6. Alden & Alaya

24.8K 3K 483
                                    

"Kak, minta tolong bawa ini ke dapur ya. Nanti aku aja yang nata. Aku mau ke kamar anak-anak dulu."

"Mau ngapain Yang? Mereka juga belum pada pulang, jam pulangnya masih lama malah," tanya Alden sembari menerima kantong belanjaan berukuran besar itu.

"Iya tau, aku mau ngumpulin baju kotor mereka. Mau dicuci."

Kepala Alden mengangguk-angguk mengerti. "Mau dianterin ga?"

"Ga usah, kaya mau ke mana aja akunya," saut Alaya gemas.

Alden tertawa, lalu membalikan badan lebih dulu ke arah dapur dengan tas belanjaan berisi bahan dapur dan cemilan yang tadi mereka beli.

Ibu muda itu memutar gagang pintu kamar putrinya lebih dulu. Saat masuk matanya langsung menemukan dua sosok anak kecil yang tertidur di ranjang dengan nyenyak nya.

"Lho... Ko mereka udah ada di sini? Mana udah pake baju santai lagi," monolog Alaya pelan, membenarkan selimut yang melorot ke bawah.

Biarlah nanti kalau kedua anak kecil itu bangun saja ia akan bertanya. Alaya pun membawa keranjang baju kotor Putrinya lalu kembali keluar dengan langkah pelan. Takut menganggu tidur pulas keduanya.

Alaya juga masuk ke kamar Haidar dan juga kamarnya sendiri. Dirasa semua pakaian kotor telah terkumpul, Alaya berjalan dapur untuk mulai mencuci.

"Hehe... Mah. Aku bisa ko nata bahannya di kulkas dengan rapi," papar Alden cepat ketika mendapati Iatrinya sedang menatapnya.

Pasalnya selama mengenal Alaya, ia tau bahwa perempuan itu selalu bersih dan rapih. Mangka dari itu jangan heran, Alaya tidak akan pernah diam jika melihat barang berserakan sedikitpun.

Bahkan penataan yang menurutnya kurang tepat dapat membuat perempuan itu kembali mengatur ulang tempatnya hingga menurutnya enak dipandang.

Alaya yang rapih dan teratur memang sangat cocok dengan Alden yang semrawut dan susah diatur.

"Coba aku liat," alaya menengok ke dalam kulkas, kepalanya mengangguk pelan.
"Lumayan rapi, makasih ya udah bantu," jawabnya tersenyum manis.

"Sama-sama Mamah..." balas Alden dengan senyum lebarnya. Ada rasa bangga ketika bisa menunjukan pada Alaya kalau ia juga bisa rapih.

Alaya tertawa pelan, mengelus lengan suaminya dengan sayang. "Oh iya, Haidar sama Lyly udah pulang tau."

"Pulang? Yang bener?" tanyanya terkejut.

"Bener, aku aja tau pas masuk kamar Lyly. Mereka lagi tidur."

"Ah masa sih? Bentar, bentar... Aku mau buktiin," serobot Alden langsung berjalan tergesa-gesa.

Pakaian sudah Alaya masukan ke dalam mesin cuci, tinggal tunggu beberapa menit, sembari menunggu Alaya pun mengambil daging dan juga beberapa sayur.

Sepertinya membuat perkedel untuk makan siang akan terasa sangat nikmat.

*

Alden menutup pintu kamar Putrinya dengan gerakan pelan, wajahnya menunjukan rasa bingung yang sangat kentara.

Di dalam pikirannya berputar tentang 'Kenapa keduanya pulang sangat awal?' dan 'Dengan siapa Haidar dan Lyly pulang?'

Kakinya berniat kembali ke arah dapur, berniat membantu Istrinya, sekaligus bermodus ria.

"Alden..."

Kepalanya langsung menoleh, melotot saat melihat satu sosok perempuan yang berdiri di tengah pintu kamar dengan pakaian yang sangat kurang.... Ajar!

Bola mata Alden semakin membesar saat tangan Indah menggenggam pergelangan tangannya, membuatnya langsung menyentak lalu mendorong tubuh saudara tirinya itu jatuh terduduk.

Alden & Alaya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang