Bab 23

9.4K 85 0
                                    

Di kantin sekolah, Dikta dan Justin sedang ingin berbelanja makanan disini. Dikta di lirik oleh tatapan suka dari semua para siswi disana di sebarang sana. Karismatik Dikta terpancar di sudut ruangan kantin sampai Veronica pun melirik.

Wanita populer yang sangat perfect sionis, di idam idamkan oleh semua pria yang bersekolah disini. Namun sayang nya Veronica sangat jual mahal, banyak hati pria yang patah hati serta frustasi mendapatkan dirinya.

Justin yang tau sedari tadi seorang Veronica memandangi sahabat nya dari jarak yang tak lumayan jauh.

Langsung mengadu kepada Justin,
" Kami di liatain tuh, sama cewe yang di sebrang sana. Samperin gih. Dia adalah wanita populer di sekolah ini jarang jarang di ngeliatin cwok. Yang ada dia yang dilihat oleh cwok "

Mata Dikta pun mencari wanita yang dimaksud oleh Justin, ketika pandangan nya tertuju kepada Veronica. Ia pun melambaikan tangan nya menyuruh Dikta menemui dirinya.

Tak pikir panjang Dikta pun berdiri dan menghampiri Veronica.

" Sikat lurd " Cetus Justin, yang sedang menikmati jus jambu nya.

" Permisi " Ucap Dikta sopan meminta ruang untuk duduk.

" Iya silahkan duduk " Veronica mempersilahkan Dikta untuk duduk tepat di hadapan nya.

Veronica terlihat berbisik kepada para teman teman nya yang saat ini sedang menemani dirinya.

" Tinggalin gue sekarang, plis " Lalu para teman teman nya meninggalkan dirinya berdua an dengan Dikta di kantin.

Veronica sedikit agak salting ketika Dikta memandangi dirinya, membuat tangan nya gemetar, baru kali ini Veronica seorang Wanita populer di sekolah elita ini merasa salah tingkah di dekat pria yang baru dua hari masuk kesekolahan ini.

Dikta menjulur kan tangan nya kedepan mengajak berkenalan.

" Kenalin, nama gue Dikta. Kelas sebelas 3 A "

Veronica hanya tersenyum tak bisa berkata apa apa, lirikan mata Dikta membuat nya mati gaya.

Dikta sedikit mencekram tangan Veronica dengan kuat.

" Au" Teriak Veronica tersadar.

" Maaf, kekuatan ya "

Dikta mengelus tangan Veronica yang sakit, dengan lembut.

" Ya ampun melting banget gue, baru pertama kali ini gue. Ngeliat cwok seganteng dia gemes banget " Ucap dalam hati Veronica yang terus memandangi Dikta.

Aduh gawat, ada Lisa yang ingin menuju ke kantin. Dia sangat kesal melihat Dikta memegang Tangan Veronica, Mesra yang tadi nya mau kekantin malah berbelot membatalkan nya.

" Ehh gak papa kok, udah gak sakit. Makasih ya "

Bell sekolah tak mengerti kondisi berdering membuyarkan Dikta dan Veronica yang sedang berduan.

" Aduuh cepat amat sih, gak tau apa lagi berduan juga " Ceplos kesal Veronica.

" Udah, gak usah kesel. Kan bisa ketemu lagi nanti, ya kalo mau "

Mereka yang sama sama berjalan menuju kelas masing-masing. Harus terhenti langkahan nya dengan Veronica memegang tangan Dikta dengan penuh semangat.

" Bener mau ketemuan lagi, dimana? "

" Terserah kamu mau dimana "

" Oke, Dicafe light night ya " Teriak Veronica.

Dikta yang sudah menjauh dari penglihatan nya, hanya memberikan jari jempol nya, ia melempar senyum. Dikta yang tidak tau kelas Veronica, karena pada saat berkenalan Veronica hanya terdiam dan memandangi nya saja.

Veronica sampai kekelas dan duduk di kelas membayangkan nanti ketika dirinya berduan dengan Dikta, bahagia pasti nya. Wajah nya tampa sangat berseri seri tak kunjung pudar.

" Sumpah Jes, gue deg degan banget dekat sama dia. Coba deh loh pegang dada gue. "

Tangan jessica di arah kan kedada Veronica untuk merasakan denyut jantung nya yang berdenyut begitu kencang.

Lisa yang mendengar pengakuan Veronica pun nampak sangat kesal dan cemburu melihat tingkah adik sepupunya yang diam diam ia cintai.

***

Di dalam mobil tidak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut Lisa padahal dari tadi Dikta memberi kan ocehan nya mengenai pelajaran.

Membuang muka menghadap kekaca mobil memperhatikan pengandara lain di sudut jalan.

Dikta merasa bingung dengan tingkah yang di perlihatkan oleh Lisa di dalam mobil.

Sesampai nya di rumah Lisa langsung keluar dari mobil secara terburu buru.

" Kak tunggu kak "

" Lepasin gak tangan nya "

Lisa meronta ketika tangan ia di tangkap oleh Dikta.

" Ada apa kak, kenapa sih kakak seperti itu. Dikta salah apa coba "

Lisa menghiraukan nya dan berlalu langsung menuju kamar nya Dikta tetap mengejar, sesampai nya di depan kamar Lisa menutup pintu sangat kasar.

Nesya yang melihat pertikain ini mendatangi Dikta di depan kamar Lisa.

Hanya menaikan kening nya.

" Gak tau aku tan, dari naik mobil di mobil kak Lisa diam aja. Aku tanya kenapa dia tetap diem padahal aku gak salah apa apa " Jelas Dikta dengan kebingungan nya.

" Astaga kenapa Lisa, yaudah Dikta mending ganti baju dulu nanti kalo kondisi Lisa tenang kita tanya alasan nya "

Dikta menuruti perintah Nesya untuk mengganti pakaian nya.

Dikamar Lisa, Lisa menangis membayangkan semua yang akan terjadi, ia tak mau Dikta dekat-dekat dengan wanita lain, kecuali dirinya.

Pikiran Lisa seakan terbuka ketika ia sadar Dikta hanya lah suadara nya bukan orang lain, yang bisa di jadikan sebagai pacar.

****

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang