3. Alden & Alaya

35.2K 3.3K 387
                                    

"Yang, kita mau ke mana dulu?"

"Terserah."

"Coba ih, kalo cewek ditanya jawabnya jangan 'Terserah' kasih kepastian buat kita kaum cowok biar ga bingung gitu."

Alaya menggeleng pelan, tertawa mendapati gerutuan itu. "Ya terserah, Istri kan ngikut sama suami aja."

"Gemes deh Yang, jadi pengen lempar kamu keluar mobil."

"Kalo Kakak lempar aku, entar Kakak jadi duda anak satu keren tuh, Kakak mau gitu?"

"Jangan lah Mah, bisa mati sia-sia aku kalo ga ada kamu," balas Alden dengan wajah takutnya.

Alaya tertawa pelan, mereka baru saja mengantar Haidar dan Alya sekolah. Lalu seusai itu Alden malah mengajaknya pergi jalan-jalan.

Katanya biar kaya pasangan halal jaman sekarang yang ada di Instagram.

Benar-benar, dari dulu Alden memang sering keracunan hal-hal yang sedang viral yang tampil di akun sosmed itu.

"Kita ke hotel aja ya," celetuk Alden.

Alaya menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain?"

"Buat Adik nya Lyly," goda Alden mengerling genit.

"Hais... Mesum mulu sih!" sebal Alaya dengan mata melotot.

"Ya abis aku bingung mau ke mana, dari pada ga jelas mending kita lakuin hal bermanfaat. Dapet pahala tau."

"Ga ya Kak, aku mau ke penjual bubur kacang aja."

"Lahh di mana itu? Aku ga pernah tau tempatnya."

"Aku juga ga pernah tau, hehe... Tapi lagi pengen makan itu."

"Delivery aja kalo ga ketemu, atau beli bahannya sendiri aja, terus kamu buat sendiri. Lebih nikmat."

"Ya udah iya," jawab Alaya.

Alden kembali melajukan mobilnya, menyusuri sepanjang jalan. Berharap ada pedagang bubur kacang yang mangkal.

Panggilan masuk... Panggilan masuk... Panggilan masuk...

"Mah coba cek siapa yang nelpon," pinta Alden masih dengan pandangan fokus ke depan dan sesekali melihat ke sisi jalan.

"Paman, angkat ga?"

"Angkat aja, nanti spiker biar aku bisa denger,"

"Iya."

Terdengar suara grasak-grusuk dari sebrang sana, "Halo?"

"Mau apa?"

"Ck, tidak bisa diajak basa basi sekali kamu," dumel Abdad jengkel.

"Waktu adalah uang," balas Alden tersenyum miring.

"Dasar keponakan nakal,"

"Mau apa si Paman? Aku lagi seneng-seneng sama Istri nih. Ganggu tau!"

Alaya yang berada di samping Alden langsung melayangkan tatapan peringatan agar laki-laki itu tetap bersikap sopan pada sang Paman.

"Nanti malem Paman mau ke rumah kalian, boleh kan?"

"Halah, biasanya juga keluar masuk sesuka hati, ini ada angin apa sampe minta ijin?" sambar Alden menyindir.

"Pokoknya ada deh, udah dulu lagi sibuk," dari sebrang sana Abdad langsung mematikan sambungan telfonnya secara sepihak.

Melihat kelakuan sang Paman membuat Alden berdecak kesal, setelah menikah kelakuan Pamannya itu jadi seperti remaja lagi.

"Nada deringnya pake suara Kakak sendiri ya?"

Alden mengangguk, mencubit pipi Istrinya gemas. "Hahaha... Iya. Keren kan?"

Alden & Alaya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang