Bab 3

20.2K 207 0
                                    

" Kamu kenapa sayang " Ucap Nesya melihat Lisa yang begitu sangat terlihat kegat itu.

" Ngga papa kok, Mi " Tanggap Lisa berusaha menghilangkan rasa panik nya.

Dikta pun datang, dan duduk di samping Lisa serta di depan Nesya. Matanya tak kuat melihat kecantikan serta keseksian Nesya di depan mata nya.

" Yok makan, om laper banget Ta sumpah "

Ketika Nesya mengambil kan makanan untuk Tirta, pemandangan menakjubkan terlihat di mata Dikta payudara yang begitu besar menggelantung dekat di depan nya.

Dikta hanya menahan nafas dan coba melepaskan pandangan nya, belum menyantap makanan aja keringat mengucur deras di sekujur tubuh nya.

Lisa dan Dikta pun terlihat sangat menggemaskan di mata Nesya dan Tirta, ketika mereka berdua yang sama sama mengambil nasi berberangan, mengambil lauk serentak.

Jantung Lisa seperti terpompa dengan cukup deras, ia tak pernah ngelami perasaan yang begitu luas biasa saat diri nya bertemu dengan seorang pria yang ia temui 3 jam yang lalu.

Di tambah kejadian ketika dirinya yang masuk tampa izin di kamar Dikta itu pun membuat hati nya semakin dag dig dug ser.

Makanan pun telah selesai untuk di lahap, Tirta dan Nesya pun izin untuk ke kamar duluan. Dikta dan Lisa pun masih stay di meja makan.

Lisa yang sangat terlihat gugup di hadapan Dikta pun langsung pamit meninggal Dikta namun Dikta memanggil nya.

" Kak, tunggu "

Lisa membalikan badan nya dengan menggenggam handphone di tangan kanan nya.

" Iya ada apa Ta "

" Maafin Dikta ya, atas kejadian tadi "

" Ya seharus nya yang minta maaf itu aku bukan kamu, udah lupain aja ya  "

Dikta ingin mencoba mengeluarkan kata kata pun harus terpotong.

" Iyaudah, besok kita ngobrol lagi sekarang aku mau tidur ngantuk efek kenyangan kamu juga istirhat kan istirahat, good night "

Lisa tak tahan dengan perasaan aneh nya perasaan yang secepat ini muncul tak karuan.

Sedang Dikta terlihat sangat biasa aja, tadi nya terlihat sangat bersalah ketika ia tak sengaja mempertontonkan kejantan nya kepada Lisa. Pun sekarang terobati ketika Lisa sendiri yang mengakui segala kesalahan nya.

******

Ketika Dikta berjalan ke arah kamar nya ia mendengar desahan yang keluar di dalam kamar Nesya dan juga Tirta, melihat sekilas pintu kamar yang terlihat sedikit terbuka.

Ketika, Nesya menghajar habis habisan Tirta yang berada di bawah nya.

Dikta menelan ludah, " Pemandangan apalagi ini, ya ampun " Memejamkan mata nya lalu buru buru menuju kamar nya.

*******

Dikta meletakan tubuh nya di kasur empuk menjadi alas ranjang nya. Memajamkan mata membayangkan sedikit kejadian beberapa menit yang lalu ia melihat sebuah tregedi eksotis pertempuran antara kedus sepasang suami istri. Sampai sampai sebuah lendir keluar begitu saja di ujung alat kemaluan nya.

Sedang Lisa di dalam kamar nya pun tak berhenti henti merasakan perasaan yang aneh timbul menghujam lubuk hati nya. Cinta pada pandangan pertama seakan ia dapat kan. " Rasa apa ini ya tuhan, kenapa jantung ku serasa mau copot ketika Diri ku berada di dekat Dikta, pria yang baru ku temui sore tadi. Pria yang kini sudah menjadi bagian dari keluarga ku dan lalu menjadi adik ku "

Sedang kan Tirta ia tak kuat melawan keganasan istri nya yang menyerang nya secara membabi buta seperti ini, ia tak tahan sampai sampai ia lelah dan tertidur.

Sedangkan Nesya ia meradang melihat suami nya lagi dan lagi tak bisa memuaskan nafsu birahi nya, ia begitu sangat kesal. Suami yang sibuk berkerja dan libur bekerja saat ini. Ekspetasi nya begitu besar, namun suami nya payah sangat payah. Sekali goyang langsung tumbang.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang