33. Alden & Alaya

18.5K 2.2K 465
                                    

Setelah Alden menghubungi Raffasya untuk datang ke rumah, tidak lama kemudian Raffasya sampai dengan batita laki-laki seumuran Farel yang berada di gendongannya. Mereka tidak hanya datang berdua, tapi juga mengikut sertakan Bratajaya dan Karin.

"Ini mau ngelabrak, apa kondangan?"

Baik Raffasya, Bratajaya maupun Karin mengurungkan niatnya yang semula berniat duduk, ketika kompak menatap ke arah Alden yang kini berkacak pinggang.

"Ngelabrak siapa?" Tanya ketiganya dengan bersamaan.

"Tuh kuyang," Tunjuk Alden pada Jelita yang malah terlihat sangat santai, sembari memainkan kukunya.

"Istri gue ini," Bela Raffasya berniat mengelus rambut Jelita, namun langsung ditepis kasar.
"Kamu kenapa?"

"Ga papah," Jawab Jelita kalem.

"Bentar deh, ko kamu bisa ada di rumah ini?"
"Kan tadi kamu ijin sama akunya mau belanja ke mall. Ko bisa malah di sini?"

"Main lah, emang apa lagi."

"Tapi kan, kamu sama mereka ga akur," Ungkap Raffasya sembari menunjuk ke arah Alden dan Alaya yang juga masih berdiri.

"Jangan banyak tanya deh, pusing aku!"

Raffasya menghela napas. Memberikan batita laki-laki ke Jelita. "Coba kamu gendong Tristan, kayaknya dia mau sama kamu."

"Sama kamu aja lah."

"Kamu ga mau gendong Tristan?"

"Entar aja, kalo sekarang lagi males."

Merasa tidak diinginkan mata bulat batita laki-laki bernama Tristan itu berkaca-kaca, bibirnya bergetar, tangannya menjulur ke arah Alaya.

Alaya yang peka maksud Tristan berniat mengendong batita laki-laki itu, namun Alden langsung menyerobot mengendong Tristan. "Ayang lagi hamil, biar Vampir aku yang gendong."

"Tristan Kak, bukan Vampir," Jelas Alaya geregetan.

"Di ganteng-ganteng serigala, yang namanya Tristan itu Vampir tau Yang," Tutur Alden sok bijak.

"Seenaknya Kakak deh," Pasrah Alaya, tidak mau memperpanjang perdebatan, apa lagi di sini ada Bratajaya dan juga Karin. Karena ia tidak mau membuat keduanya sakit kepala saat mendengarkan omelan Alden.

Alden cengengesan, memasang wajah konyol membuat Tristan yang tadinya terlihat sedih, jadi kembali tertawa menampakan gusinya yang belum ditumbuhi gigi.

"Ngomong-ngomong, tadi lo nelpon gue bilang ada masalah serius, emangnya masalah apa?" Celetuk Raffasya pada Alden.

"Iya, saya yang penasaran sampe ikut ke sini," Tambah Bratajaya mendudukkan bokongnya pada sofa, yang langsung diikuti Karin.

Alden mengarahkan dagunya pada Jelita. "Tuh biang keroknya."

"Istri gue?"
"Emangnya dia ngelakuin apa?"

"Bini lo, kurang obat, jadi jatuhnya sarap," Saut Alden lagi dengan enteng, sama dengan respon Jelita yang juga malah terlihat biasa saja untuk ukuran Istri yang baru saja menggoda suami orang.

"Jelita ga sakit!"

Alden menyeringai melihat respon yang ditunjukan Raffasya. "Lo beneran cinta sama Jelita?"

"Banget, gue cinta sama dia."
"Jelita itu Ibu dari anak gue, perempuan yang bakal jadi satu-satunya di kehidupan gue sampe maut nanti," Balas Raffasya tersenyum lembut ke arah Jelita.

Alden mengangguk-angguk paham. "Kalo gitu, gue ga jadi bilang. Anggep aja tadi gue cuma prank lo."

Alaya tersenyum lembut ke arah Alden, ia bangga pada keputusan Alden yang tidak ingin kalau nantinya jika Raffasya tau kelakuan Jelita mungkin rumah tangga keduanya tidak akan bisa di pertahankan, apa lagi saat melihat bagaimana tulusnya Raffasya mencintai Jelita.

Alden & Alaya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang