Part 35. Jantung Bertalu-talu

54.8K 4.5K 130
                                    

#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part35

[Jantung Bertalu-talu]

"Abang, Afni mau pulang! Kepala Afni sakit." Afni merengek sambil mengeratkan pelukannya. Gadis itu tak mau diajak untuk membersihkan diri, duduk di kursi saja tak mau. Yang gadis itu lakukan hanya menempel pada abangnya.

Sementara itu, Riski datang dari luar dengan terburu-buru, wajahnya pias khawatir dengan keadaan Afni. Cowok itu mendekati Afni, berkata lembut menenangkan gadis itu. Setelah Afni tenang, Azril dan Riski memutuskan untuk ke rumah Riski. Sebelum keluar restoran, Azril dan Riski meminta maaf pada penghuni restoran karena telah membuat keributan. Pemilik restoran bukannya marah justru turut mengucap maaf, tak mau dibayar oleh Azril.

"Badan lo basah, cuci muka dulu aja, ya, ganti baju. Biar Riski cariin bajunya di mobil, lo sama abang, nanti masuk angin kalah nggak ganti baju," bujuk Azril sekali lagi sebelum masuk mobil, cowok itu merangkul pundak adiknya dengan lembut. Cowok itu benar-benar menyayangi Afni.

Afni mendongak, lalu menggeleng pelan, menolak bujukan abangnya. Bukannya Afni jorok, tapi kepalanya sekarang seperti tertimpa truk, dadanya sesak karena sesenggukan. Ia ingin pergi dari rasa sakit, tapi baru saja ia berniat pergi, semesta seolah tak mau dirinya bahagia, apakah ia ditakdirkan berselimut duka seperti ini?

"Nggak papa, Bang, kalau Afni nggak mau ganti baju. Nanti biar di rumah gue aja ganti bajunya, biar sekalian istirahat," ucap Riski  sambil memerhatikan Afni dengan seksama.

Azril menghela napas, mengangguk lalu menuntun Afni untuk duduk di kursi depan. Sebelum masuk mobil, Azril menepuk pundak Riski sambil mengucap terima kasih. Riski selalu memanggilnya dengan sebutan abang meski mereka seumuran. Cowok itu benar-benar menghormati Azril.

Sementara itu, Afni di dalam mobil hanya bersandar di kursi, memejam merasakan keningnya yang berdenyut. Badannya lengket karena siraman es teh dari Liana. Dirinya kacau dan bau, tapi ia malas membersihkan diri, yang ingin dilakukannya hanya ingin cepat-cepat merebahkan diri saja.

"Kepala lo masih sakit? Mau minum? Ada air putih ini." Azril mengelus pelan kepala Afni sebelum ia melajukan mobil.

Afni hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangan, masih memejam seperti tadi, sesekali mengusap air mata yang mengalir. Melihat respon seadanya dari Afni membuat Azril menghela napas, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa selain berdoa semoga ini sakit terakhir yang diterima oleh Afni.

Karena terlalu lelah membuat Afni tertidur di perjalanan menuju rumah Riski. Saat mobil sudah terparkir di halaman rumah Riski yang lumayan besar, Azril menepuk pelan pipi Afni, mengelus puncak rambutnya.

Tak ada sahutan dari Afni, seperti biasa gadis itu selalu susah dibangunkan jika sudah terlelap. Namun, tak seperti Dafa yang memilih jalur barbar ketika membangunkan Afni. Azril bersabar, menggoyangkan pelan bahu adiknya beberapa kali sampai Afni membuka mata, mengerjap beberapa kali.

"Udah sampai rumah?" tanya Afni sambil mengucek matanya. Ternyata setelah dibawa tidur sejenak membuat kepalanya sedikit enteng. Gadis itu mengedarkan pandang, melihat sekitar yang asing. Sedikit tersentak kala tiba-tiba Riski berada di samping jendela, mendekatkan muka sambil mengetuk pintu.

Afni menoleh pada abangnya. "Ini rumah Kak Riski? Abang nggak bawa Afni pulang aja?"

"Besok kita pulang, sekarang kita nginep di rumah Riski dulu, ya. Abang capek kalau langsung nyetir sampai rumah," jawab Azril seraya tersenyum. Kemudian menyuruh Afni turun terlebih dahulu sedangkan dirinya mengambil tas kecilnya di kursi belakang, memasukkan beberapa peralatannya.

Sementara itu, Afni membuka pintu, langsung disambut senyum ceria Riski di depannya. Cowok itu menggenggam tangan Afni, tapi ia langsung menoleh, mengernyit kala gadis itu langsung melepaskan tangannya.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang