Part 6. Gadis Murahan!

88.2K 7.2K 372
                                    

"Argh!" Dafa berteriak frustasi, meraup rambutnya dengan kasar, berdecak lalu membanting tubuhnya di ranjang. Menatap langit dengan napas memburu, kepalanya rasanya seperti berputar. Gara-gara Afni, hidupnya menjadi tak tenang. Sahabatnya saja sampai mencaci maki dirinya.

Andai, dirinya betul-betul menikahi Liana, ia tak akan mendapatkan masalah seperti ini. Andai saja ia tak membawa Afni ke kosnya, temannya tak akan mengamuk seperti tadi. Kini, dirinya merasa membuat keputusan yang salah karena telah membawa Afni bersamanya. Gadis itu hanya menjadi beban untuknya.

Dafa bangkit dari tidurnya, mengambil ponsel yang ada di meja samping ranjang, lalu merebahkan kembali tubuhnya. Cowok itu memerhatikan ponsel dalam diam, tatapannya menerawang, memikirkan apakah akan menghubungi Liana atau tidak.

Sementara itu, di lantai bawah Jonathan dan Riski memerhatikan dokter yang mengobati Afni. Sebenarnya tadi sang dokter sedikit ragu untuk mengobati Afni, dia mengira Afni ini gadis bayaran yang diselundupkan ke dalam kos dan ingin meminta kejelasan pemilik kos. Pasalnya ini khusus kos laki-laki. Namun, Jonathan dan Riski meyakinkan jika Afni ini adik Riski yang kebetulan menginap.

Beruntung dokter itu percaya dan mau mengobati Afni, tak jadi meminta kejelasan pemilik kos. Bukan hal aneh jika sang pemilik kos tak menghampiri kos saat tadi ada keributan. Pasalnya ribut-ribut seperti ini sudah biasa, maklum anak laki-laki jika berdiskusi harus adu urat dulu. Meski tak sampai baku hantam, tapi tetap saling melotot.

"Kasih obat ini ke adekmu pas udah bangun nanti. Jangan lupa, sebelum minum obat harus makan dulu," ucap Dokter itu sambil menyerahkan obat untuk Afni.

Riski menerima obat itu sambil berterima kasih. Bernapas lega, akhirnya Afni mendapatkan pengobatan. Ternyata gadis itu hanya masuk angin. Jonathan mengantar dokter ke pintu depan. Beberapa penghuni kos sudah pergi ke kampus.

Riski duduk di kursi samping ranjang yang ditempati Afni. Senyum tipis terukir di bibirnya ketika menatap wajah damai Afni yang terlelap, Afni bukan tipe gadis cantik seperti di tv-tv, tetapi gadis itu memiliki wajah yang tak membosankan jika dipandang, hidungnya yang minimalis membuatnya terkesan imut. Riski merasa tak tega mengingat apa yang dialami gadis kecil malang ini.

Kenapa gadis itu harus dipertemukan dengan Dafa yang tak tahu perasaan. Sebenarnya Riski tak menyangka jika Dafa yang berpendidikan bisa tak bertanggung jawab seperti ini. Meski tadi dirinya sempat mencaci jika Dafa itu bego. Pada kenyataannya cowok itu lebih unggul jika tentang pendidikan daripada dirinya.

Namun, jika dalam hal perasaan, nilain Dafa nol besar. Mengingat tentang Dafa, membuat kepalanya menjadi panas. Ia tak pernah semarah ini karena urusan orang lain. Biasanya ia akan masa bodoh. Namun, entah kenapa jika melihat Afni hatinya menjadi tergerak.

"Engh." Afni melenguh, menggerakkan kakinya. Lalu mulai mengerjapkan mata. Memandangi langit-langit kamar yang terlihat berbeda, tak seperti di kamarnya. Lalu pandangannya beralih pada Riski yang membungkukkan badan, ingin mendekatinya.

Secepat kilat Afni langsung terduduk, menjauh sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. Tatapan gadis itu nyalang, tangannya bergetar, ketakutan. Ya, gadis itu trauma, takut Riski melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya. Apalagi Riski orang yang baru saja dikenalnya. Kita tak tahu apa yang ada di pikiran orang lain.

"Lo, nggak papa, 'kan? Tenang, gue nggak akan ngapa-ngapain lo, kok. Nggak papa, nggak usah takut." Riski awalnya kebingungan dengan tingkah Afni yang aneh. Namun, tak lama kemudian dirinya tersadar, Afni trauma.

Afni menggelengkan kepala. Beberapa saat hanya terduduk diam, tak apa Riski bisa memaklumi, ia menunggu ketakutan Afni mereda. Ia sadar, ketakutan Afni memang wajar, gadis yang sebelumnya 'mungkin' pernah dilecehkan pasti jika berada di situasi yang sama, pasti akan ketakutan.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang