#Terpaksa_Menikah_Dengan_Tetangga
#Part32[Pergi, atau tersakiti?]
Dafa berdecak kala usahanya membeli lilin dan pewangi ruangan sia-sia, sebab ketika sampai di kos, listriknya sudah menyala. Cowok itu memutuskan mengecas laptop dan melanjutkan tugasnya. Sementara itu, Afni memilih tidur di kasur bawah. Gadis itu sudah tak bisa menahan kantuk, tadi saja saat di perjalanan pulang berkali-kali tersandung beruntung Dafa setia menggenggam tangan Afni.
Di tengah mengerjakan tugas, Dafa menoleh ke arah kasur, memerhatikan Afni yang tertidur tanpa memakai selimut. Cowok itu kembali menghadap depan, memeriksa kembali pekerjaannya lalu mematikan laptop, sebelum itu ia sudah menyimpan file.
Cowok itu menggantungkan pewangi ruangan ke kipas, lalu menyalakannya membiarkan kipas itu berputar agar wanginya menyebar. Sebelum tidur, Dafa memutuskan untuk mencuci muka, entah kenapa firasatnya tiba-tiba buruk, ia seperti akan kehilangan sesuatu pikirannya panik tanpa sebab.
Setelah membasuh muka, Dafa menghela napas memejam untuk beberapa saat lalu kembali ke kamar. Merebahkan diri di samping Afni, menyelimuti dirinya juga gadis di sampingnya. Cowok itu memerhatikan wajah Afni yang terlelap dalam diam. Merekam setiap inci wajah gadis itu, menyibakkan rambut yang menutupi dahi Afni.
"Cewek tolol! Bisanya cuma ngerepotin orang, kenapa gue bisa nikah sama lo, sial." Dafa menggumam, meski menggerutu tapi senyum tipisnya tetap terbit. Cowok itu menghela napas, lalu membalikkan badan membelakangi Afni, mencoba untuk terlelap.
Dafa berkali-kali membalikkan badan, tapi tetap tak bisa tidur, perasaannya gusar. Melirik jam, ternyata pagi hari masih lama. Cowok itu mendudukkan diri, beranjak untuk mengecek ponsel. Hanya mengecek sosial media saja, siapa tahu bisa menenangkannya. Tangannya terus menari di layar ponsel, cowok itu merasa penasaran kala melihat story Watshapp Riski yang terbaru. Hanya sebuah foto dan lokasi, tapi story itu seperti akan menunjukkan sesuatu padanya.
Tangannya yang memegang ponsel mengerat, cowok itu meletakkan ponselnya dengan kasar memejam beberapa saat, lalu menghela napas. Dafa kembali merebahkan diri di samping Afni.
"Bangun!" Dafa menepuk pelan pipi Afni, tapi gadis itu hanya melenguh menggerakkan badan lalu kembali terlelap.
Dafa berdecih, ia lupa jika Afni ini kebo, cowok itu memutuskan menendang kaki Afni sedikit keras. "Gue bilang bangun! Budek amat jadi orang!"
"Eng, iya? Udah pagi?" Gadis itu mengerjap menatap Dafa memicing menggumam asal lalu matanya kembali tertutup.
Dafa mendekati Afni, menarik pipi Afni dengan kuat membuat sang empu memekik, membuka mata dengan lebar. Gadis itu tersentak kala Dafa sangat dekat dengannya, ia hendak berdiri, tapi Dafa menahan bahunya. "Kak Dafa! Jangan pegang-pegang Afni."
"Berisik! Makannya jangan kebanyakan polah!" Dafa melepaskan pundak Afni. Mengubah posisi menjadi telentang, menatap langit-langit. "Jangan ke mana-mana! Tetep tidur di sini. Nggak usah berdiri!"
Cowok itu memegang tangan Afni dengan kuat, menahan gadis itu untuk tak lagi berdiri, alhasil gadis itu kembali tertidur. "T--tapi, lepasin tangan Afni dulu, sakit, Kak."
Dafa tak melepaskan tangan Afni, cowok itu justru menyelipkan jarinya di tangan Afni, menggenggamnya dengan erat. Perlakuan Dafa membuat Afni panas dingin, apalagi ketika Dafa dengan seenaknya menyenderkan kepala di bahunya. "Eng, rambut Kak Dafa bikin geli! Afni nggak bisa tidur."
"Ck, lo bisa diem nggak!" Dafa menepis tangan kanan Afni yang mencoba mendorong kepalanya. Kemudian semakin mengeratkan genggamannya lalu memejamkan mata.
Hening, Afni mencoba memejamkan mata sambil mengendalikan degupan jantungnya. Tangannya basah keringat. Sementara itu, Dafa kembali membuka mata, mengangkat kepalanya melirik Afni yang memejamkan mata rapat-rapat, keningnya sampai berkerut. Cowok itu mengusap kerutan di dahi Afni dengan tangan kirinya, membuat sang empu kembali membuka mata, reflek menepis tangan Dafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikah Dengan Tetangga✔️
Roman pour AdolescentsIni tentang kehidupan pernikahan kejam antara Dafa dan Afni di umur mereka yang sama mudanya. Berawal dari mengantarkan jas, akhirnya Afni menjadi istri dari seorang Dafa. Bagaimana bisa? Padahal, Dafa esok hari harus menikah dengan kekasihnya. Se...