7. Alden & Alaya

25.3K 2.9K 392
                                    

"Kalian ko ribut bange-" protes Indah saat pintu sudah terbuka lebar.

"ALDEN!!" teriak Alaya histeris dengan mata melotot saat melihat apa yang dilakukan suaminya.

*

"Lo kan yang udah bikin tangan Putri gue lebam?!" desis Alden sembari mencekik leher Indah kencang.

Indah melotot, berusaha melepaskan cekikan menyakitkan itu.

"Jawab, bangsat!" bentak Alden dengan wajah merah padam.

"Kak! Lepasin," pinta Alaya ngeri, mencoba menenangkan suaminya.

"Ngaku ga lo!" sentak Alden tanpa menghiraukan permohonan Istrinya.

"Le-lepasin..." rintih Indah dengan wajah memerah karena kekurangan oksigen.

Alden menyeringai, semakin mencekik leher itu kencang. "Jawab pertanyaan gue," desisnya marah.

Kepala Indah menggeleng, dengan air mata yang mulai bercucuran keluar.

Melihat itu Alden menyeringai kejam. "Gue ga bakal luluh sama lo bangsat!"

"Kak udah!" teriak Alaya menarik lengan Alden sekuat tenaga. Namun nihil, bahkan badan laki-laki itu tidak bergerak sama sekali, justru tubuhnya yang gelimbung jatuh.

Alden langsung melepas kasar cekikan tangannya pada leher Indah, membuat perempuan itu jatuh terduduk dengan napas memburu.

"Mama maafin, udah buat jatuh," rengek Alden dengan suara anak kecilnya, berbanding terbalik dengan saat berbicara dengan Indah.
"Yang sakit mana?" tanya Alden lagi, memutar badan Istrinya.

"Ga ada yang sakit," ucap Alaya berbohong, bokongnya sungguh sakit menghantam betapa kerasnya keramik lantai.

"Bener? Ga boong kan?"

"Iya," balas Alaya menenangkan.
"Kamu kenapa si Kak? Kaya orang kesurupan tau. Kasian Mbak Indah," omel Alaya membantu Indah duduk di sofa.

Alden melipat tangannya di depan dada, dengan pandangan sengit ke arah saudara tirinya. "Aku cuma bales perbuatan dia ke Lyly."

Ekspresi Alaya tampak tercekat. "Jadi... Yang bikin tangan Putri aku luka itu Mbak?" tanyanya menuntut.

Indah menggelengkan kepalanya pelan. "Bu-Bukan ak-"

"Masih ga mau ngaku, huh?!" sentak Alden mulai tersulut emosi kembali.
"Sekali lagi lo boong, bukan cuma gue cekik, tapi gue tusuk-tusuk tubuh lo pake piso, mau?!"

Sontak saja kepala Indah langsung menggeleng cepat, terisak sekeras-kerasnya. Ternyata Alden yang humor bisa berubah sadis seperti tadi.

"Maafin aku, aku cuma kesel pas Lyly udah buat sandalku basah, hiks..."

Alden berdecak. "Gila lo?! Cuma gara-gara sandal basah aja lo sampe bikin anak kecil nangis. Astaga, manusia macam apa sebenernya yang gue tampung ini?"

Indah masih menangis, sedangkan Alaya malah beringsut menjauh tidak berniat membantu Indah kembali. Padahal menurutnya ia sudah sangat baik terhadap Indah, tapi perempuan itu berani membuat Putrinya terluka.

"Kakak nelpon siapa?" tanya Alaya penasaran saat mendengar bunyi panggilan tersambung yang sengaja dinyalakan spikernya oleh Alden.

"Paman, Mah. Pokoknya besok aku udah ga mau liat Indah ada di rumah ini lagi!" jawabnya tegas.

"Apa-apaan kamu ini Alden? Menganggu orang tidur saja!" sentak suara seorang perempuan di seberang sana, suara Nani.

Senyum miring Alden muncul. Ternyata ponsel Pamannya digenggam oleh Istri barunya itu. "Besok harus pulang!"

Alden & Alaya 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang