Bab 40

8.7K 105 0
                                    


Dikta merangkak ke atas tubuh Nesya, menindih nya kedua payudara nya seakan menahan semuanya. Ia langsung melumat bibir bawah Nesya, dan langsung bertukar saliva, air liur menjadi satu. Saling menyedot dengan sangat haus nya, Dikta berbisik.

" Mana yang harus aku pijet sayang " Cetus Dikta, dengan melempar senyuman nya.

" Semua nya sayang, ahhhhh " .

Tangan Dikta meremas remas kedua bola besar yang terletak di dada Nesya, Memelintirkan Lidah nya. Menghisap seperti bayi besar yang lagi menggauli tubuh ibu nya. Lidah nya naik memberi tanda merah, di sekitar leher hingga skitar puting.

" Aahhh sttttt Dikta aauuuu " Desaah Nesya pasrah, melihat keponakan nya sedang menikmati tubuh nya.

" Aku suka dengan tubuh mu sayang ku " Goda Dikta dengan penuh Nafsu.

Nesya menggeliat dengan sangat Nikmat, merasakan sentuhan Lidah Dikta, menyentuh area sensitif nya. Sekekarang menuju ke arah Bawah Area Sentif yang paling berbahaya yang terletak disana. Dari dalam mulut leher, atas payudara hingga puting atas perut. Dikta julur kan penuh nafsu.

Hingga berada di titik paling utama di tuju oleh ia sebuah selangkangan indah, di sibah kan saja celana dalam berwarna merah jambu. Langsung ia jilati saja, mulut Vagina Nesya yang cenat cenut itu. Selangkangan Nesya di buka lebar oleh Dikta.

" Stttttss aaaaaaaah " Desah Nesya, meremas Kedua payudara nya dan mengigit bibir bawah nya. Kaki nya tak mau berhenti bergerak. Ia begitu menggeliat.

Dikta mulai iseng disini, memasukan ketiga jari nya ke dalam Vagina Nesya, dengan masuk kan lalu di keluarkan lalu di jilati oleh nya. Ketiga jari itu di masuk lalu di keluar kan secara cepat membuat Nesya.

" Aaaaaaah sstttss ahaahaaha Dikta, kamu nakal auuauu " Jerit Desaah Nesya.

Sampai sampai Nesya berogasme sejak dini akibat jari jari nakal Dikta itu, Dikta tak memberikan ruang langsung saja ia tindih tubuh Nesya, langsung di arahkan nya Pennis menghujam Vagina Nesya dengan sangat menghantam. Vagina Nesya memberi perlawanan dengan cengkraman yang begitu erat.

Ranjang seakan terguncang dengan gempa di produksi oleh kedua nya, sambil mengulumi bibir Nesya, dengan terus memberi pompaan terhadap laju pinggul dan menjalan kan busur panah tumpul nya. Menghujam Vagina Nesya.

" Aaaaaaah auaauauuaa aaaaaaah " Mulut Nesya tak berhenti untuk tertutup, terbuka dengan sendiri nya ketika letutap demi letupan menghiasi Vagina nya.

" Sayang kamu begitu luar biasa " Cetus Nesya dengan suara bergetar dan terbata bata, ketika genjotan di terima di atas tubuh nya.

" Iya sayang kamu seksi banget auuu aku mau keluar nih " Cetus Dikta memberi tau. Nafas nya juga sudah sangat tak beraturan. Keringat seakan menggelinang di atas tubuh nya.

" Aaauh " Breeeek " Srreeeer " Lemes langsung Dikta Terima, dengan dirinya memasukan semburan sperma nya di dalam rahim Nesya. Mereka masih berciuman, bertukar air liur disana. Dengan keringat sudah menjadi satu padu.

" Coba sejak dulu kamu menghiasi hidup ku oouh sayang aaaah "

Babak kedua seakan berlangsung tak terduga, ketika Mereka masih dalam posisi tertidur Nesya berbalik ke arah membelangi Dikta, Dikta mengakat Kaki nya langsung menghujam pennis nya kembali.

" Auuuuh ahahahha aaaaaah " Desah demi desah rintih demi rintih. Dilontarkan malam ini, begitu sangat ganas nya Dikta malam ini perlawanan sengit juga Sama sama mereka pertontonkan.

Hingga pada akhirnya mereka amburuk, dengan Dikta yang sangat lemas. Begitu juga Nesya dengan kulit wajah berwarna putih menjadi merah. Nafas yang memburu menghiasi kedua nya, semua nya sudah tertumpah malam ini. Tak ada lagi gangguan. Hingga gangguan itu datang.

Kamar yang kedap udara karena sudah di kunci tadi, kemungkinan siapa saja yang di luar tidak lagi mendengar suara yang timbul di dalam nya.

Dikta sudah tertidur pulas dengan membawa kenikmatan, sedang Nesya merasakan Vagina nya mengalami nyeri, masih terbangun menatap wajah Dikta yang begitu menggemaskan. Pria perkasa yang membuat tubuh nya hancur berantakan.

Ketukan pintu, membuyarkan Mata Neysa mandangi Dikta.

" Mami, Mami " Teriak Lisa.

Nesya dengan tenang menutupi Dikta dengan selimut dan mengambil kain nipis yang menutupi nya tadi.

" Ada apa sayang? " Tanya Nesya melihat Lisa di tepat di hadapan nya.

" Aku boleh gak? Tidur sama mami. Soal nya tadi Lisa mimpi buruk "

" Aduh kagat Dikta kan lagi di dalam " Ucap dalam hati Nesya.

" Hmm, gimana kalo Mami aja yang tidur di kamar kamu "

" Yaudah deh hayuk "

Lisa langsung menarik Nesya yang masih terkontaminasi dengan hubungan Sexs nya, meninggalkan Dikta yang masih tertidur di kamar nya. Menemani Lisa tidur di kamar nya.

Hingga pagi menyambut Dikta kaget meraba raba dengan tangan nya tidak ada kekasih gelap nya disana, mencari di toilet tidak ada juga.

Nesya yang terbangun terlebih dahulu merasakan badan nya, sangat remuk sakit di semua bidang. Ia teringat dengan Dikta yang di tinggal di kamar nya.

" Apa dia udah bangun ya, tapi hari ini kan hari libur gak mungkin dia. Bangun secepat ini " Nesya menyibah kan selimut nya dan berjalan ke arah kamar nya.

Dikta yang ingin keluar Nesya yang ingin masuk, harus berbenturan Dikta yang menarik harus terdorong pintu nya dengan kuat. Karena Nesya terburu buru.

" Kamu gak papa kan sayang " Ucap Nesya khawatir dan menghelus helus kening Dikta, yang tampak benjol.

Dikta yang kesakitan di bawa ke atas ranjang kembali, di beri obat p3 K.

Nesya mengobati nya dengan telaten, Dikta yang iseng melepaskan kain putih itu yang melilit tubuh Nesya.

" Ih kamu mah nakal " Ingin mengenakan kain itu.

" Aku mohon jangan di pake lagi, aku mau melihat tubuh indah kamu dengan jelas sayang " Goda Dikta.

Dikta mendekat dan menghelus helus Vagina Nesya, melumat bibir nya dan melakukan hubungan intim kembali. Morning sex terjadi hingga beberapa jam. Tubuh Nesya yang seakan retak terlupakan begitu juga benjolan di kening Dikta.

Next

DIKTA ( Sang Pengisi Sepi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang