Part 45. Tukang Maling Hati

67.4K 5K 529
                                    

#Terpasa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part45

[Tukang Maling Hati]

Afni menatap kosong gunting yang dilemparkan oleh Dafa tadi, gadis itu menoleh dengan paksa ke arah Dafa karena cowok itu menarik dagunya dengan kasar. Tangan Dafa turun memegang kedua pundak Afni cowok itu meneguk ludah menatap tajam gadis di depannya. “Lo jangan coba bunuh diri lagi. Lo denger gue apa nggak! Jangan coba bunuh diri lagi!”

Dafa menggerakkan pundak Afni dengan kasar, menyadarkan gadis itu agar tak terus melamun.Tatapan kosong Afni membuatnya trauma, cowok itu tak mau Afni depresi karena hamil. Cukup Liana saja yang menderita, jangan Afni juga. Dirinya tak sanggup berada di antara dua orang gangguan jiwa.

Cowok itu beralih menangkup pipi gadis di depannya itu mendongakkan memaksa Afni untuk menatapnya. Kemudian membawa tubuh kecil gadis itu ke dalam pelukannya meski gadis itu hanya berdiri kaku tak membalas pelukannya.

Merasa tak ada pergerakan yang signifikan membuat Dafa menjauhkan badan Afni darinya, cowok itu menunduk menghela napas lalu berkata dengan suara yang tak setinggi tadi. “Mandi sana, terus salat."

Afni tak menjawab ucapan Dafa, gadis itu melepaskan diri dari Dafa tanpa sepatah kata lalu berbalik badan, membuat Dafa mengeryit, kembali terbakar amarah. Cowok itu melangkah menarik tangan istrinya membuat badannya terbalik ke arahnya dengan paksa. “Lo mendadak bisu apa gimana! Cepet m---“

“Nggak usah peduli lagi sama Afni! Afni benci sama Kak Dafa! Mendingan Kak Dafa cerain Afni aja! Biar Afni sama Kak Riski!” bentak Afni sambil menyentakkan tangan Dafa darinya, gadis itu menatap Dafa dengan nyalang. Tak ada air mata yang keluar, gadis itu terlihat benar-benar berbeda.

Dahi Dafa berkerut beberapa saat lalu cowok itu bergerak cepat meletakkan kedua tangannya dipundak Afni, menatap gadis itu dengan tajam lalu berkata dengan tegas. “Gue nggak akan pernahlepasin lo!”

Suara ketus Dafa membuat Afni memejam menggigit bibir sambil mengepalkan kedua tangannya. Dafa masih menunduk memerhatikan wajah Afni lalu memejam beberapa saat dan membukanya kembali. Tangannya yang memegang pundak Afni sedikit mengerat.

Cowok itu mencondongkan badan, mendekatkan mulutnya pada telinga Afni, lalu berkata dengan pelan, tapi penuh penekanan. “Gue suka lo, gue cinta lo. Gue nggak akan pernah serahin lo ke siapa pun, termasuk Riski. Kita akan pisah kalau salah satu dari kita mati. Gue nggak suka bertepuk sebelah tangan. Jadi, lo juga harus cinta sama gue.”

Afni membuka matanya dengan cepat, tak percaya dengan ungkapan Dafa, meski begitu ia tak menunjukkan reaksi yang kentara. Gadis itu tetap berdiri dengan kaku meski Dafa sudah melepaskannya dan berlalu meninggalkannya.

Dafa berhenti melangkah kala pandangannya bertemu dengan Asna yang sedang berdiri di depan pintu kamar Afni, cowo itu menggaruk kepalanya, canggung. Namun, tetap mengangguk dan berpamitan pulang. Sementara itu, Asna hanya tersenyum geli, sedari tadi ia memerhatikan interaksi antara Dafa dan Afni dari ambang pintu. Tadi saat ia menyapu di halaman dikejutkan oleh suara Dafa yang membentak Afni, wanita itu langsung berlari hendak memisahan sepasang suam istri itu.

Namun, tindakannya ia urungkan saat ia sampai di atas, Dafa dan Afni dalam keadaan berpelukan. Asna menyaksikan bagaimana Dafa memperlakukan Afni, sebenarnya ada rasa tak terima yang menelusup di dadanya melihat anaknya dikasari, tapi wanita itu memilih diam karena melihat bagaimana Dafa mencoba mengendalikan emosinya. Mungkin, memang benar, dirinya memang terlalu memanjakan Afni.

Asna menghampiri anaknya yang masih berdiri dengan tatapan kosong. “Afni, makan, ya. Ayo turun, mama suapin. Apa mau mandi dulu?”

“A–afni nggak mau makan,” jawab Afni sambil melepaskan diri dari rangkulan mamanya, gadis ituterduduk di tepi ranjang, tatapannya tertuju pada gunting yang masih di tempat yang sama. Afni kembali mengulang kejadian beberapa saat lalu di kepalanya.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang