29. Alden & Alaya

21.5K 2.1K 152
                                    

Alden memarkirkan mobilnya, kemudian keluar dengan membawa koper berukuran kecil berwarna hitam. Koper kesukaan Alaya, istri tersayangnya.

Penampilan Alden yang simpel malah membuat orang-orang yang ada di rumah sakit terlihat terpana lantaran baju lengan pendek yang di kenakan Alden sangat ketat hingga menonjolkan dadanya yang keras juga bidang, belum lagi otot tangannya yang sungguh menggoda minta di belai, juga jambang tipisnya yang menyegarkan mata.

Alden menjelma menjadi hot Daddy!

Subuh-subuh tadi Alden memang pulang sebentar ke rumah untuk membawa baju ganti Alaya, sedangkan Haidar dan Alya masih di jaga oleh Bratajaya dan juga Karin di kediaman keduanya.

"Mas, ganteng banget sih," Seorang perempuan dengan tampilan anggun mencolek lengan kiri Alden.

Alden mendelik. "Wajar dong gue ganteng, istri gue aja cantik."

"Yah... Masnya udah punya istri ternyata."

"Anak gue udah dua, nyempil satu, ponakan. Jadi tiga. Mau apa lo?!"

Perempuan itu nampak cemberut. "Kirain aku, masnya bisa di ajak uwu-uwu an kaya di Instagram. Kali aja kita jodoh gitu."

"Noh, uwu-uwu an sama mayat!" Setelah mengatakan itu Alden langsung melengos kan wajahnya tidak peduli, kembali melanjutkan jalannya agar cepat sampai ke ruangan di mana Alaya di rawat.

"Gila, ketus banget tuh cowok. Merinding gue," Gerutu perempuan tadi, langsung ikut melenggang pergi dengan arah yang berlawanan dengan Alden.

*

Disisi lain, Alden sudah duduk di samping ranjang pesakitan Alaya. Menyuapi bubur buatannya, yang ia bawa dari rumah, lantaran tadi malam Alaya tidak mau makan masakan rumah sakit yang katanya tidak enak.

"Makan yang banyak, biar anak kita juga kebagian."

Alaya kembali menerima suapan dari Alden. "Kakak ga makan?"

"Nanti, suapi Ayang dulu."

"Sarapan apa?"

"Nasi goreng campur taburan sosis, sambelnya juga mantep. Aku beli di kedai yang mau perempatan lampu merah."

Bibir Alaya maju, tiba-tiba ia tidak nafsu memakan bubur buatan Alden saat pendengarannya mendengar penjelasan Alden tentang nasi goreng.

"Makannya udah."

"Dikit lagi ini Yang, pokoknya harus habis!"

"Ga mau, mau nasi goreng aja."

Alden melotot. "Kan ga di bolehin sama dokternya. Ayang cuma boleh makan bubur, telor rebus, sayur-sayuran, sama daging tanpa bumbu."

"Tapi mau nasi goreng..." Suara Alaya terdengar parau, siap menangis jika Alden kembali melarangnya.

Alden membuka bungkus nasi gorengnya, kemudian menyuapkannya pada Alaya. "Jangan nangis lagi, aku ga suka."

"Nasi gorengnya enak, buat aku aja."

"Terus aku sarapannya apa?"

Bola mata Alaya mengedip pelan. "Ya udah kongsi."

"Ayang makan dua suap lagi, abis itu udah. Sisanya buat aku."

"Masa aku makannya cuma 5 suap, kan nasi gorengnya isinya banyak!"

"Dibilangin Ayang tuh belum boleh makan ini, jangan bandel, harus nurut!"

Alaya menunduk lesu, ia paling tidak bisa kalau harus melawan Alden. Alden itu kelemahannya.

"Jangan sedih gitu dong, Yang."
"Kalo Ayang udah sembuh, aku janji bakal ajakin kamu beli nasi goreng ini. Kita makan di kedainya."

"Janji?" Alaya menyodorkan jari kelingkingnya.

Alden & Alaya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang