Raffasya tidak tau ini tempat apa, namun yang jelas di depan matanya sekarang sebuah ring tinju berdiri kokoh bagai medan peperangan yang kapan saja dapat membuat sekujur badannya luka-luka.
Mengerikan!
Seumur-umur, ia baru pertama kali akan berkelahi dengan sengaja, yang bahkan penantangnya adalah Adik tirinya sendiri, Alden.
Alden itu benar-benar keterlaluan, tidak tanggung-tanggung bahkan Alden langsung menjemputnya ke rumah. Menyeretnya paksa ke dalam mobil, dan sampai lah di tempat ini.
"Woy Kak, ngapain bengong?"
Raffasya gelagapan, menggaruk tengkuknya salah tingkah. "Eum... Lo beneran mau ngajakin gue gulet?"
"Ya bener lah!"
"Emang sejak kapan gue bohong kalo soal Alaya?" Tanya Alden menyeringai."Tega bener lo sama Kakak sendiri."
"Gue kan cuma ngelus rambut Alaya, kenapa malah jadi nyawa gue dalam bahaya?!"Alden terlihat berapi-api. "Itu kesalahan lo, udah tau Alaya punya suami, tangan lo masih aja gatel nyentuh. Mana di depan mata gue sendiri lagi!"
Wajah Raffasya sudah pucat pasi, menelan ludahnya dengan susah payah. "Maafin gue deh, jangan pake acara gelut. Damai aja, please..." Rengek Raffasya menggoyangkan lengan Alden ke kanan dan kiri.
Alden menyentak kesal tangan Raffasya. "Ada syaratnya tapi."
"Apa, apa?"
"Bilang aja, pasti gue kabulin," Jawab Raffasya menggebu-gebu senang, masalah ia pasti akan kalah kalau harus berkelahi dengan Alden yang sejak masa putih abu-abu sudah mendapat acungan jempol dari berbagai kalangan kalau masalah adu otot."Doain supaya anak kedua gue laki-laki," tutur Alden dengan manik mata yang kembali berbinar-binar.
"Gitu doang?" Tanya Raffasya terkejut.
"Mau ga?!"
"Kalo ga, kita langsung duel nih!""Eh, iya gue setuju. Anjir, lo emosian banget!"
"Pasti gue doain, bila perlu satu Minggu full gue sholat hajat," Lanjut Raffasya cepat."Ck, ga usah gaya-gayaan, sholat Fardu lo aja masih bolong-bolong, Kak!"
Bola mata Raffasya memutar malas, melangkah keluar dari sana, diikuti Alden yang juga berjalan tepat di sampingnya.
"Kak, lo pulang sendiri aja ya," ucap Alden sembari memutar-mutar kunci mobilnya.
"Enak aja!"
"Lo yang nyulik gue, lo juga yang harus anterin gue pulang!""Manja banget lo!"
"Bukan persoalan manjanya, masalahnya gue kesini ga bawa ponsel sama dompet. Lo mau Kakak lo klantang-klantung di jalan kaya orang ilang?"
"Ide bagus tuh," seru Alden semangat.
"Soalnya gue masih kesel sama lo!" Tuding Alden kesal, masuk ke dalam mobil, yang juga diikuti oleh Raffasya."Ya elah, gue kan udah minta maaf."
"Lagian lo jadi orang dendam man banget. Padahal kejadiannya udah lewat satu Minggu! Heran gue mah."Alden berdecak sinis, mulai menjalankan mobilnya. "Bahkan sampe lo jadi almarhum, gue bakal tetep inget!"
"Sadis amat, setan!"
"Lo ngatain gue apa?"
"Setan!"
"Oke, kita langsung pulang ke rumah gue."
"Terus gue nya gimana?" Tanya Raffasya nelangsa.
"Entar gue anterin."
Raffasya memekik senang.
![](https://img.wattpad.com/cover/244392571-288-k608164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alden & Alaya 2
RomanceMasih ingat kah kalian pada kami? Kami harap, kalian ingat. Sudah lewat beberapa tahun sejak kisah pertama di ending kan, kini kami datang kembali untuk membalas ke rinduan kalian. Alden yang kian pintar melempar gombalan dan rayuan recehnya dengan...