#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part27[Sadar Diri!]
"Afni benci Kak Dafa sampai mati!" Itu teriakan Afni setelah Dafa berhasil merenggut mahkotanya beberapa saat lalu. Kini, yang bisa dilakukannya hanya menangis, berharap jika kejadian yang menimpanya hanyalah sebuah mimpi. Namun, hidup ini tak semudah skrip sinetron yang bisa kapan saja diganti. Dafa benar-benar merenggutnya, merampas satu-satunya harta yang dimiliki Afni.
Bantal di bawah kepalanya sampai basah air mata, tapi tangisan tak akan membuat keadaan kembali seperti semula. Sekarang, ia tak bisa pergi begitu saja dari Dafa. Bagaimana jika ia hamil sungguhan, biar bagaimanapun ia tak mau anaknya terlahir tanpa ayah. Jika ia akan pergi, harus menunggu bulan depan lagi, memastikan bahwa dirinya tak hamil.
Sementara itu, Dafa telentang sambil menatap langit-langit, napasnya tersengal-sengal. Cowok itu memejamkan mata, meyakinkan diri sendiri bahwa dirinya tak akan menyesal, tapi rasanya susah sekali. Di kepalanya terpikirkan berbagai permasalahan.
Setelah beberapa saat memejamkan mata, akhirnya cowok itu membuka mata memiringkan badan menghadap Afni yang memunggunginya, bahunya itu naik turun akibat terisak.
Dafa menarik tangan Afni hingga tubuh gadis itu terguling ke arahnya. Afni berusaha melepas tangannya, tak mau menatap mata Dafa. Namun, cowok itu menekan cengkeraman tangannya. Cowok itu menatap wajah Afni yang kacau, hidupnya memerah, matanya membengkak. "Lo boleh benci gue sampai kapanpun, tapi gue nggak nyesel udah ngelakuin hal tadi ke lo!"
Setelah mengatakan kalimat itu, Dafa melepaskan tangan Afni, cowok itu memutuskan untuk mandi besar. Sebentar lagi sudah masuk waktu subuh. Saat Dafa kembali dari kamar mandi, Afni dalam keadaan tertidur. Sebelum berangkat ke mushola, terlebih dahulu Dafa mendekat ke arah Afni. Menatap wajah terlelap gadis itu dalam diam, berucap dalam hati, kejadian tadi malam merupakan untuk pertama dan terakhir.
"Sial!" Dafa mengumpat kala bayangan wajah Afni kembali terlintas di kepalanya. Cowok itu langsung mengambil peci dan keluar kamar.
Selesai salat berjamaah, Dafa tak langsung pulang, cowok itu memutuskan untuk berjalan menyusuri jalanan yang ia kenali, masih dalam keadaan bersarung dan berpeci. Memang tujuannya bukan untuk jogging. Hanya ingin menghirup udara pagi hari.
"Mas Dafa, mampir sini dulu udah dua kali loh lewatin warungnya ibu. Minum es cendol dulu, Mas." Elis, seorang ibu-ibu tetangga penjual cendol memanggil Dafa, ibu paruh baya itu merasa kasihan melihat Dafa. Kios cendol ini lumayan jauh dari kos.
Dafa menoleh, mengusap peluh di pelipisnya lalu mendongak. Tanpa terasa matahari sudah tinggi, cowok itu memutuskan untuk mampir warung Bu Elis. Wanita paruh baya itu langsung menyambutnya dengan segelas cendol. "Mbaknya mana, Mas?"
"Di rumah," jawab Dafa tanpa mengalihkan pandangan. Cowok itu mengibaskan pecinya di depan muka. Kulitnya sampai memerah karena kegerahan.
Bu Elis mengangguk, sejenak sibuk memotong roti tawar sebagai pelengkap cendol dagangannya. "Gara-gara lihat Mas Dafa sama istrinya, itu anak saya yang baru SMP udah kepengen nikah muda. Padahal, nikah muda itu susah, ya 'kan?"
Dafa tak menyahuti pertanyaan Bu Elis, cowok itu hanya mendengarkan, sebab sepertinya wanita itu masih ingin melanjutkan pembicaraan.
"Tak kasih tau, Mas. Kalau nikah, terus belum punya anak, itu rumah tangganya nggak ada yang ngikat. Kalau ada apa-apa 'kan nggak ada yang jadi alasan bertahan. Sedangkan, kalau nikah muda, apalagi istrinya masih terlalu muda, kasian kalau langsung punya anak. Kandungannya nggak kuat. Itu kata Bu Dokter yang ngisi acara ibu-ibu PKK kemarin, sih Mas."
Dafa mengernyitkan kening, tangannya memegang gelas kosong dengan erat, mendengar nasihat Bu Elis membuatnya tersadar akan sesuatu. Bagaimana jika Afni hamil? Apa gadis itu akan siap, apakah dirinya siap? Siap, menanggung nafkah yang akan diberikan untuk anak istrinya nanti. Yang paling penting, apakah ia bersedia meninggalkan Liana. Sebab, ia tak mungkin terus berasama gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️
Teen FictionIni tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi istri dari seorang Dafa. Bagaimana bisa? Padahal, Dafa esok hari harus menikah dengan kekasihnya. Se...