Part 13. Mabuk

71.6K 6.1K 266
                                    

#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part13

[Mabuk]

"Kok makanannya nggak dimakan? Udah kenyang lihat gue nyanyi aja? Hm," goda Riski sambil menaik-turunkan alisnya membuat Afni mengalihkan pandangan, cepat-cepat mengambil sendok plastiknya lalu mulai mengaduk-aduk nasi goreng sambil berusaha mengendalikan diri, pipinya masih memanas senyumnya mengembang tak kuasa ia tahan cowok itu memang juaranya membuat dirinya salah tingkah.

Riski tertawa melihat Afni yang kikuk, gadis itu semakin membuat gemas dan tanpa sadar menghiburnya, ia tak pernah seperhatian itu kepada orang yang baru dikenal dan tak pernah sebucin ini. Namun, gadis ini berhasil membuatnya menjadi orang lain. Serakahkah jika sekarang ia meminta dunia ini hanya untuk mereka berdua, memiliki berdua.

Berharap senyum Afni hanya untuknya. Cowok itu kembali menunduk, memetik gitar sambil menggumam mengeluarkan suara yang sedap didengar, memejamkan mata. Membayangkan jika suatu saat nanti dirinya dan Afni berdiri di atas jembatan, menikmati indahnya langit senja ditemani semilir angin yang menyejukkan.

Tak ada lagi Dafa yang akan menyakiti Afni. Hanya senyuman bahagia yang terpatri di wajahnya, tak ada desas-desus menyakitkan yang menyudutkan Afni, hanya terdengar kata-kata cinta darinya, bucin.

Suara pagar yang ditarik membuat Riski seolah terserap kembali ke dunia nyata setelah tadi mengkhayal, cowok itu mengerjap melongokkan kepala, berdecak lalu berdiri karena tak dapat melihat keadaan di luar. Sementara itu, Afni sedikit waswas, ia takut Dafa sudah pulang dan tahu jika ia di lantai bawah enak-enakan makan.

Afni terbatuk karena terlalu cepat makan, gadis itu langsung meminum susu kotaknya, beberapa saat ia menutup mata merasakan makanannya melewati kerongkongan dengan susah payah membuatnya sedikit kesakitan.

Namun, ia masih melanjutkan makannya, mulutnya yang penuh ia paksa suapi dengan nasi lagi. Sebenarnya bisa saja ia tinggal makanannya, tapi sayang jika membuang makanan, ia tentu tak bisa membeli makanan sendiri.

"Aelah, pantesan pulang duluan, orang mau nggebet anak orang," celetuk Jonathan, mencibir Riski yang pulang lebih dulu, mengakibatkan dirinya harus mencari tebengan anak fakultas lain yang pulangnya lebih lambat darinya, pasalnya ia tak membawa mobil sendiri, mobilnya sedang dikandangkan di bengkel.

Jonathan menyenggol lengan Riski yang berdiri di ambang pintu dengan jahil. Riski jadi berdecak, mendorong Jonathan menjauh darinya lalu menyingkir dari pintu membiarkan teman-temannya yang lain lewat.

Saat teman-temannya sudah masuk kos, cowok itu melongok ke luar mencari tahu apakah Dafa sudah pulang, ternyata belum ada mobil Dafa yang terparkir di halaman, kecuali Dafa memarkikan mobilnya di parkiran komplek, tapi tak mungkin juga. Mana mungkin cowok itu mau berjalan dari tempat parkir ke kos.

"Asik, ada makanan gratisan!" pekik Jonathan sambil duduk di sambil Afni yang menyuapkan suapan terakhir nasi gorengnya. Jonathan langsung meminum susu kotaknya, diikuti Babambang dan teman-teman lain, main serobot padahal minuman itu untuk Afni.

Riski yang berada di ambang pintu mengedikkan bahu lalu membalikkan badan, terkejut saat teman-temannya asik duduk di sofa sambil meminum susu kotak untuk Afi, sedangkan Afni justru sudah berdiri sambil membawa bungkus nasi, masih mengunyah dengan mulut yang penuh. "Hoy! Kenapa lu pada minum minuman Afni! Cepet lepehin."

Jonathan menganga, diikuti anak-anak yang lain, tak menyangka jika Riski menyuruhnya memuntahkan apa yang sudah diminumnya, definisi medit yang sebenarnya, sementara itu Afni berbalik, berhenti mengunyah."Nggak papa, Kak. Afni, uhuk! Uhuk!"

Afni kembali tersedak, gadis itu membungkuk melepaskan bungkus nasinya memukul pelan dadanya, air mata keluar di sudut mata. Tenggorokannya seperti tercekik, tersumpal, telinganya berdenging hidungnya perih, kini kedua telapak tangannya beralih menutupi telinganya,matanya terpejam.

Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang