Bab 31

8.6K 89 0
                                    

Malam ini quality time Nesya dan Tirta. Tirta mengajak Nesya untuk berkunjung ke rumah Nadeo dan jugaa Mesya. Yang mendapatkan kabar jika Mesya sedang hamil.

Mereka hanya pergi berdua sedang kan Lisa dan Dikta menunggu rumah, mereka tidak berbuat macam macam dirumah. Karena berada di kamar masing masing.

Nesya yang sudah mulai melirik Dikta untuk di jadikan Pengisi Sepi nya, namun ia masih penasaran tentang ketangguhan Dikta. Dalam kesempatan malam ini ia akan menanyakan hal itu kepada Mesya, yang pernah ia lihat bermain gila dengan Dikta.

Mereka mampir dulu di salah satu mall untuk membeli bingkisan untuk di bawa sebagai sebuah hadiah.

Setelah mendapat kan bingkisan itu mereka melanjutkan perjalanan, yang lumayan jauh sih. Berbincangan seada nya, terjadi di dalam mobil.

Akhirnya sampai juga di pelataran rumah mereka, Tirta dan Nesya turun membawa bingkisan itu. Mengetuk pintu sampai beberapa kali tak ada jawaban. Karena mereka datang sudah malam sekitar pukul 22.00

" Iya sebentar " Teriak Nadeo dari dalam. Menghidupkan lampu lampu ruang tamu.

Pintu di buka,

" Hay mas, mbak. Tumben malam malam kesini " Ucap Nadeo, melemparkan kan senyum. Melirik Nesya sedikit.

Mereka berdua sangat lah pandai untuk bersandiwara, meskipun di depan kedua orang pasangan sesungguh nya. Mereka bertingkah seolah tak ada hubungan di belakang nya.

Mempersilahkan masuk dan duduk di ruang tamu.

Ketika Nadeo ingin memanggil Mesya, Nesya menghentikan nya. Biar dia saja lah yang memanggil kata nya. Dan Nadeo menemani Tirta untuk berada di ruang tamu. Mengobrol masalah Bisnis dan lain sebagai nya, mengulik masa lalu mereka berdua, berbicara tentang Dikta keponakan nya yang di tinggal meninggal oleh kedua orang tua nya.

Nesya sampai lah di depan kamar, Mesya yang sedang memberi asi anak nya.

Dengan sapaan dan pemelukan mereka lakukan.

" Ini ada sebuah bingkisan buat kamu, untuk kamu ponakan tante yang menggemas kan " Ucap Nesya, mencubit pipi Migo yang menggemaskan.

" Makasih tante " Ucap Mesya, seakan menirukan suara anak nya.

" Aku denger kabar kamu hamil ya, selamat ya "

" Ia mbak makasih ya, mbak tau dari mana "

" Dari suami mu "

Nesya mengajak berbicara Migo dan mengejak bersenda gurau. Sedangkan Mesya menyediakan minuman untuk Tirta dan juga Nadeo suami nya, menemani ngobrol biar semakin asik.

Setelah itu Mesya kembali ke kamar.

" Mbak, gak mengajak Lisa dan Dikta untuk kemari "

" Mereka lagi  sibuk dengan urusan sekolah nya. Mereka menitip salam aja buat kamu "

Mesya padahal ingin melihat Dikta malam ini dan berharap Dikta untuk ikut bersama mereka. Dikta juga mungkin tidak akan menolak jika di ajak. Tapi sudah lah, sebuah alasan tentang kegiataan sekolah di ucapkan oleh kakak ipar nya.

Migo yang sudah tidur di bawa oleh babysitter nya ke kamar nya.

Nesya menanyakan tentang hubungan Dikta dengan Mesya. Apakah masih terus berlanjut atau kah tidak. Mesya yang ingin ikut bergabung di ruang tamu di tahan.

" Mbak boleh nanyak sesuatu gak sama kamu? "

" Mbak mau nanyak apa nih? Silahkan tanya aja mbak "

" Kamu masih berhubungan dengan Dikta " Menatap lirih.

Kerutan di dahi, Mesya kaget atas pertanyaan yang di berikan oleh Nesya kenapa dia menanyakan tentang hubungan nya dengan Dikta..

" Hmm. Udah gak sih mbak. Emang kenapa mbak tanya soal itu "

" Gak papa, kirain masih "

Mesya tidak ingin terus terang, karena ia takut jika terus terang. Nesya akan menegur Dikta dan mengembalikan Dikta ke kampung halaman nya.

" Ia aku sih rindu sama dia, rasa nyaman ini masih terasa. Aku berharap mbak mengajak dia dateng kesini. Melihat wajah nya sudah mengobati rasa rindu ku. Namun, semua ini harus berakhir kan cinta terlarang gak mungkin berlanjut "

Nesya merasa kesindir tentang hubungan diri nya di belakang Mesya. Berselingkuh dengan Nadeo.

Menghela nafas panjang, " Kamu sampe segitu nya ya. Jatuh cinta kepada Dikta, emang Dikta special apasih. Dia pria dari kampung, polos sopan. Bisa membuat kamu jatuh cinta "

" Menurut ku dia istimewa mbak, dialah pria langkah yang tak ada lagi stock nya di bumi. Mungkin, jika mbak menyadari keistimewaan nya mbak akan jatuh cinta seperti ku. Tapi jangan deh, cukup aku aja ya " Ucap Mesya, tersenyum tipis.

Nesya masih penasaran, dengan ucapan yang di berikan oleh adik nya. Dikta adalah pria istimewa pria langkah di muka bumi.

" Nggak lah dek, dia adalah keponakan mbak sendiri masa mbak jatuh cinta. Ada ada aja kamu. Tapi mbak mohon ya sama kamu untuk menghilang kan rasa cinta kamu ke dia. Demi kebaikan nya. Toh kamu juga udah mau memiliki anak kedua dari Nadeo "

Mesya hanya tersenyum, menanggapi pertanyaan ini. Pertanyaan membuat rasa cinta nya, seperti ada halangan hebat yang ada di depan sana.

Pengakuan Mesya membuat. Nesya semakin penasaran bagaimana dia bisa membuat Mesya menaruh hati padanya.

Jam sudah tidak bersahabat. Malam pun kiat larut. Tirta memutuskan untuk pulang karena besok ia akan, kembali lagi bekerja.

Tidak jadi deh pertanyaan nya soal ketangguhan Dikta. Namun, ia sendiri yang akan mencoba pada waktu yang tepat. Menyuruh Mesya untuk tidak menaruh rasa lagi, malah dia akan mencoba rasa baru untuk Dikta.

" Yaudah mas pulang dulu, kalo kesempatan lagi mas main kerumah kalian. Kalian kalian juga main ke rumah mas " Ucap Tirta meminta izin untuk pulang.

" Pasti nya mas, kita akan main kerumah mas " Ucap Nadeo.

Mereka pun pulang, tampa ada sepatah kata yang di ucapkan oleh pasangan rahasia ini. Hanya melempar senyum seadanya.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang