Dikta serta semua nya yang sudah berkeringat lalu duduk di lantai begitu saja tampa ketercuali Nesya dan Tirta. Tirta yang sangat ngos ngosan, pemandangan indah langsung tersaji ketika keringat Nesya mengucur deras di leher hingga turun di belahan dada nya membuat Dikta yang sepintas melihat menelan ludah.
Nesya yang sangat kegerahan membuka tank top, yang membuat kaitan bra. Payudara yang menjulang ingin meronta keluar di sekapan bra, yang terpaksa menahan payudara besar.
Lisa yang melihat nya kaget, dan menegur ibu nya yang sangat mengumbar aurat di depan Dikta.
" Mami, pake lagi nggak? " Bisik Lisa.
" Gerah sayang "
" Ada Dikta gak malu apa? "
Nesya mendengus, " Dikta kan keluarga kita jadi gak masalah dong, kalo Lisa mau buka ya buka aja Mami gak marah kok "
Lisa yang sangat jengkel lalu membuka kaos yang ia kenakan, seutas bra Lisa kenakan. Lisa itu cantik, sebelas dua belas sama Nesya Mami namun. Kecantikan Lisa harus tersembunyi oleh ketidak kepercayan dia.
Dikta yang asik berseda gurau dengan Tirta yang masih berada di depan rumah dan ingin masuk ke dalam. Di tambah, Nesya dengan melepaskan celana legging nya. Dengan utusan celana shoot pendek berwarna hitam, untung hitam kalo tidak hitam vagina nya terlihat jelas.
Dikta yang menyadari nya bergegas menuju kamar, ia tak mau. Kehilangan kendali ketika melihat pemandangan yang tak lazim untuk di lihat oleh nya.
Sesampai nya di kamar Dikta langsung menuju kamar Mandi. Menghidup kan shower tetap di atas kepala nya. Membayangkan jika Nesya bermain dengan nya, Alangkah indah dan Nikmat nya.
Bayangan Dikta terpecah ketika dirinya teringat dengan Mesya. Dikta menghubungi Mesya namun tak mendapat balasan.
Dikta mengirim sebuah pesan singkat.
" Tan bisa ketemu gak? "
Mesya membalas pesan itu.
" Maaf sayang gak bisa tante lagi sama om Nadeo "
Menjatuhkan handphone nya begitu saja, ia sangat tegang. Ingin melakukan itu, sampai sampai ia tidur terlentang. Dengan Pennis yang menjulang ke atas, Dikta hanya membayangkan serta memejam kan mata.
Nesya yang melintas ke arah kamar nya melewati kamar Dikta yang harus terganggu pandangan nya ketika pintu terbuka sedikit. Pemandangan yang tidak pernah dilihat, yang tidak pernah di duga dan tidak pernah di sadari. Betapa gagah nya pennis Dikta menjulang dengan sangat tegak. Membuat Nesya, menelan ludah dan menggigit jari ingin sekali ia menghampiri Dikta dan mengulumi Pennis nya yang sangat gagah itu.
Namun pandangan nya harus terhenti dengan Lisa yang memanggil nya dari bawah tangga, mengejar berlari untuk menghampiri. Nesya langsung menutup pintu kamar Dikta dengan rapat hingga Dikta tak menyadari.
Lisa hanya membawakan tank top dan celana legging nya yang tertinggal di bawah. Mengganggu saja ketika Lisa masuk ke kamar nya, Nesya masih stay di depan kamar Dikta.
Ia ketagihan dan ingin melihat lagi namun ketika pintu kamar Dikta di buka secara perlahan Dikta tak ada lagi di atas ranjang. Melainkan di toilet untuk membuang hajad nya.
Nesya dengan rasa ingin tau nya, yang kini telah menyadari bahwa keponakan nya tersebut mempunyai apa yang ia mau selama ini.
" Pantesan, Mesya nyaman sama Dikta punya Dikta gede banget gitu " Ucap monolog Nesya membayangkan yang ia lihat tadi dan membandingkan dengan rasa nyaman Mesya.
" Apa yang gede Mi " Cetus Tirta mendengar sedikit ocehan Nesya.
" Migo anak Mesya udah gede dan Papi harus tau Mesya hamil lagi anak kedua. Beruntung nya mereka dua tahun menikah langsung di kasih anak kedua, lah kita udah 18 tahun pernikahan belum di kasih kasih "
Setika Nesya sedih.
" Ya kan udah ada Lisa Mami, bersyukur dong. Oh ya bagaimana kalo kita jenguk mereka "
" Kerumah nya "
" Iya dong Mami , tapi Mami mandi dulu ya "
Ketika Tirta berjalan ke arah kamar mandi, Nesya memikirkan suatu.
" Ini kesempatan aku untuk tanya sama Mesya, seberapa sih tangguh nya Dikta, sampe sampe buat di nyaman. Siapa tau kan Dikta bisa aku coba Nanti nya "
Rencana busuk pun mulai di buat oleh Wanita seksi yang tak di makan usia. Harus nya dia tak usah merencanakan suatu hal apapun jika dia terus terang dan lebih berani untuk Dikta melayani dirinya pun Dikta siap melakukan semua nya yang ia minta.
Namun ini semua masih dalam batas tempo belum mengenai titik terang yang di rasakan nanti nya.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTA ( Sang Pengisi Sepi)
RomanceWarning : 21+ Dikta Sang Pengisi Sepi, membuat tali cinta bersama wanita bersuami. Dia juga memutuskan tali rantai perselingkuhan. Dan dia juga membuat tali asmara bertumbuh tampa sepengetahuan. Wanita manah kah, yang akan menjadi perlabuhan hati S...