Part 37. Memanjat

56.5K 4.9K 281
                                    

#Terpaksa Menikah Dengan Tetangga
#Part37

[Memanjat]

"Abang! Ada ikan paus!" Pekikan Nassa membuat Afni secara reflek terbangun dengan buru-buru, alhasil keningnya bertabrakan kuat dengan hidung Dafa. Gadis itu melebarkan mata, ikut meringis kala melihat darah mengalir dari hidung Dafa.

Dafa memejam, meringis memegangi hidungnya berdecak ingin menendang Afni karena melukai hidungnya, tapi tindakan itu ia urungkan karena Nassa menghampirinya dengan penasaran.

"Hidung Abang, kok berdarah? Aaaa! Tukang maling kucing nakal!" Nassa mendorong bahu Afni dengan kuat, berhasil membuat gadis itu sedikit terhuyung. Nassa langsung menangis sambil menghambur ke pelukan abangnya.

Sementara itu, Afni mendekat ke arah Dafa menelengkan kepala melihat Dafa, gadis itu merasa bersalah. "A-afni minta maaf. Tadi Afni nggak sengaja. Kak Dafa mau Afni ngapain? Mau Afni ambilin minum?"

Tangan Afni terulur mencoba memegang hidung Dafa, gadis itu penasaran dengan kondisi hidung Dafa. Namun, cowok itu langsung menangkap tangannya. Dafa memegang pergelangan tangan Afni, cowok itu mengusap hidungnya dengan tangan satunya hingga telapak tangannya berlumuran darah.

Kini, cowok itu menatap sepenuhnya pada Afni, tatapan Dafa yang dalam membuat Afni ketakutan dan kebingungan. Bingung dengan keadaan jantungnya yang berdebar kencang. "Gue mau lo. Gue cuma mau lo. Gue mau lo nggak ke mana-mana, cuma di samping gue. Selamanya!"

Afni mengerjap beberapa kali, meneguk ludah lalu melepaskan tangannya dari Dafa, mengalihkan pandangan menatap lurus ke dapan, memilih tak menanggapi ucapan Dafa. Gadis itu menunduk, menekuk kakinya, memeluknya sambil memejamkan mata.

Dafa menghela napas memejam beberapa saat. Kemudian melepaskan pelukan Nassa, menyuruh adiknya untuk mengambilkan tas kecil yang tak jauh dari tempat mereka duduk. Nassa menurut mengambilkan tas, tapi bocah itu masih menangis.

"Jangan nangis terus, nanti pausnya takut. Ayo kita pulang aja, udah sore. Sini, abang gendong," ucap Dafa sambil mengacak rambut adiknya setelah itu mengusap air mata dan ingus Nassa. Sebelum pulang, cowok itu memutuskan untuk mencuci tangan dan mukanya. Berjongkok di depan Nassa, menggendong bocah itu.

Nassa sudah berhenti menangis, tapi masih sesenggukan. Sementara itu, Afni hanya mengikuti Dafa di belakang, sambil membawakan pancing dan tas kecil berisi keperluan Nassa. Saat tiba di tempat licin tadi, gadis itu kebingungan, ia tak bisa naik sedangkan Dafa sudah di atas apalagi ia memegang pancing, membuatnya susah memanjat.

"Sini!" Dafa mengulurkan tangan dari atas.

Afni menoleh ke belakang, menggaruk kepala kebingungan. "Apanya yang sini?"

"Pancingannya! Dasar bego." Dafa berdecak, tak sabaran menunggu Afni mengulurkan pancingannya.

Setelah Afni mengulurkan pancingannya, cowok itu langsung berdiri, berbalik badan lalu berjalan. Tubuhnya hilang dari pandangan Afni membuat gadis itu sedikit khawatir, apakah Dafa akan meninggalkannya sendirian di tempat sesepi ini.

"Kak Dafa," panggil Afni. Gadis itu mencoba memanjat, berpegang pada rumput liar, tindakan yang salah karena akar rumput itu tak kuat alhasil Afni terpeleset dan kembali ke bawah. Gadis itu mencebik, menunduk menepuk lututnya yang terkena tanah.

Gadis itu menghela napas, matanya berkaca-kaca khawatir jika ia akan menginap di sini semalaman karena tak bisa pulang. Afni mengumpati Dafa dalam hati karena cowok itu tak mau membantunya menaiki jalanan ini.

"Ck, cengeng! Sini gue tarik!" Afni mendongak, melihat Dafa yang berjongkok mengulurkan tangannya tak sabaran. Gadis itu mencebik, kesal dengan sikap cowok datar itu. Namun, dirinya tetap menerima uluran tangan Dafa, sebab ia tak mau di sini semalaman.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang