Mata Dikta langsung terpana melihat rumah yang begitu megah mengiasi kedua bola mata nya.
" Ini rumah Om dan kita akan tinggal bersama di rumah ini "
Tirta memperkenal kan hunian nya selama ini, rumah yang ia bangun bertahun-tahun.
Tirta dan Nesya pasangan muda dulunya, Tirta adalah orang yang susah dan sekarang menjadi berhasil berkat kegigihan kerja keras nya, sedangkan Nesya adalah perempuan hebat yang berhasil mendukung serta menemani Tirta dari nol hingga meraih kesuksesan nya yang sekarang ini. Namun kesetian pernikahan mereka harus ternoda akibat rasa sepi yang merasakan rasa Nesya Amelia.
Memiliki rumah dan beberapa mobil serta kolam renang yang mengiasi latar rumah nya.
Dikta pun masuk kedalam rumah, ia semakin terpana menyaksiakan hunian yang begitu megah dan mewah.
Wajar Tirta memiliki rumah semegah ini karena ia seorang kontruksi yang begitu handal. bangunan bangunan pun ia yang hendel. Dari proyek besar hingga kecil, ia lahap tampa pandang bulu yang terpenting ia mendapatkan sebuah uang.
" Ini indah banget, aku bisa liat tanaman di dalam rumah. Ada tingkat nya, kolam renang, kolam ikan di dalam runah ya ampun " Ucap dalam hati Dikta, menyaksikan keindahan tempat tinggal yang akan segera ia tinggali.
" Kalo Dikta ada keperluan apapun bilang ya sama tante, jangan sungkan sungkan loh " Ucap Nesya dengan tersenyum.
" Ia tante siap " Dikta merespons dengan cukup grogi ia hanya menanggapi dengan senyum tipis serta menelan ludah.
" Bener tuh kata tante kamu jangan sungkan, anggep aja kita berdua adalah Papa dan Mama kamu ya, Dikta denger " Cetus Tirta.
" Iya om siap " Ucap Dikta
Dari atas tangga di kejutan dengan kedatangan Lisa, Wanita yang mengenakan kacamata bulat. Serta mengenakan pakaian, yang di bilang agak terbuka. Ia hanya memakai baju tampa celena, panjang selutut tak sampai. Celena pendek yang kalah dengan baju nya yang ia pakai. Ia begitu sangat ceria menyambut kedatangan kedua orang tua nya.
" Mom And Dad, I Miss you? " Sambil Lisa bercipika cipiki peluk lalu lepas menumpah kan rasa rindu yang menggebu. Karena sudah tiga hari tak bertemu.
Sedang Dikta hanya memantung sambil ia menelan ludah, menyaksiakan aurat yang begitu bertebaran di anggota tubuh Lisa.
" Dia siapa Papi dan Mami ? "
" Dia adik kamu, adik baru kamu. Papi minta kamu bimbing dia ya selama kalian kenal "
Lisa tersenyum dan memberikan jari jempol yang menggemaskan, menjulur tangan nya untuk mengajak Dikta berkenalan. Dikta nampak begitu sangat grogi. Saat tangan nya menyentuh seseorang wanita di depan mata nya.
" Lisa "
" Dikta "
" Wow ganteng banget, Papi pernah bilang ia punya ponakan yang berada di kampung, tapi pria kampung kan di kategorikan dengan pria kulit hitam, kumel dekik tapi kok ini ganteng nya gak ada obat, kenapa dia ganteng banget. Coba " Ucap Lisa dalam hati ia langsung terpena atas ketampanan Dikta hari ini.
" Heh, lama banget salaman nya " Tegur Nesya.
Lisa pun langsung kaget dan melepaskan cekraman tangan nya ke tangan Dikta.
" Lis, Mami boleh minta tolong? "
" Iya Mi apa? "
" Lisa anterin, Dikta ya ke kamar yang akan di tempati. Tadi, Mami udah hubungin Mbak Sari untuk beresin dan bersih bersih ke kamar tamu yang terletak di samping kamar kamu. Mami ingin menyiapkan makanan malam " Perintah Nesya kepada Lisa untuk mengantarkan Dikta ke kamar, Lisa pun menuruti nya dengan selalu tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/247127995-288-k353802.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTA ( Sang Pengisi Sepi)
RomanceWarning : 21+ Dikta Sang Pengisi Sepi, membuat tali cinta bersama wanita bersuami. Dia juga memutuskan tali rantai perselingkuhan. Dan dia juga membuat tali asmara bertumbuh tampa sepengetahuan. Wanita manah kah, yang akan menjadi perlabuhan hati S...