Pagi hari yang sangat cerah, secerah senyum Alden yang tak kunjung pudar sejak bangun tidur beberapa menit yang lalu. Bahkan Alden masih menggunakan baju tidur polos berbahan satin berwarna merah maroon dengan penampilan yang masih acak acakan.
"Ayang..."
"Ayo mandi," Alden menatap Alaya yang sedang sibuk mondar mandir di dapur, sedangkan ia duduk di salah satu kursi meja makan."Entar Kak, aku belum selesai masak buat sarapan," Saut Alaya lembut, memberikan senyum singkat, sebelum kembali fokus pada kegiatannya.
Bibir Alden langsung manyun. "Tapi aku mau mandi lho Yang, badan aku lengket. Tadi malem kan abis olah raga keluar keringet sama Ayang."
Mata Alaya langsung melotot, tangannya bergerak mengaduk susu putih dalam gelas, kemudian menyiapkan beberapa roti yang sudah ia beri toping dengan rasa berbeda ke piring, membawanya pada Alden.
"Udah ih jangan buka kartu terus, mending Kakak makan ini dulu buat ganjel perut, Kakak kalo laper rese banget."
Alden mencomot satu roti dengan selai coklat, memakannya lahap, sedangkan Alaya kembali ke dapur.
"Mandi yu Yang, yuu mandi."
"Entar Kak, kalo aku ga selesain sekarang, takutnya anak-anak keburu bangun. Kan mereka mau sekolah, kasian kalo ga sarapan."
Bahu Alden langsung lemas, kepalanya mengangguk pelan. Meminum susu putihnya hingga tersisa setengah. "Iya, iyaa... Mandinya nanti."
"Kalo Kakak mau mandi, duluan juga kan bisa. Masa maunya bareng sama aku terus."
"Ihh ga mau lho, enakkan mandi sama Ayang. Bisa sambil grepe-grepe," Alden langsung terkikik.
Alaya mengelus dada sabar, menuangkan sedikit air ke dalam wajan. Kemudian kembali mengaduknya secara perlahan.
"Ayang..."
"Apa, hmm?" Saut Alaya tersenyum tipis, menatap Alden sebentar sebelum kembali melanjutkan acara memotong sayurnya.
"Ayang, Ayang..."
untuk kesekian kalinya kepala Alaya kembali menoleh, menaikan satu alisnya dengan raut wajah bingung. "Iya Kak, kenapa?"
"I love you..."
Sudut bibir Alaya tertarik ke atas. "I love you to, dear."
Pipi Alden langsung bersemu merah, memasukan seluruh bagian roti ke dalam mulutnya hingga menggembung. "Kalo gini terus, bisa awet muda nih aku Yang..."
Alaya hanya terkekeh pelan sebagai responnya.
"Ayang..." Lagi-lagi Alden memanggil Alaya dengan nada manjanya.
"Iya Kak, kenapa lagi?" Saut Alaya dengan nada lembutnya, entah sudah berapa kali Alden memanggilnya.
"Kan masih pagi nih ya Ayang."
"Terus?"
"Telor dadar sama Arya Saloka juga belum bangun. Jadi kita punya waktu banyak buat ena-"
Alaya langsung menyerobot perkataan Alden dengan pandangan bingungnya. "Telor dadar? Arya Saloka? Mereka siapa?"
"Haidar sama Alya lho Yang, masa gitu aja ga tau ih."
![](https://img.wattpad.com/cover/244392571-288-k608164.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alden & Alaya 2
RomanceMasih ingat kah kalian pada kami? Kami harap, kalian ingat. Sudah lewat beberapa tahun sejak kisah pertama di ending kan, kini kami datang kembali untuk membalas ke rinduan kalian. Alden yang kian pintar melempar gombalan dan rayuan recehnya dengan...