Bab 36

8.1K 90 0
                                    

Keadaan yang gak memungkinkan untuk melakukan perselingkuhan, karena Tirta sudah tiba di rumah. Meskipun rasa ini, ingin menginginkan untuk melakukan lagi tapi hasyrat harus di tahan. Demi kebaikan dan demi keberlangsungan perselingkuhan terus harus di gulirkan.

Jam 7 malam di adakan makan malam bersama, di atas meja makan. Menikmati makanan dengan semestinya, ada kecemburuan yang muncul dari Dikta, melihat Nesya begitu romantis dengan suami nya. Namun apa daya Dikta hanya lah keponakan plus status nya adalah pasangan gelap saja.

Setelah makan malam, Dikta mendapatkan telpon dari Nadeo untuk bertemu malam ini. Kata dia ingin membicarakan hal yang serius. Dikta meminta izin kepada Tirta, dengan alasan untuk kerja kelompok dirumah teman nya. Tirta mengizinkan begitu juga dengan Nesya. Nesya tau bahwa Dikta sangat cemburu oleh diri nya dan suami. Maka dari itu Dikta ingin pergi dari rumah.

****

Di sebuah cafe pertemuan mereka akan berlangsung, Nadeo sudah menunggu dan menanti. Kedatangan Dikta, yang telat. Dikta mencari Nadeo di kerumunan Cafe yang begitu sangat ramai dan membeludak.

Lambaian tangan Nadeo Mengisyaratkan keberadaan nya, Dikta ke arah nya. Nadeo menuruh Dikta untuk duduk. Dikta masih dalam rasa hormat kepada Nadeo, memberi sapaan dan menyalami nya.

" Terima kasih kamu udah mau datang, nemuin Om "

" Iya Om sama sama "

" Maafin Om ya udah selingkuh dengan Tante kamu, Om ngelakuin ini karena terpaksa "

" Maksudnya nya Om ? " Tatapan tak mengerti Dikta.

" Ya Om akan jelaskan semua sama kamu, jadi Om melakukan perselingkuhan ini demi mendapatkan izin soal perhubungan Om dengan Mesya adik nya. Om sangat cinta sama istri Om, Om yang sebagai sopir memendam perasaan dengan Mesya adik Nesya. Om bingung mau ngelakuin apa, terbesit di pikiran Om untuk menghamili Mesya, namun setelah kejadian itu. Nesya seakan menjadi penghalang hubungan Om sama Mesya. Ia melarang jika Om bertanggung jawab atas kehamilan Mesya. Dia memberi persyaratan jika Om, ingin bersama Mesya adik nya. Om harus menjadi pengisi sepi nya " Ucap Nadeo, Lega.

" Ya Om, perjuangan Om sangat lah dramatis untuk mendapatkan Tante Mesya dan sekarang saya Mohon untuk  Om tidak melanjutkan perselingkuhan ini "

" Baik Dikta, Terima kasih. Kamu sudah tau soal perselingkuhan ini dan Om pastikan kan . Om akan menghilang dari kehidupan Nesya dan akan membawa Mesya untuk pergi  "

" Jangan Om, bukan berarti Om melakukan hal ini untuk pergi dari kehidupan Tante Nesya dan keluarga "

Nadeo mengejutkan Dikta, ia berjanji untuk pergi dari kehidupan Nesya.

" Om udah pikir kan hal ini matang matang, jadi demi kebaikan dan demi semua nya Om akan melakukan hal ini "

" Lalu om mau pergi kemana dan kapan? "

" Om akan pergi ke Bandung. Ada tawaran perkerjaan disana, dan kapan nya mungkin 3 hari lagi Om akan pergi kesana "

Dikta menghela nafas panjang, memikirkan anak yang di dalam kandung Mesya adalah anak nya. Dan sekarang ia harus jauh jauh dengan Mesya. Berat, meskipun sudah tak lagi berhubungan namun benih nya sudah tertanam di dalam rahim Mesya. Namun, harus mengikhlaskan demi kebaikan bersama.

" Yaudah Om, Dikta akan mendukung Om. Yang terpenting Om bisa menjaga Tante Mesya dengan baik "

" Terima kasih ya, kamu sudah menjadi penolong Om "

" Iya Om sama sama "

Nadeo tak tau jika peganti nya adalah Dikta, Dikta tak mau memberi tau jika Nesya sudah ada peganti yaitu dirinya. Mangka dari itu Nesya sudah tak mengganggu Nadeo lagi sejak kejadian malam itu. Penjelasan malam ini, sudah sangat jelas. Nadeo mencurahkan isi hati nya serta keresahan nya malam ini. Dikta memahami nya dan mendukung nya, namun, agak sedikit khawatir dengan janin yang sudah tertanam pada Mesya. Dikta, harus merelakan ini semua karena Nadeo lah yang berhak menjadi pendamping Mesya selama nya.

******

Sesampai nya dirumah Nadeo akan memberitahu jika ia akan membawa Mesya ke Bandung, menemani dirinya.

Masuk ke dalam kamar terlihat Mesya sedang mengganti popok Migo anak nya. Nadeo mendekat, Mesya terlihat sangat risih.

" Kenapa sih kamu mas, bisa jauh jauh gak. Gerah tau "

" Ya kenapa aku suami kamu "

" Ya kamu gak liat aku lagi ngapain "

" Lagi sama Migo kan "

" Ya "

Mesya menghiraukan Nadeo lalu ia berdiri mengambil, peralatan bayi.

" Kamu ikut aku ya ke Bandung "

" Gak ah ngapain, aku mau disini aja. Kalo kamu mau ke bandung silahkan aku gak ikut "

Mesya langsung menolak ajakan Nadeo, Nadeo memegang tangan Mesya untuk meminta pengertian menatap matanya.

" Plis, kamu ikut sama aku. Bagaimana pun kamu adalah tanggung jawab aku. Aku gak mau jauh dari kamu dan anak anak aku. Dan aku gak mau janin yang ada di dalam kandungan kamu kenapa kenapa. Dia adalah anak aku, yang akan melihat dunia nanti nya "

Mesya berdiri, membalikan badan nya. Bukan ke arah Nadeo. Melaikan ke arah lain.

" Ini bukan anak kamu mas, ini anak Dikta. Orang yang sudah memberi kan aku sebuah rasa indah selama aku dekat sama dia. Tapi ini demi kebaikan nya " Ucap Mesya dalam hati, ia tak mau jauh dengan Dikta, tapi ini demi kebaikan Dikta ia rela.

" Oke, aku akan ikut kamu "

Langsung saja pancaran, senyuman tergurat di wajah Nadeo. Ia sangat bahagia mendengarkan persetujuan Mesya untuk ikut bersama nya. Nadeo langsung memeluk Mesya, mengucapkan terima kasih atas segala nya. Pelukan romantis seakan buyar ketika. Migo menangis .

" Dia cemburu mas, kamu nih "

" Uluh uluh anak papa "

Seakan keluarga ini kembali harmonis, Nadeo berjanji akan membuat keluarga kecil nya bahagia tak ada rahasia lagi yang harus di tutup tutupi. Lega, semua nya berakhir.

Nadeo yang sudah tertidur di samping anak nya, sedang kan Mesya yang masih membuka mata.

" Aku harus ketemu sama, Dikta meminta pamit kepada nya. Bagaimana pun dia adalah bapak dari kedua ku ini " Ucap Mesya menghelus helus perut nya, memikirkan Dikta.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang