Bab 22

9.5K 100 0
                                    

Kabar bahagia menghampiri keluarga Nadeo dan Mesya yang kini mereka akan mempunyai anak kedua, tepat tadi Mesya mengalami mual mual dan Nadeo yang melihat nya dan membawa kan nya ke sebuah dokter kandungan. Dan ternyata benar Mesya telah mengandung anak kedua nya. Usia kandungan masih satu minggu.

Sore hari Dikta yang berniat untuk kerumah Mesya pun hanya dapat mengawasi dan hanya dapat melihat rumah Mesya dari kejauhan. Membuka kaca mobil, untuk mengintip Mesya yang berada di rumah.

Terlihat di sana Mesya yang sedang menggendong  Migo anak pertama nya, sedikit agak curiga dengan mobil yang terpakir di depan pagar rumah nya.

Dikta hanya tersenyum dan hanya melihat nya lalu tak berani untuk turun. Dikta berharap Mesya menghampiri diri nya namun apa Mesya justru menghindar dan menghiraukan nya.

Mesya yang tau di mobil itu keberadaan Dikta yang lagi melihat dirinya pun hanya bisa memandangi Dikta dari balik kaca rumah nya.

" Maafin aku Dikta, aku tidak bisa menemui mu. Aku juga sama seperti menyimpan rasa rindu yang begitu menggebu ingin berjumpa dengan mu. Tapi, semua ini demi kebahagian kamu dan keberlangsungan masa depan ku, ku harap kau mengerti dan melupakan aku " Ujar nya dalam hati, melihat Dikta dari kejauhan.

Dikta pun pergi seketika melihat Mesya yang menghindari dirinya, ia hanya berharap bisa bertemu dengan berbincang dengan Mesya suatu hari nanti.

*****

Nesya yang meredang, menghubungi Nadeo yang tak kunjung memberi kabar pun naik vital.

Ketika Nadeo mengubungi diri nya, telpon.

" Kamu dari mana aja sih, aku mau ketemu, kamu tak memberi kabar. Seperti orang sibuk saja " Cerocos nya di balik telpon

" Iya sayang, kita akan bertemu malam ini di tempat biasa tunggu aku ya " Ucap Nadeo santay.

Sambungan telepon pun terputus, agar Nadeo tak mendapatkan ocehan dari Nesya yang hanya akan membuat kuping nya panas.

Sesampai nya dirumah Dikta yang mau memasukan mobil, Nesya yang akan mengeluarkan mobil. Bunyi klaskson pun bersautan.

*****

Lisa yang melihat Dikta dalam kondisi berjuntai galau ingin menuju ke anak tangga pun meneriaki Dikta.

Dikta menoleh ke arah Lisa dan menghampiri nya disudut ruang tamu bawah, sebuah soffa favorit keluarga ini.

" Ada masalah apa nih cerita dong " Goda Lisa.

Dengan wajah yang galau, " Gak papa kok kak "

" Oh ya kakak mau tanya, kamu kenapa tadi di kelas kamu ramai di kejauhan kamu. Berantam ya? " Tanya Lisa penasaran.

Ternyata Lisa mengetahui kejadian dirinya, tadi yang ingin berantem namun tak jadi. Lisa hanya melihat sepintas lalu pergi.

" Gak berentam kok, salah paham aja tadi " Ucap Dikta darar. Dan ia berlalu menuju kamar.

Lisa pun tak bergeming apa apa. Yang melihat Dikta pergi menuju anak tangga.

****

Nesya telah sampai di lobbi apartemen nya dan ingin memasuki Lift, sesampai nya di lift. Ia di bawa naik ke atas lantai 3 untuk mendapati apartemen nya.

Ia pun membuka kamar apartement yang sudah terbuka. Melihat Nadeo yang terlihat sangat bahagia. Merangkul Nesya dan mencium pipi Nesya dari belakang. Nesya sedikit agak meronta dengan diri nya yang masih kesal oleh perilaku Nadeo yang sangat susah sekali di hubungi.

Nadeo pun duduk di soffa putih di ruang depan.

" Kamu dari mana hah ? Susah banget di hubungin " Cetus Nesya dengan tangan nye berlipat di atas payudara nya.

" Kamu tau gak, Mesya hamil. Aku bahagia banget aku akan mempunyai anak kedua dari nya " Ucap Nadeo bahagia dengan berdiri dan menatap Nesya secara dekat.

Nesya pun kesal lalu mendorong Nadeo terduduk kembali. Naik di pangkuan Nadeo. Melepaskan kaitan kancing, menatap mata Nadeo tajam.

" Kamu bisa memberi anak untuk Mesya tapi tidak untuk aku " Nesya turun dari pangkuan Nadeo yang ia bersedih.

Nadeo berdiri lalu merangkul Nesya dari belakang, " Kamu jangan sedih, takdir sudah ada yang mengatur "

Nesya pun membalik kan badan nya, dering chat pun membuyarkan nya.

Ternyata itu chat dari Mesya.

" Mas aku nyidam, ingin suatu dari kamu. Kamu lagi bekerja ntah dimana, kalo tidak keberatan aku minta pecek Lele. Sekarang "

Nadeo pun menuruti nya dan meninggalkan Nesya . Memberikan pengertian dan berjanji mereka bertemu kembali keesokan hari nya.

Nesya pun mengetujui nya dengan rasa kesal yang begitu mendalam dan Nadeo mengantarkan Nesya untuk pulang.

Nesya harus sadar diri posisi nya dimana sekarang, ia hanya kekasih gelam suami adik nya. Harus ambil resiko kekecewaan jika Mesya membutuhkan sesuatu tentang Nadeo kapan pun.

Tepat di depan gerbang rumah Nesya Nadeo telah sampai, membukakan pintu mobil untuk Neysa keluar.

Tidak ada tanggapan apa apa disana, Nadeo yang terburu buru yang ingin segera mendapatkan pecel lele yang sekarang sangat diinginkan oleh Istri nya.

Namun ada mata di atas balkon sana, mata Dikta melihat kejadian kedua yang akan membuat nya curiga, apakah benar mereka punya hubungan special. Apa justru hanya sebatas mengantar.

Next



DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang