Ketukan pintu terdengar di luar kamar nya Nesya masih larut dalam tidur nya, begitu juga dengan Dikta yang sudah nyenyak di samping nya.
" Mam, Mami " Lisa memanggil manggil dan mengetuk pintu nya, tak ada jawaban yang terdengar. Namun, asa Lisa tak surut memanggil manggil.
" Eee 'eeeeh " Dengusan suara Nesya bangun dari tidur nya, mendengar suara berinsik yang terdapat di luar kamar nya. Ia Bergegas bangun dengan tubuh yang lemas, mengingkirkan tangan Dikta yang berada di atas perut nya. Mengambil kain tipis yang menutupi tubuh nya tadi malam. Melangkah kearah pintu untuk membukakan pintu, sesekali ia menguap karena ia masih kondisi setengah sadar.
" Ada apa sayang? " Ucap Nesya pelan. Mata nya sulit untuk terbuka
" Mami, masih tidur ya. Maaf ya Lisa ganggu. Lisa mau minta izin ke Mami, untuk pergi ke Mall untuk beli barang barang peralatan Kemah. Tadi nya sih mau ngajak Mami tapi Mami nya ngantuk banget seperti nya " Ucap Lisa merasa bersalah karena sudah mengganggu Nesya yang sedang tertidur.
" Iya sayang maafin Mami ya gak bisa nganter kamu "
" Iya Mami gak papa, Lisa berangkat ya Mi "
Nesya menahan Lisa ketika Lisa ingin meninggalkan nya.
" Emang acara kemah kamu kapan? " Tanya Nesya, dengan berharap acara sekolahan anak nya berlangsung lama.
" Besok Mi, acara berlangsung 3 hari "
Nesya senang seakan hawa kantuk nya berlalu.
" Mami bahagia ya Lisa gak ada " tatap Lisa sinis melihat Nesya, sumeringah kegirangan.
" Emm nggak kok, Mami justru merasa kesepian kalo gak ada kamu sayang " Nesya mendekat dan memberi pelukan.
Lisa melepaskan pelukan nya dan memberi senyuman tipis " Tenang Mami kan masih ada Dikta. Yaudah deh Lisa pergi dulu ya. Udah di tunggu teman soal nya "
" Yaudah hati hati ya sayang "
Lisa berjalan dengan semangat menuju ke arah anak tangga, Nesya tersenyum bahagia tak ada lagi. Gangguan hubungan nya bersama Dikta. Mulai 3 hari kedepan hubungan nya tak lagi sembunyi, bebas melakukan hubunyan seperti apa saja di rumah nya ini. Mungkin selayak nya seorang Suami dan Istri, mereka lakukan nanti nya. Bulan madu romantis mungkin akan di gelar mereka berdua di rumah ini.
Nesya masuk kembali ke dalam kamar nya, ia beranjak naik ke atas ranjang. Melihat Dikta yang masih pulas dengan tidur nya. Ia tidur di samping Dikta dan memeluk Dikta, dengan hidung yang tak berjarak dan tangan nya memeluk erat perut Dikta.
****
Dikta mendengus kan nafas nya, membuka mata nya secara perlahan. Melebarkan kedua tangan nya. Sampai terkena tubuh Nesya.
" Laper " Gumam Dikta.
Nesya membalas dengan menguap. Dan memejamkan mata kembali.
" Jam berapa sih ini " Gumam Dikta lagi.
" Sayang makan yok, laper " Dikta menggoyang goyong kan tubuh Nesya yang masih lemas untuk terbangun, mengoleskan jari nya ke hidung Nesya. Memecet mecet hidung Nesya mengganggu Nesya untuk terbangun.
" Ngantuk tau ih kamu mah " Gumam Nesya kesal.
" Bangun yuk, laper " Dikta rewel.
" Nanti ah mager, masih lemes. Mending kamu tidur lagi aja, sini peluk aku " Ucap Nesya menarik tangan Dikta untuk memeluk tubuh nya.
Dikta mencium pipi Nesya beberapa kali, memaksa nya untuk terbangun.
Rambut Nesya yang acak acakan, ia menggaruk rambut nya. Ia duduk dan terbangun bersama Dikta di tepi ranjang.
" Kak Lisa mana? Tumben dia gak ganggu "
" Hmmmm dia lagi ada urusan "
" Bagus lah "
" 3 harii dia ninggalin kita dan artinya kita bisa, dengan bebas berhubungan tampa ada halangan " Nesya memandangan Dikta dengan tersenyum lemas.
" Iya sayang "
" Yaudah gih sana mandi, abis itu kita makan "
" Oke deh " Dikta berdiri dan melangkah ke arah pintu keluar kamar Nesya.
" Sayang, ( dikta menengok) gak mandi bareng aja " Ajak Nesya manja.
" Aku mau BAB sayang "
Nesya seakan kesel dengan wajah yang cemberut, mendengar Dikta yang mau melakukan tugas nya di panggil oleh Alam. Berjalan ke arah kamar mandi dengan sempoyongan, membasahi tubuh nya dan mengoles ngoleskan beberapa sabun. Dan shower di hidup kan di atas kepala nya.
Selesai mandi Nesya memakai handuk ketika ia ingin keluar ia melihat, bathup imajinasi nya seakan keluar. Membayangkan bahwa dirinya melakukan adegan romantis disana.
Nesya hanya memakai lengerie dan celana dalam G string ia melangkah keluar dari kamar nya, Dikta pun keluar dari kamar nya. Mereka saling bersaut sautan senyuman.
" Gendong " Pinta Nesya.
Dikta pun menuruti kemauan nya membungkuk kan badan nya, dan Nesya menaiki pundak nya. Menggendong Nesya menuruni anak tangga satu demi satu. Dan menjatuhkan nya ke soffa tempat biasa mereka berbincang.
" Ternyata kamu berat banget ya sayang "
" Yaudah nanti aku diet "
" Nggak, cukup segitu aja "
" Hmmm "
Nesya mencium bibir Dikta dan berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan makanan. Nesya yang sibuk memasak beberapa menu kesukan Dikta.
" Mau aku bantuin ga " Teriak Dikta dari Sofa.
" Nggak usah sayang, kamu disitu aja " Saut Nesya.
Tak lama berselang sebuah nasi goreng di hidangkan, Dikta dan Nesya melahap Nasi goreng itu. Nasi goreng buatan Nesya sangat enak Dikta sangat suka melahap nya.
Nesya dengan sponton menyuapi Dikta dengan harmonis, Dikta menyambut nya dengan lahap. Mereka saling memandang saling suap suapan.
Ketika Nesya akan menyuapi dikta untuk beberapa kali, Lisa datang dengan tadi nya bahagia malah justru kaget melihat keromantisan mereka.
" Hey " Ucap Lisa agak canggung.
" Sini kak gabung makan enak banget masakan Tante, serius gak bohong " Dikta berdiri dan mencengkeram bahu Lisa untuk mengarahkan ke meja makan. Lisa yang mematung kaget. Melihat Dikta dan Nesya, semesra pasangan. Teringan ingan kaget.
Dikta yang bersemangat mengalihkan pemikiran Lisa tentang dirinya dan Ibunya bersemangat untuk menyuapi nya Lisa agak sedikit canggung menerima suapan demi suapan yang di berikan oleh Dikta.
Ketika Lisa tersedak Dikta langsung mengambil kan nya minum. Lisa seakan melupakan kejadian tadi. Ia menikmati nya ketika Dikta menyuapi dirinya.
Next
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKTA ( Sang Pengisi Sepi)
RomanceWarning : 21+ Dikta Sang Pengisi Sepi, membuat tali cinta bersama wanita bersuami. Dia juga memutuskan tali rantai perselingkuhan. Dan dia juga membuat tali asmara bertumbuh tampa sepengetahuan. Wanita manah kah, yang akan menjadi perlabuhan hati S...