Bab 16

12K 114 0
                                    

Pagi hari nya Dikta bangun terlebih dahulu merasakan lengket di area kelamin nya. Menatap wanita yang memberikan ruang untuk menikmati tubuh nya.

Dikta tak membayangkan akan jadi seperti ini, yang dulu hanya halusinasi di pikiran. Sekerang menjadi kenyataan. Ia bisa menumpahkan hawa nafsu nya kepada Meysa yang memberikan tubuh nya untuk dinikmati.

Dikta menyibahkan selimut yang menutupi tubuh nya dan tubuh Mesya yang masih sama sama telanjang.

Ia memakai pakaian nya dan mencium bibir Meysa yang masih nyenyak tertidur.

Mesya terlihat sangat begitu lelah tidur dengan pulas. Dikta tidak tega membangunkan nya untuk pamit. Ia pergi meninggalkan Mesya. Berpamitan pada Kinar Babysitter yang sudah bangun.

" Mbak saya pulang dulu ya "

" Kok buru amat sih den, nyonya tuh masih butuh kehadiran aden " Tahan Kinar.

Dikta hanya tersenyum dan tetap pergi.

*****

Sesampai nya dirumah Dikta yang melihat ruang tamu masih sepi pun beranjak menaiki anak tangga dengan sepoyongan.

Di kamar ia langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan noda lengket yang menempel di sekujur tubuh nya. Mengenakan pakaian ternyaman nya.

Setelah itu ia melangkah ke arah balkon untuk menikmati udara pagi, menghirup nya dengan hidung yang menempel.

Namun, pemandangan tak terduga tersaji ketika Tante Nesya turun dari mobil dan yang membuka kan pintu mobil itu adalah Nadeo.

Menaruh rasa curiga seakan Dikta rasakan.

" Ada hubungan apa mereka berdua, kenapa mereka bisa jalan berbarengan. Mengantarkan Tante Nesya di pagi hari "

Pertanyaan mulai muncul di dalam kepala Dikta, dugaan nya mereka berdua mempunyai hubungan special di belakang ini semua.

Mata seakan tertuju ke arah balkon Dikta langsung masuk kedalam kamar nya, agar ia tak ketauan telah menyaksikan pemandangan yang tak semestinya.

Nesya berjalan dengan sempoyongan badan nya masih terguncang atas alkhohol yang banyak tertelan.

Menuju kamar nya, Dikta lari dan mengintim ketika Nesya melawati kamar nya.

Seakan intuisi harapan yang ia pikir kan tentang bagaimana bisa menikmati keindahan tubuh Tante nya itu sendiri. Seperti Dikta yang bisa menikmati keindahan tubuh Mesya yang di berikan secara cuma cuma.

Nesya masuk kamar, lalu melepaskan hikshiels yang ia kenakan melempar tas nya di atas kasur dan tubuh nya di berbaring kaan ya masih sangat berat untuk tubuh nya melangkah.

Dikta masih penuh tanya ketika ia melihat Nadeo dan Nesya.

****

Kediaman Mesya

Tak lama berselang ketika Dikta pulang datang lah Nadeo.

Kinar yang mengetahui kedatangan Nadeo tuan nya, berlari ke arah kamar tamu untuk membangunkan Mesya yang masih ter lelep tertidur.

Menggoyangkan goyang tubuh Mesya kinar lakukan, memanggil manggil secara panik. Giyar guyur pingguk Mesya di goyangkan.

Mesya pun terbangun dengan kaget,
" Kenaapa, ganggu aja " Dengan Mesya yang masih mencoba mata nya untuk terbuka.

" Tuan, sudah sampai rumah nyonya " Ucap Kinar dengan kepanikan nya.

" Yaudah sih suruh masuk susah aja,  aku capek lemas mau bangun " Mata Mesya mencari keberadaan Dikta, " Dikta mana, udah pergi apa dia " Ucap Mesya dengan kantuk nya.

" Udah Nyonya tadi pagi "

" Ih kesel deh gak bilang bilang dulu kalo mau pergi "

" Dia gak tega mau bilang, udah nyonya bersih lihat tuh leher nyonya kebawah banyak tanda merah nya. Nanti tuan tau gimana "

Mesya pun menuruti kepanikan Kinar dan kembali ke kamar nya untuk membersihkan bercak noda akibat perbuatan Dikta semalam iya lakukan.

Nadeo mengetuk pintu dan kinar membuka kan nya. Menyapa Kinar lalu masuk ke dalam kamar, Nadeo yang sangat kelelahan tak bertanya apa apa tentang Mesya ia langsung tidur di atas ranjang.

Mesya yang sudah selesai membersihkan tubuh nya, ia melihat Nadeo yang sudah sampai lalu pulas tertidur.

Masih berbalut dengan handuk, iya menghampiri Kinar dan bertanya apakah Nadeo menanyakan nya tadi.

" Nar gimana, dia nanyain saya nggak? "

" Nggak nyonya tuan langsung ke kamar aja "

" Oo iyaudah "

Mesya pun langsung kembali ke kamar nya untuk memakai pakaian nya.

Ia berniat untuk pergi kerumah Nesya ya tidak lain untuk bertemu pemuda yang sudah membuat dirinya jatuh cinta.

Meskipun dirinya tak bisa memberikan perlawanan yang cukup berarti namun ia masih berusaha dan bisa melakukan nya. Dikta pun sangat puas.

" Mau kemana nyonya rapih banget " Tegur kinar.

Meysa hanya tersenyum, kinar sudah mengatahui maksudnya.

" Jagain Migo ya nar, aku jalan bentar oke "

" Hati hatii nyonya " Teriak Kinar.

Gini nih namanya jatuh cinta, padahal baru semalam bertemu. Sekarang sudah merasakan Rindu. Wanita seperti Mesya yang di kategorikan wanita galak cuek dan matre harus luluh dengan Dikta masih bocah belasan tahun.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang