemah lalu berjalan pelan melewati Dafa dan Nassa, gadis itu mengusap hidungnya yang perih. Memutuskan untuk kembali merebahkan diri di ranjang, menarik selimutnya menutupi sampai leher, kepalanya pening membuatnya tak bisa berpikir jernih sampai berani memeluk Dafa. Bibirnya pun semakin pucat karena habis muntah.
Sementara itu Dafa di kamar mandi sedang membujuk Nassa untuk keluar, tapi bocah itu tak mau melepaskan kakinya. Semakin ia paksa lepas, adiknya itu semakin mengeratkan pelukannya, bocah itu mulai mencebik manja, matanya berkaca-kaca hendak menangis. “Abang nggak sayang lagi sama Nassa!”
“Jangan cerewet dulu, Sa. Nanti ada dokter yang ke sini, nggak takut? Ayo keluar.” Dafa melepaskan tangan kecil Nassa dari kakinya, menuntun bocah itu untuk keluar kamar mandi Afni. Dafa menyuruh Nassa untuk duduk di kursi belajar Afni sementara itu dia menghampiri Afni, duduk di tepi ranjang,kembali menempelkan tangannya di kening Afni, tapi gadis itu lagi-lagi menepisnya.
Dafa menghela napas berat. “Ayo ke dokter. Jangan keras kepala! Atau lo mau mati karena demam?!”
Afni tak menjawab pertanyaan Dafa justru gadis itu membalikkan badan, meringkuk memunggungi cowok itu. Menarik guling di depannya lalu memeluknya, memejam mencari kehangatan.
Reaksi Afni membuat Dafa berdecak lalu menghela napas kasar, mengacak rambutnya dengan frustasi. Baru dua minggu ia meninggalkan Afni, tapi gadis itu semakin manja dan keras kepala.
Dafa membungkukkan badannya mendekatkan mulutnya di telinga Afni membisikkan kalimat dengan pelan, tapi penuh penekanan. “Kalau lo nggak mau disuntik dokter, berarti biar gue aja yang nyuntik, tapi gue nyuntiknya kaya pas sebelum gue pergi ke kos. Biar sekalian bikin anak.”
“Nggak mau! Afni nggak mau disuntik Kak Dafa!” Suara Afni melengking membuat Nassa yang semula bermain game di tab-nya terkejut. Gadis itu terduduk dengan cepat, mendorong bahu Dafa dengan kuat membuat cowok itu hampir terjengkang dari ranjang. Namun, Dafa hanya tersenyum miring, puas.
Afni mengusap kasar telinganya yang panas dan memerah karena terpaan napas hangat Dafa yangmenggelayarkan rasa aneh dan degupan jantung yang kuat. Gadis itu menyenderkan diri di kepalaranjang, memalingkan muka saat pandangan Dafa ke arahnya.
Gadis itu bingung, ia akan berdebar saat Dafa melakukan hal-hal tertentu, tapi sama halnya dengan ketika ia bersama Riski, mendengar candaan dan godaan cowok itu. Apakah Afni jatuh cinta pada dua cowok itu.
Sementara itu, Dafa berdiri menyuruh Nassa untuk tetap di kamar Afi sementara ia turun untuk memberitahu Asna bila dokter saja yang dipanggil ke rumah. Sebab, Afni tak mau diajak ke rumah sakit.
Lagipula kasian juga jika Afni yang pucat harus berpergian ke rumah sakit meski tak terlalu jauh, pasti tetap akan pusing. Dafa menitipkan Nassa pada Asna sementara ia mengambil ponselnya di rumah dan menghubungi nomor dokter umum rumah sakit.
Seperti biasa, ponselnya selalu dipenuhi oleh pesan dan panggilan dari Liana. Gadis itu tak menunjukkan perubahan, justru semakin parah. Bahkan gadis itu tak bisa mengikuti ujian akhir semester. Setiap pulang ngampus ia selalu menyempatkan diri mengunjungi gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️
Fiksi RemajaIni tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi istri dari seorang Dafa. Bagaimana bisa? Padahal, Dafa esok hari harus menikah dengan kekasihnya. Se...