Bab 10

17.2K 153 0
                                    

Adegan 🔞

Di keesokan hari nya

Waktu sudah menunjukan pukul 6.30 namun Dikta tak tersadarkan diri begitu juga dengan Mesya yang masih tertidur di samping Dikta.

Mesya terbangun ketika dering handphone nya membangunkan nya. Dengan malas malasan ia mengakat telpon begitu terkejut nya ternyata yang menelpon nya adalah Nesya.

Ia menyibahkan selimut yang menitupi dirinya dan juga Dikta. Ia berdiri dan berjalan ke arah toilet agar dengguran yang di ciptakan Dikta tak terdengar.

" Hallo kak "

" Dikta masih di rumah kamu Mey "

" Iya kak, soal nya hujan tadi malam ya aku gak tega dan aku suruh nginep aja disini "

" Oke yaudah deh, kirain kemana aku takut soal nya dia baru tinggal di sini kan "

" Iya nanti aku suruh pulang, dia masih tidur soal nya "

" Yaudah mey gpp biarin dia tidur "

" Oke deh kak "

Sambungan telpon pun terputus dan Mesya kembali menuju ke arah Dikta melihat Dikta masih tertidur. Memandangi Dikta lalu tersenyum

Menggesek gesekan vagina nya pelan pelan. Ia pun mengambil handuk lalu pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

******

Dikta yang sudah tersadar menguap beberapa detik. Ia kaget ketika dirinya berada di kamar, dan melihat badan nya telajang tak memakai sehelai benang pun.

" Aauu, " Masih merasakan sakit di kepala.

" Apa yang terjadi pada ku, siapa yang melakukan ini. Atau jangan jangan tante mesya? Tapi kenapa dia melakukan ini, kenapa diam diam ngalakuin ini sih pas aku tertidur dan aku tak bisa merasakan apa apa "

Dikta mendengar suara germecik air di dalam kamar mandi. Dikta yang merasa diri nya sudah ternoda pun ingin membalas kan hal ini semua.

Mesya pun telah selasai mandi, dan keluar dari kamar mandi. Melihat Dikta yang duduk bersedih di tepi ranjang nya bersandar pada dinding.

" Tante jahat ya, aku masih perjaka tan. Kenapa tante ngelakuin ini sama aku " Dikta bersedih.

Mesya hanya mengigit jari nya, ia salah dan ketauan dengan hal becat nya.

Dikta berdiri dan ingin meninggalkan ranjang kamar menuju pintu keluar.

Mesya yang panik langsung mengikuti Dikta, ia takut jika Dikta mengadu pada kakak nya.

Namun dugaan tak terduga datang ketika Dikta membalikan badan nya dan melemparkan celana serta baju nya.

Ia langsung memangang wajah Mesya dan langsung mencium, mencari lidah mesya untuk bertukar saliva. Dikta seperti sedang kerasukan, ketika ia berhasil menyudutkan Mesya yang sudah terhimpit di ujung ruangan.

Dikta pun langsung melepaskan handuk yang menutupi tubuh Meysa, menciumi leher Meisya memberikan tanda merah disina.

Tubuh Meisya di hempas kan ke atas kasur begitu saja, Mesya nampak kaget atas perlukaan Dikta yang melakukan diri nya seperti orang kerasukan dan haus akan seks.

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang